Puti Guntur Soekarno dan Puan Maharani

Kiprah Dua Cucu Bung Karno

Puti Guntur Soekarno dan Puan Maharani. (Foto: CoWasJP.Com)

COWASJP.COM – Berapa banyak cucu Bung Karno? Sudahlah. Itu pertanyaan yang tidak perlu dijawab. Bukan karena tidak bisa dijawab. Sebabnya lebih karena Bung Karno memang memiliki istri lebih dari satu. Ada yang menderetkan sembilan nama, ada yang memajang lebih dari sembilan nama. 

Berapa pun jumlah bilangan cucu Sang Proklamator, kita layak menyorot dua nama berikut ini: Puti Guntur Soekarno dan Puan Maharani. Puti adalah anak Guntur Soekarnoputra. Sedangkan Puan adalah anak Megawati Soekarnoputri.

Mereka sama-sama terjun ke gelanggang politik. Parpol tempat mereka berkiprah adalah PDI Perjuangan. Puti kini duduk di DPR RI Komisi X (periode kedua), sedangkan Puan adalah Menko Pemberdayaan Manusia dan Kebudayaan (PMK). Puti tidak duduk di strukural partai, sedangkan Puan memegang jabatan Ketua Bidang Politik dan Keamanan.

Jika menyandingkan nama Puti dan Puan dari segi popularitas, tentu saja Puan jauh lebih terkenal. Publik sepertinya dengan mudah menebak, bahwa Megawati Soekarnoputri memberi jalan lebar bagi karier politik Puan. Puankah yang akan digadang menggantikan Mega memimpin kemudi partai banteng moncong putih ke depan?

Puan yang sarjana komunikasi UI kelahiran tahun 1973, banyak menerima gemblengan politik dari sang ayah (almarum) Taifiq Kiemas. Selain, tentu saja, dari ibunya, Megawati. Ketika duduk di DPR periode yang lalu, ia bahkan dipercaya menjadi Ketua Fraksi.

Sedangkan Puti, ia adalah mutiara terpendam. Gemblengan ilmu politik, wabil khusus ilmu Sukarnoisme, didapat langsung dari sang ayah, Guntur Soekarnoputra. Mas Tok, panggilan akrab Guntur, tidak segan-segan mencekoki Puti buku-buku karya sang kakek. Bukan hanya itu, dalam kesempatan lain, Guntur –tanpa diminta—menjabarkan makna ajaran bapaknya kepada Puti secara lisan dan tertulis.

Sarjana FISIP UI kelahiran 1971 itu, mengamalkan ajaran sang kakek dalam kapasitas yang dimilikinya. Tanpa banyak eksposur media, Puti diundang sebuah universitas di Jepang untuk bicara tentang Pancasila, ideologi yang digali oleh sang kakek. Bahkan, akhir tahun 2016 ini, perguruan tinggi yang sama, kembali mengundang Puti untuk berbicara dalam sebuah forum panel. Bahkan, seorang gubernur di Jepang pun melayangkan undangan khusus kepadanya.

\Kiprah mendunia yang tidak banyak diketahui orang. Puti pun tampaknya tidak terlalu risau dengan hal itu. Termasuk, ketika ia memperjuangkan hak-hak sekelompok anak di daerah pemilihannya, yang terancam tidak bisa sekolah karena status kegamaannya. Puti bolak-balik ke daerah Kuningan, Caimis, Banjar untuk melakukan tatap muka dengan konstituen, sekaligus melakukan advokasi kepada anak-anak negeri yang terlanggar hak konstitusinya untuk mendapatkan pendidikan yang layak.

Bukan hanya itu, Puti terlihat sangat concern terhadap aspek kebudayaan dan pendidikan (sesuai bidang tugasnya di Komisi X DPR RI). Ia melakukan penelitian terhadap budaya ronggeng gunung di Ciamis. Kemudian, membuat kajian atas satu komunitas pedalaman di Dapilnya. Seperti kakeknya, Puti pun getol menulis.

Calon pemimpin dilihat dari dedikasi dan karya nyata. Nah, Puti dan Puan adalah dua cucu Bung Karno yang sedang ada di panggung politik negeri. Jika Anda seorang nasionalis, terlebih pengagum Bung Karno, simak saja gemulai langkah dan sepak terjang mereka. Bisa jadi, mereka dengan topangan partai politik yang menaunginya, akan menjadi calon pemimpin di negeri ini. ***

Pewarta :
Editor :
Sumber :

Komentar Anda