Sang Begawan Media

Pendidikan Kering

DESAIN: IKA FK Unair.

COWASJP.COMTUMBEN. Keinginan pemerintah kali ini mentok di DPR: RUU Pendidikan itu. Alasan formalnya: bicarakan dululah dengan stakeholders.

Tumben. 

Tidak ada alasan serupa ketika memperlakukan RUU-RUU yang lalu. Misalnya RUU Cipta Kerja.

Kesannya RUU Pendidikan ini belum dibicarakan dengan berbagai pihak. Rasanya tidak terlalu salah. Banyak pihak komplain: merasa tidak diajak rembukan. 

Tapi bukankah RUU lainnya dulu juga begitu?

Mungkin kali ini keinginan pemerintah sendiri juga tidak terlalu kuat. Setidaknya tidak sekuat perjuangan meloloskan RUU Cipta Kerja. Mungkin pemerintah beranggapan UU yang lama, UU Pendidikan 2003, masih bisa dipakai.

Tentu RUU Pendidikan bukan RUU yang ''basah''. Semangat membahas RUU basah tentu berbeda dengan RUU setengah basah. Apalagi RUU kerontang.

Saya pun awalnya kurang semangat menulis RUU pendidikan itu. Prof Dr Puruhito-lah yang order. Lewat japri beliau ke saya. Beliau adalah profesor emeritus untuk ilmu bedah jantung. Juga perintis bedah jantung di Surabaya. Usianya sudah 78 tahun tapi masih prima. Masih mengajar. Masih buka praktik. Badannya sehat. Langsing. Tinggi. Ganteng.

Puruhito sangat peduli pendidikan. Karena itu ia ingin tahu mengapa RUU ini tidak jadi prioritas untuk dibicarakan. 

Tentu RUU ini tidak menghasilkan uang. Tidak mendatangkan rombongan investor. Tidak ada hubungannya dengan roket pertumbuhan ekonomi. Setidaknya secara langsung. Karena itu tidak tergolong ke dalam RUU yang seksi.

Padahal ini seksi banget. 

Maka Prof Puruhito pun mengumpulkan begitu banyak bahan. Lalu mengirimkannya ke sana. Ibarat sama-sama mengelola restoran Prof Puruhito yang belanja bahan. Saya tinggal menyeleksinya. Lalu memasaknya. Dan memberi bumbu. Dan menghidangkannya.

Ternyata RUU Pendidikan ini sebenarnya juga omnibus law. Kecil-kecilan. Tiga UU yang terkait pendidikan disatukan di sini: UU No 20/2003 tentang sistem pendidikan nasional, UU No 14/2005 tentang guru dan dosen, dan UU No 12/2012 tentang pendidikan tinggi.

Di situ ada yang tidak sinkron. Ada juga yang tidak relevan lagi. Bahkan ada pasal yang sudah dibatalkan Mahkamah Konstitusi. Misalnya dibatalkannya status sekolah internasional. Juga soal dimasukkannya gaji guru menjadi bagian dari 20 persen anggaran negara.

puruhitook1.jpgProf Dr Med Puruhito dr SpB(K) TKV. (FOTO: Dwi Wahyuningsih/Jawa Pos)

Memang DPR tidak terganggu oleh batalnya pembahasan RUU pendidikan ini. Tapi banyak sekali pihak yang sebenarnya menanti.

Misalnya soal home schooling, PAUD, dan diniyah. Di RUU ini home schooling diakui sebagai bagian dari pendidikan. Demikian juga PAUD diakui sebagai jenjang pendidikan. 

Di RUU itu pendidikan dibagi tiga: formal, nonformal, dan informal.

Yang formal Anda sudah tahu. Yang nonformal dibedakan dengan yang informal. Pengasuhan anak, pendidikan kecakapan hidup, kursus, BLK, diklat, kajian kitab kuning, diniyah, kajian Alquran, sekolah Minggu Buddha, semua diakui sebagai pendidikan non formal. Tapi pengajian dan sekolah minggu Kristen masuk informal.

Nonformal adalah: terstruktur, terlembaga, ada izin dan bisa dihitung sebagai pemenuhan wajib belajar. Sedang informal: tidak semua itu.

Yang juga menarik adalah soal tenaga pengajar. Selama ini banyak orang yang menjalankan peran sebagai pendidik tidak diakui sebagai guru: konselor, pamong belajar, widyaiswara, tutor, instruktur, fasilitator. 

Anehnya hanya guru yang harus sertifikasi dan mendapat tunjangan. Yang lain tidak. Apa bedanya.

Di bidang kurikulum tidak banyak perubahan. Yang berubah soal pelajaran kewarganegaraan. Yang lama: pelajaran kewarganegaraan wajib tapi Pancasila tidak. Di RUU ini Pancasila menjadi wajib. Demikian juga agama. Termasuk bahasa Indonesia, matematika, IPA, IPS, seni budaya, keterampilan, muatan lokal, dan olahraga.

