Bisakah Merokok Dihentikan?

Penulis yang juga sebagai seniman saat tampil dalam satu acara. (Foto: CoWasjp.com)

COWASJP.COM – ockquote>

C a T a T a N: Surya Aka

-----------------------------------

BERHENTI  merokok jadi persoalan besar bagi pria usia paro baya dewasa ini. Hasrat ingin berhenti karena diomelin istri dan malu pada anak. Tapi apa daya, tak mampu menghentikan kebiasaan itu. Darah terus meminta nikotin, bila 30 menit tidak dialiri nikotin melalui rokok. Tapi pada usiaku genap 40 tahun, 16 tahun lalu, tepatnya Oktober Tahun 2000, saya memutuskan berhenti merokok selamanya. Mengapa selamanya? Sebab, niat berhenti tahun itu merupakan ketiga kalinya.

Stop mengisap tembakau pertama, saat akan menunaikan ibadah Haji 1996. Saat itu 6 bulan jelang berangkat ke tanah suci, saya memutuskan berhenti dari berteman dengan tembakau yang sudah saya isap lebih 15 tahun lamanya. Andai batang rokok saya hitung 70% yang terisap dan disambungkan selama 15 tahun itu, prediksi panjangnya lebih 800 Km. Itu berarti, panjangnya rokok yang telah saya isap sama dengan Surabaya – Cirebon. Subhanallah.. andai paru-paru ini bukan buatan Allah SWT mungkin sudah ancur ancuran.

Singkat kata, dengan berhenti merokok maka perjalanan haji saya untuk pertama kalinya ke Makah-Madinah lancar dan maksimal ibadah. Keputusan saya untuk berhaji pada usia muda (36 tahun), kata dokter juga sangat tepat. Karena disana,akan banyak ibadah fisik, sehingga bila dikerjakan oleh mereka yang sehat, hasilnya lebih maksimal. Dengan tidak merokok, maka saya mau kapan dan berapa lama di dalam masjid, tidak lagi bergantung oleh keinginan untuk merokok. Yang biasanya mulut ingin merokok setiap 15-30 menit sekali.

Haji sukses, berhasil mencium Hajar Aswad 4 kali dapat salat sunnah di Hijir Ismail 8 kali, umrah, tawaf dan banyak ibadah yang sulit dapat dikerjakan maksimal. Tak lagi diganggu rokok. Sampai kemudian pulang dari Haji, kembali bertemu kawan dan berbagai komunitas kewartawanan. Hanya 3 bulan pasca haji, ternyata sudah masuk ke rokok lagi. Saya telah merasakan gagal berhenti merokok. Penyebabnya, saya tidak bisa melepaskan dari komunitas saya yang meyoritas perokok.
Merokok episode kedua ini, jumlah dan jenis rokoknya pun tidak berubah. Jie Sam Soe kretek yang warna bungkusnya kuning itu. Satu hari semalam, bisa 2 pak (20 batang) saya habiskan. Korek Zippo termahal, selalu sata kantongi. Bahkan sekali kali membawa pipa. Ada kenikmatan tersendiri.

Saat ‘kumat lagi’ itu, muncul penyesalan. Mengapa sudah berhenti kok merokok lagi. Maka muncul keinginan berhenti untuk kedua kalinya, sekitar 1998. Ceritanya, saat itu saya sedang sakit flu. Ketika hidung mampet dan batuk, biasanya mulut terasa pahit, termasuk mengisap rokok tidak nyaman lagi, juga pahit rasanya. Nah, kondisi itu saya manfaatkan untuk stop rokok. Sukses.  

Berhenti Merokok 2

Banyak teman bertanya tanya, teknik apa yang saya gunakan untuk berhenti merokok. Bagaimana bisa berhasil? Padahal banyak usaha menghentikan, gagal di tengah jalan. Sebenarnya teknik saya ini juga tak sepenuhnya berhasil, itu bergantung dari diri kita sendiri. 90% keberhasilan dari keinginan dan semangat dari diri sendiri. Teknik yang saya pakai terinspirasi dari KH Abah Anom dari PP Suryalaya Tasikmalaya Jabar.

Sekitar tahun 1980an saat jadi wartawan, saya berkunjung ke pesantren pusat penyembuhan korban narkoba itu. Para santrinya mengamalkan ajaran kiai Abah Anom dengn cara memperbanyak dzikir dan mandi. Dzikir adalah cara ingat Tuhan, minta ampun sekaligus berdoa kepada Tuhan agar disembuhkan penyakitnya. Sedangkan mandi adalah mendinginkan suhu tubuh untuk menghilangkan rasa ingin merokok yang datang.  Apalagi PP Suryalaya terletak di lereng gunung, di kompleks pondok, tepatnya di samping masjid, disediakan kolam yang luas, dengan air yang sangat jernih dari air sumber asli pegunungan. Saat subuh, santri wajib salat jamaah, dilanjut dzikir. Pukul 06.00 bagi, pecandu narkoba yang masih ‘’sakau’’ langsung dimandikan dengan kepala ‘dibenamkan’ ke kolam, dibimbing oleh para guru dan asistennya.

