Tour Pertama Para Janda JP (4)

Nyonya Elman: Jan-jane Iki Acara Opo To?

Nyonya Elman (paling kanan), orangnya pendiam tapi baik dan murah senyum seperti almarhum suaminya. (Foto: CoWasJP)

COWASJP.COMBANYAK pelajaran berharga yang bisa dipetik oleh Para Warakawuri (Janda Pahlawan) JP dalam Tour Pertama ke Jateng & DIY 3 – 6 Oktober 2017. Baru kali ini mereka mengalami rasa kebersamaan dalam keluarga besar Cowas JP. Melakoni tour yang tak terbayangkan sebelumnya. Seperti mimpi.

Memang, durasi tour hanya 4 hari, namun Nyonya Elman dan kawan-kawan langsung kompak menyatu. Rasanya seperti sudah kenal lama, padahal sebagian besar tak pernah bertemu sebelumnya. Hanya Nyonya Elman dan Nyonya Eko Prayogo yang sering bertemu karena mereka bertetangga di Griya Kebraon, Surabaya.

Seumur-umur baru kali ini mereka Dijamu Pangdam V Brawijaya Mayjen TNI Kustanto Widiatmoko dan Pangdam IV Diponegoro Mayjen TNI Tatang Sulaiman. Dijamu manajer Jamkrindo Jatim, manajer BRI Semarang, manajer PLN Jateng dan Semarang. Disambut para perwira menengah utusan Pangdam IV Diponegoro di ruang kedatangan VIP Bandara Ahmad Yani, Semarang. Kemudian dijamu makan siang oleh Bapak Zauron, Wakil Pemimpin BRI Wilayah Semarang

Usai offroad di lava Merapi, 4 Oktober malam Warakawuri JP dijamu makan oleh Pemimpin BRI Wilayah Yogyakarta Pak Andik Eko Putro di Resto Jimbaran. Tapi karena mendadak beliau ke Jakarta, maka Pak Andik menugaskan Wakilnya, yaitu Pak Ukon Hendartono yang menerima Para Warakawuri JP di Resto Jimbaran. Wouuw .... nikmat banget hidangannya.

Mengapa semua itu bisa terjadi? Mereka yang bukan siapa-siapa dijamu oleh para pejabat dan dua Pangdam?

Pertanyaan ini rupanya terus mengapung-apung di pikiran Nyonya Elman sampai pulang kembali ke Surabaya 6 Oktober malam lalu. Akhirnya, tak tahan juga Nyonya Elman (nama aslinya Surti Hastanti) untuk mencari jawabannya. Maka, Selasa 10 Oktober 2017 pukul 12.57 beliau mengungkapkannya lewat WA Grup Warakawuri JP. 

INILAH POSTINGAN NYONYA ELMAN:

Di awal kita ditawarin Pak Slamet (Oerip Prihadi) untuk bergabung memenuhi undangan safari tour yang disponsori oleh Pak Aqua, jelas senang. Saya akan bertemu dengan ibu-ibu yang suaminya adalah teman suami saya. Sak umur-umur jadi istri orang Jawa Pos nggak pernah ada acara seperti ini.

Paling orang-orang JP yang diajak plesir ke luar negeri tanpa ngajak istri . Maka, waktu diajak Tour ke Jateng dan DI Yogyakarta oleh Pak Aqua, seneng banget. Tapi kita kepo (pingin tahu, red). Jan-jane iki acara opo to kok sampe pejabat-pejabat selevel Pangdam bersedia menjamu kita? (Sebenarnya ini acara apa sih koq sampai pejabat-pejabat selevel Pangdam menjamu kita?).

Hehehehe sampai sekarang ya masih tetep kepo, meski diiringi ucapan Alhamdulillah. Di Tour Pertama dengan mengajak 7 ibu janda pejuang ini bukan kebetulan. Sejak dulu dalam Islam angka 7 sangat istimewa.

Al Fatihah yang disebut umul Qur'an ada 7 ayat. Kita kalau umroh di Mekkah tawaf 7 kaliputaran dan Sa'i 7 kali. Ada 7 hal yang pahalanya terus mengalir. Dan masih banyak  angka 7 yang istimewa.

