Kiev Terkepung
"BOLEH saya telepon?" tanya saya pada orang di Kiev, ibu kota Ukraina, kemarin petang.
Selengkapnya"BOLEH saya telepon?" tanya saya pada orang di Kiev, ibu kota Ukraina, kemarin petang.
SelengkapnyaTERUS TERANG, Islamofobia itu nyata ada. Hari-hari ini bahkan terasa semakin kentara. Dan itu tidak hanya dilakukan kalangan penguasa, tapi juga rakyat jelata.
SelengkapnyaSaat Perang Dingin (1947–1991) warga dunia cuma penonton. Kini, Rusia menyerbu Ukraina, dan Amerika membela Ukraina.
SelengkapnyaBAGI Rusia, besarnya biaya perang akan bisa tertutup oleh kenaikan harga minyak dan gas akibat perang itu sendiri.
SelengkapnyaBANYAK orang yang marah melihat keadaan. Ekonomi sulit. Kehidupan morat-marit. Pandemi Covid-19 entah sampai kapan berakhirnya.
SelengkapnyaSaat saya sakit terkena stroke, dokter memberi saran agar saya mengurangi makanan gorengan.
Selengkapnya"Mukjizat itu saya kira fiksi. Ternyata benar-benar ada," ujar Butet Kartaredjasa.
SelengkapnyaPRESIDEN dilarang meninggalkan ibu kota Ukraina, Kiev. Tiga hari lalu. Perang bisa meledak setiap saat.
SelengkapnyaGubernur Jatim Hj. Khofifah Indar Parawansa meminta Kepala Daerah se-Jatim mendukung Bank Perkreditan Rakyat (BPR) atau Bank Daerah di Jatim untuk membikin inovasi program perkreditan yang murah.
SelengkapnyaDESA ini sunyi dan sepi. Letaknya yang di pegunungan menambahnya teduh dan damai. Memasuki batas desa ini tidak terlihat ada manusia.
Selengkapnya