Bank Sampah Se-DIY, Gerak Terus, Maju Terus

PARA Kartini Lingkungan penggerak Bank Sampah di DIY mengikuti Training of Facilitators di Balai Kota Yogya, 22 April 2016. (Foto CowasJP)

COWASJP.COM – style="text-align:center">Erwan Widyarto

Fasilitator Bank Sampah Griya Sapu Lidi

SEKITAR 200 aktivis dari 165 Bank Sampah memenuhi Ruang Utama Lantai Atas Balai Kota Yogyakarta, di Hari Bumi 2016. Tapi, mereka berkumpul bukan untuk memeringati hari sakral di kalangan aktivis lingkungan itu. Tingkatan para aktivis ini bukan lagi pada hal-hal seremonial. Mereka sudah pada tataran action! Kerja, kerja, kerja. Bahkan banyak di antara mereka tidak tahu kalau hari itu adalah Hari Bumi.

Begitu pula soal kehadiran para aktivis yang kebanyakan perempuan. Kendati acara tersebut hanya sehari setelah 21 April yang biasa diperingati sebagai Hari Kartini, para perempuan yang serius berkarya di bidang sampah ini tak juga peringati Hari Kartini. Mereka adalah “Kartini-Kartini” masa kini. Berkarya untuk sesama, mengabdi untuk negeri, menabur manfaat pada masyarakat. Lewat aktivitas pengelolaan Bank Sampah.

BACA : Revolusi Mental Melalui Bank Sampah

Lalu apa yang mereka lakukan? Mereka adalah para perempuan dan laki-laki yang mau terus belajar. Kendati rata-rata telah menjalankan aktivitas mengelola Bank Sampah lebih dari setahun dua tahun, mereka tetap serius mengikuti Training of Facilitators (ToF) dan Re-Launch DIY Green and Clean. Suatu upaya untuk mengembalikan semangat, me-refresh ide, serta kegiatan yang berkaitan dengan pengelolaan Bank Sampah.

BACA: Nyangkul Sawah Dapat Gombal

Tidak hanya mendapat “siraman rohani” dalam pengelolaan bank sampah, mereka juga mendapat ‘’ilmu bisnis’’ atau pengembangan usaha. Siraman rohani seputar bank sampah disampaikan oleh Ketua Forum Bank Sampah Nasional Bambang Suwerda (Bantul). Bambang kembali mengingatkan filosofi pendirian bank sampah. ‘’Fisolofi dari Bank Sampah adalah mengurangi sampah di bak sampah. Itu harus diingat sebagai dasar dari gerakan kita,’’ ingat Bambang.

Sedangkan materi ilmu bisnis lebih banyak mengenai ketangguhan seorang wirausaha serta pilar etika bisnis yang harus dipegang oleh pengelola bank sampah.

BACA : Ke Mana Saja Sampah Kita?

Sungguh beruntung para aktivis bank sampah ini. Mereka ini hanya sebagian kecil dari sekitar 800 Bank Sampah di Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY). Mereka adalah Bank Sampah terpilih yang berkesempatan mengikuti kompetisi tahunan Green and Clean di provinsi Istimewa ini.

Sekadar informasi, sosialisasi Green and Clean di DIY ini diawali pada 6 Desember 2007. Yakni ketika berlangsung audiensi dengan Wakil Gubernur DIY, Sri Paduka Pakualam IX. Lalu pada tahun 2008, dilaksanakan Launching Yogyakarta Green and Clean oleh Gubernur DIY. Awalnya hanya khusus untuk wilayah Kota Yogyakarta. Baru pada tahun 2010 program Yogyakarta Green and Clean berubah nama menjadi DIY Green and Clean (DIYGC). Kompetisi yang diikuti oleh Bank Sampah seluruh DIY. Ini sebagai ajang untuk saling mendorong kemajuan. Para penggerak bank sampah yakin tiada kemajuan tanpa kompetisi.

BACA: Kemenag Pun Sosialisasi Sampah

Forum sehari di Balai Kota Yogya, 22 April 2016 tersebut, juga menjadi ajang evaluasi terhadap target dan pencapaian yang didapat dari kegiatan selama tahun 2015. Saat pertemuan setahun lalu di Gedung Youth Center, Provinsi DIY, ditargetkan bahwa dari 135 bank sampah yang mengikuti kompetisi ini diharapkan dapat mengolah sampah 300.000 kg sampah selama program berlangsung (9 bulan). Hasilnya?

BACA : Langkah Kecil Menghadapi Indonesia Darurat Sampah

‘’Pencapaian kita melampaui target yang telah ditetapkan karena sampah yang diolah oleh 135 bank sampah dalam program DIY Green and Clean 2015 sebanyak 360.565 kg,’’ papar Direktur Persada Bernadeta Widiandayani.

Jumlah tersebut juga merupakan peningkatan dari pencapaian tahun 2014.  Dari 124 bank sampah yang terlibat pada 2014, mampu diolah sampah sebanyak 238.898 kg selama program. Melihat keberhasilan pencapaian itu, pada tahun 2016 ini target pun dinaikkan.  ‘’Tahun ini target sampah yang bisa diolah sebanyak 380.000 kg. Naik sekitar 105% dari tahun sebelumnya,” tambah Widiandayani.

BACA: Tangkap Basah Pembuang Sampah

Dengan keyakinan penuh, target ini pun akan bisa dicapai. Apalagi dengan gerakan baru ecobricks. Sampah plastik yang bisa diserap dalam program ecobricks ini akan sangat besar. Semoga!

Salam Green and Clean!

 

Pewarta :
Editor :
Sumber :

Komentar Anda