Tafakur Ramadhan (3)

Yang Tidak Beriman, Nggak Usah Puasa

Foto: Ilustrasi (istimewa)

COWASJP.COMDI hari ketiga bulan Ramadan ini, kita berdoa semoga segala rangkaian ibadah puasa yang telah kita jalani memperoleh ridha Allah. Dan mengantarkan kualitas ketakwaan kita menjadi lebih baik. Aamiin ...

Proses mencapai ketakwaan yang lebih baik tidak bisa dilakukan oleh sembarang orang. Ada tahapan yang harus dilewati terlebih dahulu. Tidak bisa melompat, 'ujug-ujug' menjadi orang yang bertakwa. Karena, ketakwaan adalah 'skill' dalam beragama. Yakni, kecakapan dalam menjalankan berbagai kebajikan, dan kecakapan dalam menghindari kejahatan atau keburukan.

Kejujuran, keadilan, kepedulian, kedermawanan, ketaatan, kasih sayang, dan berbagai akhlaq mulia yang diajarkan oleh agama ini adalah skill. Bukan teori ataupun sekedar kepahaman, keyakinan, atau bahkan komitmen belaka. Karena, komitmen saja belum cukup. Harus ada aplikasi dalam kehidupan nyata. Termasuk, menghindari dan menghalangi berbagai kejahatan: butuh komitmen sekaligus skill.

Allah mengajarkan di dalam Al Qur'an, bahwa ketakwaan harus dimulai dengan keimanan. Yakni, keyakinan dan komitmen yang jelas. Itulah sebabnya, perintah di dalam Al Qur'an soal puasa, mensyaratkan keimanan terlebih dahulu sebelum mencapai ketakwaan. Qs. Al Baqarah (2): 183 ~ "Hai orang-orang yang beriman diwajibkan atas kalian berpuasa, sebagaimana juga orang-orang terdahulu berpuasa, agar kalian menjadi bertakwa".

Ayat ini sangat menarik, karena panggilannya ditujukan kepada 'orang yang beriman'. Dengan kata lain, bagi yang tidak beriman nggak usah melanjutkan baca dan apalagi menjalankan perintah puasa. Percuma. Karena, mereka pasti tidak akan bisa memperoleh dampak dari ibadah puasa itu, sebagaimana dijelaskan pada akhir ayat: 'agar kalian bertakwa'.

Ya, ketakwaan hanya bisa diperoleh dengan cara: memulainya dengan keimanan dilanjutkan dengan melatih diri. Keimanan adalah 'keyakinan & komitmen' sedangkan puasa adalah 'exercise' alias latihan untuk merealisasikan komitmen. Hasilnya adalah 'skill' dan kecakapan dalam berspiritual.

Maka, proses ketakwaan adalah sebuah perjuangan merealisasikan keyakinan dan komitmen dalam beragama. Kalau komitmen saja tidak punya, jangan berharap akan naik kelas menjadi orang yang bertakwa. Meskipun kita sudah bersusah payah menjalani puasa, menahan lapar dan dahaga, selama sebulan penuh di dalam Ramadan. Hasilnya, kata Nabi,  ya hanya akan memperoleh lapar dahaga saja. Tidak lebih...

Maka, PERTANYAAN yang mesti Anda jawab kali ini adalah:

1. Di ayat manakah Allah memanggil orang beriman untuk naik kelas menjadi orang yang bertakwa (selain Qs.2:183) tersebut?

2. Bagaimanakah cara terbaik dan paling efektif agar seseorang bisa segera 'naik kelas' dari level iman menjadi level takwa?

Dari jawaban yang ada di Facebook dan Agus Mustofa eLibrary, PEMENANG untuk hari kedua adalah Muhammad Kurnia dengan jawaban sebagai berikut:

1. Di surat apa dan ayat berapakah Allah menyebut Al Qur'an ini sebagai petunjuk buat manusia? "Bulan Ramadan adalah (bulan) yang di dalamnya diturunkan Al-Qur'an, sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu dan pembeda (antara yang benar dan yang batil). Karena itu, barang siapa di antara kamu ada di bulan itu, maka berpuasalah. Dan barang siapa sakit atau dalam perjalanan (dia tidak berpuasa), maka (wajib menggantinya), sebanyak hari yang ditinggalkannya itu, pada hari-hari yang lain. Allah menghendaki kemudahan bagimu, dan tidak menghendaki kesukaran bagimu. Hendaklah kamu mencukupkan bilangannya dan mengagungkan Allah atas petunjuk-Nya yang diberikan kepadamu, agar kamu bersyukur." (QS. Al-Baqarah 2: Ayat 185)

2. Kenapa kita harus membaca petunjuk itu? Agar paham dan dapat petunjuk. Kalau nggak baca petunjuknya nanti terseok2 (tersesat). 
Tidak bisakah kita mencari atau menciptakan petunjuk sendiri? Tidak, karena petunjuk itu hanya milik Allah dan sudah dituang didalam Al-Quran yang harus kita baca sehingga mendapatkan hikmahnya.

Silakan menghubungi 0878 5433 5454 (HP & WA) untuk memberitahukan alamat pengiriman hadiah: 1 buku Serial Diskusi Tasawuf Modern berjudul "MEMAHAMI AL QUR'AN DENGAN METODE PUZZLE" 

ADA CUPLIKAN VIDEO & HADIAH BUKU SETIAP HARI.
Video bisa dilihat di link: http://agusmustofa.com/

Pewarta :
Editor :
Sumber :

Komentar Anda