Tafakur Ramadhan (4)

Allah pun Tidak Memaksa

ILUSTRASI (Foto: istimewa)

COWASJP.COMALHAMDULILLAH. Memasuki puasa hari keempat, badan kita terasa lebih sehat. Pikiran lebih jernih. Gairah ibadah meningkat lebih tinggi. Itu tanda-tanda puasa kita berdampak secara lahiriah dan batiniah. Semoga hari-hari ke depan terus memberikan dampak positif bagi diri kita, dalam rangka terus mendekatkan diri kepada-Nya. Mengharap ridha-Nya.

Memang, puasa adalah ibadah yang kita butuhkan. Bukan Allah butuhkan. Karena, Allah tak butuh apa-apa dari kita. Sebaliknya, kita sangat membutuhkan kepemurahan Allah untuk kelangsungan hidup di dunia sampai di akhirat. Segala perintah Allah, temasuk berpuasa, bukanlah kebutuhan-Nya. Semua kewajiban yang Allah berikan kepada kita semata-mata karena Dia melihat itu sebagai kebutuhan kita. Yang kalau tidak kita kerjakan, kita sendirilah yang bermasalah.

Itulah sebabnya, perintah berpuasa di dalam Qs. 2: 183 menggunakan kata 'kutiba alaikumush shiam - diwajibkan atas kalian berpuasa". Kata 'kutiba' berasal dari kata 'kataba' yang bermakna 'menulis'. Sehingga, makna harfiah dari 'kutiba' sesungguhnya adalah 'telah dituliskan' bagi manusia untuk berpuasa. Artinya, kewajiban berpuasa itu sesungguhnya telah 'inheren' di dalam desain penciptaan kita sebagai manusia.

Karena itulah Qs. 2: 183 menyebutkan bahwa kewajiban berpuasa ini juga telah dilakukan oleh berbagai agama dan bangsa, di berbagai penjuru dunia. Puasa adalah ibadah yang sangat dikenal sejak zaman kuno. Baik untuk kesehatan badan maupun peningkatan kualitas spiritual. "Wahai orang-orang yang beriman diwajibkan (kutiba) atas kalian berpuasa, sebagaimana diwajibkan atas orang-orang terdahulu, agar kalian bertakwa"

Maka, sebuah kewajiban bukanlah 'pemaksaan'. Melainkan sebuah 'keniscayaan'. Yakni, sesuatu yang niscaya kita lakukan demi kebaikan kita sendiri. Allah tidak pernah memaksa manusia untuk beriman dan beribadah kepada-Nya. Yang Dia lakukan adalah memberikan 'bimbingan' dan 'solusi' atas berbagai masalah kita, agar manusia memperoleh kualitas hidup terbaiknya. Saat di dunia maupun di akhirat, setelah kematiannya.

Jadi, beragama adalah sebuah pilihan. Sebagaimana juga ibadah adalah sebuah keniscayaan. Jika ingin selamat di dunia dan di akhirat lakukanlah. Tapi sebaliknya, jika Anda enggan melakukannya: tinggalkanlah. Semua itu tidak ada pengaruh apa-apa buat Allah. Seluruh manusia di muka bumi ingkar kepada-Nya, nggak ada masalah bagi-Nya. Tidak mengurangi keagungan-Nya sedikit pun. Dia tetap Maha Perkasa, Maha Berkuasa, Maha Berkehendak, dan Maha Segala-gala-Nya. Kita sendirilah yang bakal hidup susah dikarenakan pilihan yang salah. Itulah sebabnya, Al Qur'an menyebut orang-orang yang berdosa sebagai orang-orang yang 'menganiaya diri sendiri'.

Maka, tugas Anda sekarang adalah menjawab PERTANYAAN hari keempat ini:
1. Di ayat manakah Allah menyatakan bahwa tidak ada paksaan dalam beragama. Karena sesungguhnya, sudah jelas perbedaan antara yang baik dengan yang buruk, antara yang bermanfaat dengan yang membawa mudharat?

2. Dimana pula ayat yang menyatakan Allah sama sekali tidak membutuhkan makhluk-Nya, melainkan kitalah sesungguhnya yang membutuhkan Dia?

Selanjutnya, berdasar jawaban yang masuk di hari kemarin, di Facebook maupun di Agus Mustofa eLibrary, PEMENANG hari ketiga adalah: Djati Wiyono, dengan jawaban:

1. Di ayat manakah Allah memanggil orang beriman untuk naik kelas menjadi orang yang bertakwa (selain Qs.2:183) tersebut?

Quran Surat Ali Imron ayat 102 : Hai orang-orang yang beriman! Bertakwalah kepada Allah dengan sebenar-benar takwa kepadaNya, dan janganlah kamu mati kecuali dalam keadaan muslim.

2. Bagaimanakah cara terbaik dan paling efektif agar seseorang bisa segera 'naik kelas' dari level iman menjadi level takwa?

Cara terbaik dan paling efektif untuk utk mencapai takwa adalah melalui puasa, karena hanya dengan waktu 1 bulan bisa tercapai 4 dimensi takwa, yaitu :
a. fisik (kesehatan)
b. psikis (pengendalian diri)
c. sosial (kepedulian)
d. spiritual (kedekatan dngNya)

Anda memperoleh hadiah buku Serial Diskusi Tasawuf Modern berjudul "BERSYAHADAT DI DALAM RAHIM". Silakan hubungi 0878 5433 5454 untuk menyampaikan alamat pengiriman hadiah. Salam.

ADA CUPLIKAN VIDEO & HADIAH BUKU SETIAP HARI.
Video bisa dilihat dengan mengklik: http://agusmustofa.com/

Pewarta :
Editor :
Sumber :

Komentar Anda