Pelajaran dari Perupa asal Malang

Kendati Ekonomi Pas-pasan, Lelang Lukisan untuk Amal

COWASJP.COMBerbagi tidak harus menunggu menjadi orang yang berlimpah.

Memberi tidak harus menunggu menjadi orang yang berlebih.

Bagikan apa yang ada dan kau miliki, maka kamu akan mendapatkan ganti yang berlimpah.

Berikan apa yang ada dan kau miliki, maka kamu akan mendapatkan ganti yang berlipat.

ITULAH yang menjadi keyakinan seorang Jendoel Hadi Santosa. Perupa spesialis waco, water colour alias cat air yang sangat produktif.  Perupa yang tinggal di Malang ini dalam waktu dekat akan melelang sejumlah lukisannya dalam satu kegiatan lelang amal di Jakarta. Jendoel telah mengirim 15 lukisan cat airnya ke Jakarta.

lukisan-jendoelfhmFN.jpg

Lukisan-lukisan bertema "Wajah Kota Malang" (Foto: istimewa)

Lukisan-lukisan bertema "Wajah Kota Malang" ini insya Allah akan dilelang dalam satu acara kumpul-kumpul teman-teman lama. “Sebagian hasil penjualan lukisan-lukisan karya saya ini, insya Allah akan disumbangkan untuk saudara-saudara kita yang membutuhkan. Lho, kok bisa, wong saya sendiri masih pelukis miskin? Kalau nunggu jadi pelukis kaya khawatirnya malah nggak berbuat apa-apa untuk orang lain,” begitu Jendoel memberi alasan.

Ada pamrihnya? Pertanyaan itu dia jawab sendiri. “Bisa jadi iya.”

Tapi, katanya melanjutkan, “Yang lebih penting nggak ada yang dirugikan. Yang lebih penting lagi jika ada yang terbantu dengan terjualnya lukisan-lukisan ini.”

Jendoel lantas memohon doa dari teman-teman lewat laman Facebooknya. “Teman-teman, mohon doa Sampeyan biar lukisan saya ini terjual semua. Semoga upaya ini membawa hidayah dan mendapat berkah dari Allah Yang Maha Kaya. Aamiin.”
lukisan-jendoel-1opOt6.jpg

Salah satu lukisan karyaJendoel Hadi Santosa. (Foto: facebook)

Saya mengenal Jendoel sudah lama. Kendati belum pernah bertemu langsung. Ya kenal di dunia maya, lewat medsos, karena sama-sama memiliki kecintaan pada lukisan cat air. Tapi lebih tepatnya saya nge-fans sama dia. Saya selalu terpana dengan karya-karyanya. Lebih-lebih dengan produktivitasnya. Tahun 2016 lalu, Kera Ngalam ini menghasilkan karya cat air lebih dari 120 karya.

Saya biasa nge-like karya-karyanya. Memberi komentar seadanya. Dan dia selalu membalasnya dengan ucapan terima kasih. Penguasaan teknik melukis dengan cat airnya jauh di atas rata-rata. Diam-diam saya belajar banyak darinya. Foto kartu pos yang kecil bisa diterjemahkannya menjadi karya cat air yang oke dengan ukuran empat lima kali lebih besar.

Tidak hanya cat air. Jendoel juga piawai dalam membuat karya WPAP (Wedha Pop Art Potrait). Satu metode berkarya yang hanya mengandalkan garis lurus. Semboyan WPAP adalah “tiada kurva di antara kita.” Tak hanya itu, karya sketsa dan drawing Jendoel juga oke punya.

jendoel-hadifacebookciWt1.jpg

Jendoel Hadi Santosa (kiri) bersaama isteriny). (Foto: facebook)

Menariknya, Jendoel selalu memberikan narasi pada proses berkarya. Lalu diunggahnya di Facebook. Jadi kita bisa mengikutinya cerita di balik proses kreatifnya. Misalnya, Jendoel menggambar sehabis subuh, lalu harus berhenti karena “momong” putrinya di saat sang istri menyiapkan sarapan buat anak-anaknya. Dia tidak lebih mengutamakan kegiatan melukisnya kendati melukis itu merupakan upayanya menopang kehidupan ekonomi rumah tangganya. “Ternyata bermain dengan putri saya lebih menyenangkan,” katanya. Sangat humanis.

Di saat lain, Jendoel mengabarkan proses kreatifnya yang lain. Sesekali ia selingi dengan menceritakan kegiatan anak-anaknya. Anak sulungnya yang suka bermusik, aktif di sekolah dan pentas musik pelajar. Lalu, kolaborasinya melukis dengan anaknya yang kecil.

“Syahdan, lukisan abstrak adalah penemuan abad ke-20. Setelah itu, tidak ada lagi hal baru dalam seni lukis modern. Bagi saya, kolaborasi melukis dengan anak saya yang masih sekolah TK adalah hal baru. Anak saya yang membuat sketsa pensil, saya yang melukis dengan catair. Ini dia hasilnya. Oleh anak saya lukisan yang atas diberi judul "Tornado," yang bawah "Gunung." Semoga saja Sampeyan suka. Terimakasih. Salam!”

Begitu yang ia tuliskan untuk memberi narasi pada dua karya yang diuploadnya di Facebook tanggal 23 Maret 2017.

Di update status sebelum “karya kolaborasi” itu, Jendoel menggunggah rencana lelang karya-karyanya seperti yang saya tulis di awal. Saya hanya bisa mendoakan semoga langkah ini menjadi jalan pembuka rezeki bagi Sam Jendoel. Ya saya hanya bisa mendoakan. Semoga doa ini diijabah. Aamiin. (*)

Pewarta :
Editor :
Sumber :

Komentar Anda