Dengan diwajibkannya pelajaran agama maka tidak akan ada peluang murid untuk minta dispensasi tidak ikut pelajaran agama apa pun. Di sini, agama sebagai hak individu meningkat menjadi wajib.

Intinya di RUU ini ada pengakuan bahwa pembelajaran itu berbeda dengan pendidikan. Pendidikan hanya bagian dari pembelajaran. "Pembelajaran adalah proses perolehan dan modifikasi informasi, pengetahuan, pemahaman, sikap, nilai, keterampilan, perilaku". Itu bisa didapat dari pendidikan, bisa juga dari pengalaman hidup.

Yang jelas, RUU ini jauh lebih baik dari UU yang lama. Prof Puruhito bilang begitu. Saya juga. Memang seharusnya begitu. Yang baru harus lebih maju.

Hanya saja kali ini DPR memilih jalan di tempat. (*)

***

Siapa Membunuh Putri (25)  

Tawaran Seratus Juta

Oleh: Hasan Aspahani

 ”KITA hubungi tim pengacaranya!” kata Ferdy.  Ia punya kontak salah seorang anggota tim pengacara AKBP Pintor. Si pengacara membenarkan soal pemeriksaan, terkait pelanggaran etik, katanya, tapi tak mau berkomentar soal penetapan kliennya sebagai tersangka.

Saya menelepon Brigadir Hilmi, bertanya soal hasil otopsi mayat Putri di Palembang. Ia hanya memberikan satu keterangan penting, bahwa ada tujuh luka di tubuh korban, yang paling fatal, yang membuatnya tewas karena kehilangan banyak darah adalah luka di leher.

”Digorok, Pak?”

”Ya, itu bahasa koran. Luka memanjang di leher korban yang memutuskan kerongkongan.” 

”Pelakunya siapa, Pak?”

”Sementara saya hanya bisa katakan bahwa tak mungkin Awang pelakunya. Meskipun itu perlu pembuktian di sidang nanti.”

”Kenapa, Pak?”

”Badan korban jauh lebih tinggi. Pelaku melakukan perbuatannya dari belakang. Hanya orang yang lebih tinggi atau sama tingginya, yang mungkin melakukannya... Dan orang yang lebih kuat, karena perlu tenaga yang luar biasa untuk memiting leher korban dengan satu tangan, dan tangan yang lain memegang pisau...”

Saya mengingat apa yang telah pernah kami beritakan. Putri itu mantan model. Foto-foto yang bisa kami dapatkan menunjukkan sosok dia dengan tubuh yang ideal untuk seorang peraga busana.  Sementara Awang kira-kira lima belas atau dua puluh senti lebih rendah. Runi jauh lebih pendek. Dari foto saat AKBP Pintor dan Putri bersanding, yang dimuat semua surat kabar, orang bisa simpulkan siapa yang lebih tinggi dan berapa selisih tinggi keduanya. 

”Itu semua barang buktinya sudah ditemukan ya, Pak?”

”Sudah ada sejak dari sidang sebelumnya.”

Saya menuliskan keterangan dari Brigadir Hilmi. Lalu saya serahkan pada Ferdy. Ia gabungkan dengan berita yang ia tulis, ia wawancara dengan sumber di kejaksaan yang sedang menyusun dakwaan baru. Termasuk kemungkinan tersangka baru, tanpa menyebutkan siapa. Kejaksaan berhati-hati, tapi memang tak ada kemungkinan tersangka lain kecuali AKBP Pintor. Beberapa satpam kompleks di TKP yang sempat ditangkap di awal pemeriksaan kasus sepenuhnya telah bebas dari dugaan keterlibatan. 

Mereka malah memberikan banyak keterangan yang memberatkan AKPB Pintor. Misalnya, mereka diberi uang ”buat beli pulsa” yang cukup besar setelah penangkapan dan pemeriksaan. Beberapa mengaku disiksa agar mengaku. Mereka juga memberi kesaksian penting soal mobil yang keluar masuk kompleks, yang dipakai untuk membuang mayat Putri. 

”Ini sumbernya siapa, Bang?” tanya Ferdy. 

”Semua itu ketengan dari Brigadir Hilmi. Tapi kita tak boleh menyebut namanya. Coba tanya dan minta pendapat ke pengacara Awang dan Runi,” kataku. Ferdy menelepon Restu Suryono. Komentarnya menguatkan keterangan dan data yang kami peroleh. ”Ya, kami sudah mendapatkan informasi juga tentang hasil otopsi itu,” katanya, ”ini menguatkan pembelaan kami di sidang-sidang sebelumnya.”

Rapat redaksi memutuskan headline untuk edisi Dinamika Kota edisi esok: Hasil Otopsi: Awang Bukan Pembunuh Putri. Dengan subjudul:  Leher Putri Digorok dari Belakang.  Subjudul itu diusulkan Ferdy. Kami berdiskusi panjang soal subjudul itu. Ferdy bahkan mengusulkannya untuk dijadikan sebagai judul utama bukan subjudul. Keduanya adalah fakta baru.  