Semoga dengan diawali dengan angka istimewa ini kita mendapat keberkahan dan kebaikan ... Aamiin Aamiin Allohumma Aamiin. Pangapunten jika ada salah tulis.

nyonya-elman1JZl2B.jpg

DAFTAR NAMA PESERTA TOUR

1. Wiwik Julianti (Ny Masduki)

2. Sri Wahyuni (Ny Mesran)

3. Suciati (Ny Eko Prayogo)

4. Surti Hastanti (Ny Elman)

5. Diyah Kusumawati SE (Ny Kholili Indro)

6. Yuliana Nanik Pujiati (Ny Bambang Petruk)

7. Sumi Hartutik (Ny Rais)

Catatan: Sebenarnya ada 12 Warakawuri JP yang akan ikut, tapi yang 5 berhalangan. Yaitu:

1.Nyonya Sholihin Hidayat karena sakit.

2.Nyonya Dharma Dewangga sakit. 

3.Nyonya Yasin sakit.

4.Nyonya Sunarto sakit (vertigo berat).

5.Nyonya Sugeng Irianto tidak bisa meninggalkan cucunya.

*
Pertanyaan Nyonya Elman harus dijawab. Saya yang menjawabnya lewat postingan di WA Warakawuri JP juga.

Inilah jawaban saya (setelah berbincang dengan Mas Aqua):

Ini berkat rahmat Allah yang dikaruniakan kepada Mas Aqua Dwipayana. Inilah hasil konsistensi Mas Aqua dalam menjalin silaturahim dengan semua golongan dan kalangan. Tak peduli rakyat kecil sekali pun. Mas Aqua adalah Motivator TNI dan Polri. Beliau kenal sangat baik dengan sejumlah Jenderal. Dan, perkenalan itu dirintis sejak para Jenderal itu masih berpangkat Mayor atau Letnan Kolonel.

Setiap kali Mas Aqua diundang jadi motivator di jajaran Kodam dan Mabes AD, Mas Aqua tidak mau dibayar. Gratis tis. Begitu pula di jajaran Polri. “Saya tidak pernah meminta uang sepeser pun kepada para petinggi TNI dan Polri. Inilah salah satu kunci untuk menjalin persaudaraan yang tulus. Semua yang kita lakukan harus tulus dan ikhlas,” kata Aqua Dwipayana kepada penulis.

“Saya tahu persis bahwa pribadi Pangdam V Brawijaya (Mayjen TNI Kustanto Widiatmoko) dan Pangdam IV Diponegoro (Mayjen TNI Tatang Sulaiman) sangat baik dan rendah hati. Kedua beliau sehati dengan saya. Kalau saya mengajak Warakawuri JP menghadap, kedua beliau tahu bahwa saya mengajak berbuat kebaikan. Dan, saya yakin kedua beliau dengan senang hati berbuat kebaikan.

nyonya-elman2hUa0F.jpg

Itulah sebabnya kedua beliau menyambut dengan sangat baik Para Warakawuri JP,” lanjut Mas Aqua Dwipayana. “Memang, tidak semuanya sebaik Pak Kustanto dan Pak Tatang. Ada yang berubah setelah pangkatnya naik jadi jenderal. Begitulah manusia, tidak semuanya sama.”

Sahabat-sahabat Mas Aqua di berbagai lini. Sampai kalangan pimpinan PLN, BRI.Garuda, Sriwijaya Air, para pengusaha besar dan lain-lain. Kalangan bawah pun banyak, bahkan ada yang sudah di-Umroh-kan. Tahun ini (2017) Mas Aqua telah memberangkatkan Umroh 35 sahabat-sahabatnya dengan biaya sekitar Rp 1 miliar. Tahun depan (2018) beliau juga akan meng-Umroh-kan sekitar 35 sahabat lainnya.

Jadi, berkat power of silaturahim yang dijalin Mas Aqua bertahun-tahunlah semua bisa terjadi. Mas Aqua memanggil Pangdam V Brawijaya Mayjen TNI Kustanto Widiatmoko dengan Mas Kustanto. Ini menunjukkan bahwa perkenalan mereka sudah di tingkat bersaudara. Sangat akrab.

Mas Aqua berharap 7 Warakawuri JP ini menjadi tim inti. Semoga ke depan para Warakawuri JP yang belum terlacak bisa ditemukan alamatnya dan bergabung. Berkembang, kompak bersatu, dan bermanfaat.  

Setelah dijelaskan, Nyonya Elman merasa plong. Pertanyaannya telah terjawab tuntas dan paham apa sebenarnya yang telah terjadi 3 – 6 Oktober lalu. (*)

Pewarta :
Editor :
Sumber :

Komentar Anda