Tafakur Ramadhan (25)

Mencegat Datangnya Lailatul Qadr

ILUTRASI: Foto: pojok satu.

COWASJP.COMALHAMDULILLAH. Semoga memasuki hari ke-25 Ramadhan ini kita termasuk orang-orang yang diampuni Allah dan dihindarkan dari azab neraka. Karena, Rasulullah menyampaikan, di sepuluh hari terakhir ini Allah Sang Maha Pengampun dan Maha Penyayang sedang menebar ampunan dan ‘amnesti’ kepada para shaimin. Khususnya, mereka yang datang kepada-Nya sambil memohon maghfirah-Nya.

Memasuki hari ke-25 tadi malam, seorang kawan berkata: “Yuk kita melekan untuk menyambut datangnya Lailatul Qadr.” Menurut feeling-nya, malam ke-25 ini adalah saat turunnya Lailatul Qadr. Karena itu, dia mengajak untuk mencegatnya. Siapa tahu bisa bertemu dengan malam yang bernilai 1000 bulan itu.

Saya bertanya: “sebenarnya apakah malam Al Qadr itu? Dan apakah yang turun di malam itu? Apakah setiap orang yang ‘melekan’ bisa bertemu dengan malam yang penuh kemuliaan tersebut? Dan apakah kita bisa mencegatnya dengan ‘sekedar’ melekan?

Jawaban atas pertanyaan saya itu menjadi kunci pemahaman yang proporsional atas makna Lailatul Qadr yang seringkali diburu di akhir-akhir Ramadan. Yang secara detil telah saya tuangkan dalam buku terbaru yang sudah terbit menjelang Ramadan: “BERBURU MALAM SERIBU BULAN”.

Tapi, dalam kesempatan ini saya ingin mencupliknya barang sedikit untuk berbagi pemahaman secara proporsional. Bahwa, Lailatul Qadr itu sesungguhnya tidak bisa didapatkan oleh setiap orang yang sekedar ‘melekan’ sepanjang malam di akhir-akhir Ramadan. Tidak bisa dicegat-cegat oleh sembarang orang. Apalagi ‘melekannya’ sambil main gaple, misalnya. Atau, ngrumpi. Atau, bahkan juga tidak oleh orang-orang yang beribadah di malam itu sekalipun, jika sifatnya hanya main ‘cegat-cegatan’.

Di ruangan yang sama, dimana kita sama-sama ‘melekan’, tidak semuanya memperoleh Lailatul Qadr. Bahkan di dalam masjid yang sama saat ratusan orang beriktikaf juga, sangat boleh jadi, tidak semuanya memperoleh hikmah dari malam yang penuh kemuliaan itu. Hanya orang-orang tertentu saja, yang batinnya sudah terbuka dikarenakan efek puasa yang sudah dijalaninya selama hampir sebulan. Yang telah membuatnya menjadi lebih bertakwa.

Sejumlah ayat di dalam Al Qur’an memberikan penjelasan, bahwa yang turun di saat Lailatul Qadr itu sesungguhnya adalah AL QUR’AN. Bukan teksnya, melainkan kandungan hikmahnya. Karena redaksi kitab suci itu sudah SELESAI di zaman Rasulullah SAW. Hal itu terlihat dari sejarah turunnya Al Qur’an selama 23 tahun. Juga dari grammar (nahwu) kalimat “inna anzalnahu fii lailatil Qadr – Sesungguhnya Kami TELAH menurunkannya (Al Qur’an) pada malam Al Qadr, yang menggunakan fi’il madhi (past tense).

Ya, di malam Al Qadr itu yang turun adalah hikmah Al Qur’an. Isi kandungannya. Yang dibawa oleh malaikat Jibril. Seperti terlihat dalam kalimat “tanazzalul malaaikatu warruuhi fiiha bi idzni rabbihim min kulli amr – (SELALU ) turun para malaikat dan Jibril atas izin Tuhannya untuk (mengatur) setiap urusan (di malam Al Qadr) ”, yang menggunakan fi’il mudhari’ (present tense).

Maka, Lailatul Qadr adalah malam yang penuh taburan hikmah Al Qur’an, seperti difirmankan-Nya di ayat berikut ini. “Demi kitab yang menjelaskan. Sesungguhnya Kami menurunkannya pada suatu malam yang diberkahi. Dan sesungguhnya Kamilah yang memberi peringatan. Pada MALAM ITU dijelaskan segala urusan yang penuh HIKMAH.” [Qs. Ad Dukhaan (44): 2-4].

