Americano Rasa Ndeso

Menyeduh kopi joss dan menu angkringan. (Foto: Roso Daras/CoWasJP.com)

COWASJP.COM – ockquote>


O l e h: Roso Daras

-----------------------------

INI tentang kopi hitam. Lebih spesifik lagi, kopi hitam di utara Stasiun Tugu Yogyakarta yang disebut kopi joss. Asal-usul nama itu sederhana saja... diambil dari bunyi joss ketika arang yang membara itu dicelupkan ke seduhan kopi hitam siap saji... jooossssh....

Awalnya, kopi joss memang hanya “milik” angkringan Lik Man. Ia mewarisinya dari orang tua yang sudah “ngangkring” sejak tahun 1969. Kini, angkringan kopi joss di sekitar Satsiun Tugu Yogya, sudah berderet-deret, beraneka nama. Banyak penulis kuliner merujuk pada angkringan Lik Man, saya sendiri tidak bisa membedakan perbedaan rasa pada menu (nasi kucing maupun kopi joss) Lik Man dengan lainnya.

Betapa pun, kopi hitam yang joss itu harus diakui –sependek pengetahuan saya—hanya milik Yogya. Cara membuatnya, hingga ke tahap siap saji, tak beda dengan menyiapkan kopi tubruk. Ya, kopi bubuk (atau espresso) plus gula, kemudian digelontor air mendidih. Setelah itu, pramusaji akan mengambil dua-tiga potong arang yang sudah dibakar membara, dan mencemplungkannya ke dalam gelas kopi siap saji... jooosssh....

pengunjung-angkringanEdgyX.jpg

Lesehan di angkringan joss. (Foto: Roso Daras/CoWasJP.com)

Dus, meski kopi disajikan di gelar berukuran besar, tetapi volume air kopinya tak lebih dari isi gelas air mineral. Karena tambahan dua-tiga arang, maka isi gelas itu pun tampak penuh. Nah, sekarang, kopi joss pun dihidangkan. Buliran arang tampak mengapung di permukaan kopi. Arang hitam, di atas kopi hitam....

Ya, karena namanya kopi hitam joss, maka harganya pun hanya Rp 5.000 per gelas. Coba saja dijual di restoran ber-AC, diganti nama menjadi “Joss Black Coffee”, atau “Americano Joss”, atau “Long Black Joss”... harganya dijamin bisa naik sepuluh kali lipat menjadi Rp 50.000 per cup.

Black Coffee, Anda pahamlah... Americano? Ya kopi hitam juga. Hanya saja, karena nama ini datang dari daratan Amerika Serikat, namanya menjadi Americano. Cara membuatnya pun sama, espresso disiapkan terlebih dahulu lalu dicampur air panas menggunakan coffee maker. Hasil seduhan kopi hitam Americano biasanya tak meninggalkan krema di permukaan cangkir. Apa itu krema? Krema adalah gelembung-gelembung kecil di atas permukaan kopi.

yang-jualyed9D.jpg

Angkringan kopi Joss Yogya. (Foto: Roso Daras/CoWasJP.com)

Soal krema ini pula yang menjadi –sedikit-- pembeda dengan anggota keluarga kopi hitam lain yang bernama Long Black. Minuman ini disajikan dengan menyiapkan air panas terlebih dahulu lalu setelah itu dituangkan espresso ke dalamnya. Ini soal cara menyeduh kopi. Long Black ini cara orang Selandia Baru dan Australia membuat kopi hitam.

Terbalik. Air panas dulu, kopi hitam kemudian.

Berkat cara yang berbeda itu pula, maka pada kopi hitam Long Black lebih banyak menampilkan krema di permukaan kopi. Sebabnya, ya itu tadi, karena air panas dituang lebih dulu ke dalam gelas, baru bubuk kopi hitam dimasukkan, maka krema yang berada di atas kopi tetap utuh berada di permukaan cangkir.

Orang bisa saja berdalih, Americano atau Long Black diseduh dengan mesin espresso, sedangkan kopi hitam atau kopi tubruk dibuat secara manual (manual brew). Baiklah, itu hanya untuk membedakan, Americano, Long Black dibuat secara modern, sedangkan kopi hitam, termasuk kopi joss dibuat ala ndeso.

roso-ngopirWMJl.jpg

Penulis (kiri) saat menikmati suasana malam di angkringan kopi joss Yogya. (Foto: Roso Daras/CoWasJP.com)

Urusannya kemudian soal rasa. Penggila kopi, tidak akan peduli soal cara penyajian. Yang ia pertama lakukan adalah mencium aroma. Darinya, penikmat kopi sejati akan tahu jenis kopi, asal daerah, komposisi percampuran kopi robusta dan arabica, kadar roasting, dan seterusnya. Selanjutnya, sluuuuuuurp.... biar lidah yang menentukan.

Alhasil, kopi joss Tugu Yogyakarta, memang kopi ndeso. Tetapi jika dibandingkan dengan Americano atau Long Black, kopi joss juaranya. Apalagi, dinikmati sambil lesehan, diiringi alunan musisi jalanan, sambil menyantap sego kucing lauk sate jeroan... ahhh... Kopi joss memang gandos... joss-gandos.... 

Saya pun terpikir untuk memasukkannya ke menu di Coffee Writer, sebuah kafe yang saya dirikan sejak hampir dua tahun lalu. ***

Pewarta :
Editor :
Sumber :

Komentar Anda