aka-tentaratJPK3.jpg

Foto dan ilustrasi: CoWasjp.com

Maka disaat keinginan itu datang, dilawan dengan mandi dan dzikir. ‘’Serangan’’ rokok datang sewaktu waktu, datangnya dari darah diri perokok. Seseorang yang mengisap rokok, nikotinnya dikirim ke paru-paru. Darah di paru-paru akan mengambil nikotin tersebut untuk disebarkan ke seluruh tubuh. Bila merokok dilakukan terus menerus, maka darah akan terbiasa dialiri nikotin, bila terlambat memasok, maka otak akan memerintahkan untuk mengaliri darah dengan nikotin.

Tidak merokok, tidak bisa berfikir? Itu pernyataan bagi mereka yang darahnya penuh nikotin. Karena tanpa pasokan nikotin, darah akan ketagihan. Bila tidak dipasok/merokok, wajar kalau pelaku gelisah dan rasa tidak nyaman, di situlah maksudnya ‘’tidak bisa berfikir’’. Tapi bagi yang bukan perokok, aliran darahnya normal. Tetap bisa berfikir tanpa harus merokok.

Bagi perokok lebih baik ‘tidak makan’ daripada tidak merokok. Bahkan saya pernah merasa menjadi ‘orang terhina’ karena rokok. Kok bisa? Sekitar 1988an, saat baru menempati rumah di Gunungsari Indah Surabaya, kalau malam, tak ada kios jual rokok di sekitar sana. Paling dekat, sejauh 5 Km di Terminal Joyoboyo. Kalau kita terbangun pukul 01.00 dan tak ada persediaan rokok di rumah, mau ke Joyoboyo jauh, maka terpaksa mengorek-orek asbak rokok. Cari ‘tegesan’, Jie Sam Soe yang biasanya tersisa 2-3% di asbak. Dapat sisa 2 tegesan untuk diisap 3-6 hisapan, sudah cukup untuk meredam keinginan. Kejadian itu, sungguh menjadikan saya sebagai budak rokok.  Meski logika itu saya pegang dan berulang-ulang kejadian ‘leles tegesan’, tidak juga tergugah berhenti merokok.

4 Etape Penyembuhan Kumat Rokok

  • Ettape 1. Kuatkan niat berhenti.

Miliki motivasi ingin hidup sehat. Bila sehat maka peluang umur panjang. Bila badan sehat, seks juga akan kuat. Bila tidak merokok maka istri dan keluarga akan makin senang dan seterusnya. Seseorang yang memiliki motivasi dan cinta yang kuat, dia akan rela berkorban.

  • Etape 2. Cari Waktu Mandi dan Dzikir.

Tentukan waktu mulai stop merokok. Misal, hari Sabtu. Maka Sabtu pagi siap2 untuk membuang semua sisa rokok dan koreknya. Bersiaplah mandi keramas. Bisa pake sower atau digebyur. Yang penting kepala dan rambut basah kuyup. Saat air masuk ke kepala itulah, Anda akan lupa kalau Anda butuh rokok. Cukuplah anda keramas 15 menit. Keluar kamar mandi, segera ambil tasbih untuk berdzikir. Selingi kegiatan lainnya yang ringan, baca koran, menulis, membersihkan lantai. Saat badan berkeringatr, Anda haus, begitu minum air, langusung haus rokoh terasa lagi. Siap2lah untuk kembali mandi keramas. Berapa banyak dalam satu hari menyiram kepala, bergantung Anda. Bisa 5 sampai 10 kali. Lakukan itu, sampai hari ke 3. Atau And sudah bisa merasakan makin mengurangi jumlah mandinya.

  • Etape 3. Gantilah Permen atau Buah

Efek berhenti merokok, akan enak makan. Pada seminggu pertama, mulut akan kecut. Siapkan makanan ringan yang aman. Seperti buah, permen, kacang-kacangan. Jumlah asupan nasi, sayur, daging lakukan proporsional saja. Sebab jika And balas dendam dengan menambah jumlah nasi, maka Anda akan segera gemuk.

  • Etape 4. Jauhi Teman Perokok

Bulan pertama sampai bulan ke 6, sebaiknya Anda tidak bergaul dulu dengan kawan perokok. Bersyukurlah kalau di kantor Anda dilarang merokok, berarti selam di kantor Anda aman. Tapi di luar kantor, di komunitas media, atau kawan ngobrol dan ngopi, Anda akan kembali dirayu untuk merokok.
Mudah bukan? Mari hidup sehat dengan berhenti merokok.

*Email: [email protected]

 

Pewarta :
Editor :
Sumber :

Komentar Anda