Kepada siapakah hikmah Al Qur’an itu diturunkan? Tentu kepada orang-orang yang mencari hikmah. Bukan orang-orang yang sekedar 'melekan'. Bagaimana cara berburu hikmahnya? Tentu saja membaca kitab yang menjadi 'sumber hikmah', yaitu Al Qur’an Al Karim. Membaca yang bagaimana? Tentu bukan yang sekedar bertilawah – sekedar benar tajwid dan makhrajnya – melainkan yang bertadarus Al Qur’an. Mengkaji dan mentadaburi isinya.

Dan yang lebih penting lagi, hikmah itu turun kepada orang-orang yang memang batinnya sudah siap untuk menerima taburan hikmah dari dalam kitab suci ‘sumber segala hikmah’ itu. Mirip dengan keadaan Rasulullah saat menerima wahyu di Gua Hira’, setelah bertahannuts dan berpuasa selama berhari-hari di Jabal Nur – Bukit Cahaya – itu, malaikat Jibril pun diutus untuk mewahyukan Al Qur'an sebagai petunjuk kehidupan. Selebihnya, terserah kepada Allah yang Maha Berkehendak.

Maka, PERTANYAAN yang mesti Anda jawab kali ini adalah:

1. Dimanakah Allah menginformasikan bahwa hanya orang-orang yang mensucikan diri saja yang bisa ‘menyentuh’ Al Qur’an sebagai sumber hikmah?

2. Lantas, apa kaitannya kita diperintahkan ‘berpuasa’ dengan turunnya ‘hikmah Al Qur’an’ di akhir-akhir Ramadan ini?

Selanjutnya, PEMENANG edisi ke-22, berdasar pada jawaban yang masuk di facebook dan Agus Mustofa eLibrary adalah: Mahfud Yppi.

1. Di ayat manakah Allah berfirman bahwa Dia akan menunjuki manusia ke jalan keselamatan, dan mengeluarkan manusia dari kegelapan menuju jalan yang terang benderang yang dibawa oleh kitab suci Al Qur’an?

Jawaban: Q.S. Al Maidah ( 5 ) : 16 ~ " Dengan kitab ( Al Qur'an ) itulah Allah menunjuki orang - orang yang mengikuti keridhaan - Nya ke jalan keselamatan, dan (dengan kitab itu pula) Allah memgeluarkan orang - orang itu dari gelap gulita kepada cahaya terang benderang dengan seizin - Nya, dan menunjuki mereka ke jalan yang lurus ".

2. Sebutkan sejumlah fenomena alam maupun penemuan ilmiah yang menunjukkan kebenaran informasi Al Qur’an. Sebutkan juga ayatnya.

Jawaban: Beberapa fenomena alam dan penemuan ilmiah yang menunjukkan kebenaran informasi Al Qur'an, antara lain :

a. Laut terpisah 2 aliran air tawar dan air asin serta tidak pernah bercampur di selat Gibraltar, yaitu selat yang memisahkan antara negara Maroko (Afrika) dengan negara Spanyol (Eropa). Q.S. Ar Rahman (55): 19 - 20 dan Q.S. Al Furqan (25): 53.

b. Adanya api di dasar lautan, terdapat di dasar laut lepas pantai Miami, Amerika Serikat. Tercamtum dalam Q.S. At Thur ( 52 ): 1-6.

c. Adanya garis edar ( orbit ) pada Tata Surya, tercantum dalam Q.S. Al Ambiya' ( 21 ): 33 dan Q.S. Yasin ( 36 ): 38 - 40.

d. Adanya ledakan Big bang dan Evolusi Makhluk Hidup. Tercantum dalam Q.S. Al Anbiya' ( 21 ) : 30.

e. Asal - usul besi ( Ferrum) dari angkasa luar (asteroid). Tercantum dalam Q.S. Al Hadid (57) : 25.

f. Penemuan Teori Relativitas Waktu oleh Albert Einstein. Tercantum dalam Q.S. Al Haj (22) : 47, Q.S. As Sajdah (32) : 5 dan Q.S. Al Ma'arij (70) : 4.

g. Penemuan Mekanisme Autophagy, yaitu Proses peremajaan kualitas sel - sel tubuh manusia yang merupakan manfaat dari puasa oleh Prof. Yoshinori Ohsumi, PhD. Tercantum dalam Q.S. Al Baqarah (2) : 184. Dan masih banyak lagi.

Selamat, Anda memeroleh hadiah buku Tasawuf Modern berjudul: "ATHEIS PUN MENERIMA KONSEP TAKDIR". Silakan hubungi 0878 5433 5454 untuk alamat pengiriman hadiahnya. Salam.

ADA CUPLIKAN VIDEO & HADIAH BUKU SETIAP HARI
Link di bawah ini.

http://agusmustofa.com/

Pewarta :
Editor :
Sumber :

Komentar Anda