Tafakur Ramadhan (16)

Mentadaburi Hikmah Al qur'an

ILUSTRASI: Foto istimewa

COWASJP.COMSEGALA ungkapan rasa syukur kita sampaikan kepada Allah yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang. Atas kepemurahan-Nya, hari ini kita memasuki Ramadan hari ke-16. Sudah lebih dari separo puasa yang kita jalani. InsyaAllah, telah terasa dampaknya pada kesehatan kita dan pada kehalusan serta ketajaman radar jiwa kita. Semoga terus meningkat sampai akhir Ramadan.

Bulan Ramadan adalah bulan Al Qur’an. Itulah sebabnya sepanjang Ramadan ini umat Islam seperti berlomba-lomba membaca Al Qur’an. Setiap hari: di waktu pagi, siang, sore dan malam, kita temui orang-orang yang begitu tekun membaca kitab suci itu. Mulai dari yang sekadar bertilawah dengan cara baca yang benar dan lagu yang merdu, berqiro’ah dengan berusaha memahami maknanya, sampai kepada yang bertadarus dengan cara mengeksplorasi kandungan hikmahnya yang sangat mendalam.

Semua itu dikarenakan Firman Allah di dalam Qs. 2: 185 ~ “Bulan Ramadan, (adalah) bulan yang di dalamnya DITURUNKAN Al Quran sebagai PETUNJUK bagi manusia. Dan (berisi) penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu serta pembeda. MAKA, barangsiapa di antara kamu hadir di bulan itu, hendaklah ia BERPUASA di dalamnya…”.

Ayat ini menunjukkan bahwa ‘penyebab’ turunnya perintah berpuasa di bulan Ramadan bukanlah soal ‘kesehatan’ dan ‘ketakwaan’. Karena, ‘agar sehat’ dan ’agar bertakwa’ itu sesungguhnya bukanlah penyebab. Melainkan ‘akibat’ semata. Kalau kita menjalankan puasa dengan baik dan benar, akibatnya tubuh kita bakal sehat dan jiwa kita menjadi bertakwa.

Penyebab perintah berpuasa menurut ayat di atas adalah: dikarenakan turunnya Al Quran sebagai petunjuk. Ya, dikarenakan di bulan Ramadan ini Allah menurunkan petunjuk melalui Al Qur’an, maka kita diperintahkan untuk berpuasa selama sebulan sambil sebanyak-banyaknya mengaji kandungannya. Jadi, salah besar jika ada orang yang berpuasa di bulan Ramadan tetapi tidak membaca Al Qur’an. Ia tidak faham tentang visi dan misi ibadahnya.

BACA-ALQURAN-15ZVTs.jpgILUSTRASI: Foto viva

Sayangnya, tidak banyak pembaca Al Qur’an yang melakukannya untuk memeroleh petunjuk dari dalamnya. Kebanyakan umat Islam membaca Al Qur’an masih untuk bertilawah – sekedar membaca dengan cara yang benar dan merdu – bukan untuk bertadarus yang bersifat menggali hikmah yang terkandung di dalamnya. Sehingga, sesungguhnya belum tercapailah tujuan diturunkannya kitab suci itu sebagai petunjuk.

Padahal, sejak wahyu pertama Allah memerintahkan umat Islam untuk ‘membaca’ segala macam ciptaan-Nya. Khususnya penciptaan manusia. Dan kemudian dilanjutkan di berbagai ayat lainnya tentang segala ciptaan-Nya: hewan, tumbuhan, hujan, petir, bumi, matahari, bintang-bintang, bulan, dan jagat raya beserta isinya.

Kita diperintahkan untuk melakukan tadabbur terhadap teks-teks Al Qur’an sekaligus terhadap alam sekitar. Karena, sesungguhnya, keduanya adalah ayat-ayat Allah. Yang ada di dalam teks Al Qur’an disebut sebagai ‘ayat-ayat qauliyah’, sedangkan yang di alam semesta disebut sebagai ‘ayat-ayat kauniyah’. Keduanya, jika ditadabburi – dikaji secara fokus – akan menghasilkan hikmah sangat mendalam, yang mengalir ke dalam jiwa  orang-orang yang sedang menyucikan diri lewat puasa Ramadan.

Maka, PERTANYAAN yang mesti Anda jawab kali ini adalah:

1. Dimanakah Allah berfirman agar para ulul albab melakukan tadabbur terhadap ayat-ayatNya?

2. Apakah bedanya membaca Al Qur’an sambil berpuasa dan tidak berpuasa? Lebih efektif yang mana? Kenapa?

Selanjutnya, PEMENANG edisi ke-15, berdasar pada jawaban yang masuk di facebook dan Agus Mustofa eLibrary adalah: Alex Herdyanto 

1. Di dalam Qs. 3: 190-191 Allah berfirman, bahwa seorang muslim harus melakukan tadzakur sekaligus tafakur agar menjadi manusia utama yang disebut sebagai ulul albab. Di ayat mana lagikah Allah berfirman tentang ulul albab itu?

Jawaban: Al Imran (3):7

2. Mengapa interaksi kita dengan Allah mesti dilakukan melalui tadzakur, dan bukan tafakur?

Jawaban: tadzakur merupakan penentuan kualitas spritual hamba yang memenuhi kesadaran kita dengan segala hal tentang Allah, sampai merasa sedemikian dekat dengan-Nya ~ Eling, sehingga sebagai hamba kita bisa memetik hikmah pelajaran dari upaya tafakur itu sendiri dan menjadi pribadi yang jauh dari kesombongan, kesesatan.

Selamat, Anda memeroleh hadiah buku Serial Diskusi Tasawuf Modern berjudul: "MENGHINDARI ABAD BENCANA". Silakan hubungi 0878 5433 5454 untuk alamat pengiriman hadiahnya. Salam.

ADA CUPLIKAN VIDEO & HADIAH BUKU SETIAP HARI

Klik link di bawah ini:

http://agusmustofa.com/.

Pewarta :
Editor :
Sumber :

Komentar Anda