Kami sepakat tetap dengan pilihan headline soal Awang, karena mengarahkan ke tersangka lain. Itu terasa lebih kuat dan membuka ke rangkaian running news berikutnya.   

Saya menikmati suara derak-derak mesin cetak, di antara aroma bahan kimia dan bau tinta. Lintasan berlapis-lapis kertas koran yang melaju cepat dari melewati tower-tower pelat itu, sebelum sampai di pisau potong di akhir rangkaian dan kemudian melewati alat pelipat koran di titik paling ujung.  

Operator percetakan sesekali mengambil contoh hasil cetak, mengecek warna-warna hasil cetak per warna dasar, cyan, magenta, yellow, dan hitam, memastikan apakah pelat sudah terpasang dengan tepat.  

Sesi akhir sudah tercetak lima ribu eksemplar ketika Bang Eel datang ke percetakan dengan sekantong besar nasi dan mie goreng bungkus untuk anak-anak percetakan. Ia meminta proses cetak di-stop. Ia minta waktu sepuluh menit kepada awak percetakan. Lalu mengajak saya bicara. 

”Angkanya seratus juta!” katanya. 

Itu jumlah yang ditawarkan agar kami mengganti headline. Saya pertama-tama heran bagaimana pengacara AKBP Pintor tahu soal headline itu.  

”Tadi siapa yang menelepon pengacaranya?” tanya Bang Eel.

”Ferdy,” kataku. Tapi tak mungkin karena telepon itu mereka tahu apa judul headline kami besok.  Pasti ada yang membocorkan. Mereka bahkan dapat kiriman fotonya, Bang Eel menunjukkan ke saya. 

”Ini siapa yang kirim ke mereka?” tanyaku.

”Nggak pentinglah siapa. Ini gimana sikap kita? Kita terima tawaran mereka ini?” 

”Bang, besok itu hari pertama kita jual dengan harga banderol eceran baru. Kalau headline diganti, saya tak tahu apa ada yang lebih kuat, dan pasti koran telat beredar besok, hancur pasar kita. Agen-agen sudah tahu makanya mereka naikin orderan,” kataku.

”Jadi kau tak setuju? Kita tolak aja? Soal ganti headline kan kita sudah pernah juga sebelumnya.”

”Memang pernah, tapi bukan karena tekanan dan berbau sensor kayak gini, Bang. Kita harus menolak. Merepotkan anak-anak percetakan. Kita harus manggil anak-anak desain, ganti pelat lagi, itu yang sudah tercetak lima ribuan dibuang? Repot, Bang!” 

Bukan kerepotan itu yang terutama saya hindari tapi integritas yang terbeli. Sekali orang tahu berapa harga diri media kami, orang akan mudah mengukur berapa harus menawar sikap kami. Dan selamanya kami akan tergadai. Berita pembunuhan Putri ini belum selesai. Saya merasa ada tugas untuk mengawal kasusnya sampai pada vonis pengadilan.  

Saya bertahan di percetakan sampai koran selesai dicetak. Ada kelegaan luar biasa melihat bagaimana koran-koran dikemas, dibungkus, diikat sebundel-sebundel, lalu dibagi-bagi sesuai orderan agen. Hari itu orderan dari agen naik hampir 20 persen. Hendra juga usul tambah oplah untuk promosi. 

Tim pemasaran sedang garap pasar pelanggan di beberapa perumahan baru. Pulang dari percetakan saya tertidur sangat lelap. Mungkin karena terlalu capek dan puas rasanya karena saya merasa telah ambil keputusan yang benar, yang tak melawan hati nurani saya. Mungkin juga karena saya esok janji bertemu Inayah.

Orang tua Inayah datang lebih cepat ke Borgam.  

”Katanya bulan depan?” tanyaku ketika Inayah mengabarkan rencana itu. 

”Tahu tuh, tiba-tiba aja pengin datang lebih cepat. Bulan depan kelamaan katanya,” kata Inayah. 

Saya ke Pesantren Alhidayah lagi, ketemu Inayah lagi karena kami sedang menyiapkan edisi percobaan majalah Manzilah. Uztad Samsu sangat bersemangat mendukung. Dana awal dia sisihkan dari dana operasional pesantren. Ia juga membentuk tim pemasaran dan iklan. Agak susah mendapatkan iklan untuk edisi pertama. Tapi lumayan ada beberapa yang mau pasang dengan diskon besar. Beberapa ormas Islam memasang iklan ucapan selamat. Sebagai konsultan saya optimistis dengan majalah ini. Tim yang saya bantu menyiapkannya bekerja dengan sangat baik. 

Tulisan-tulisan hanya perlu sedikit disunting.

”Mas Abdur siap, ya?”

”Siap apa? Peluncuran majalah?”

”Bukan. Ketemu Ayah...”

”Kayaknya kamu deh yang tak siap... Nanya terus,” kataku.

”Kalau saya minta Mas Abdur melamar saya ke Ayah siap juga kan?”

”Harus saat ketemu nanti ya?”

”Tuh, kan nggak siap.”

Saya siap melamarmu, Inayah. Tapi yang saya tak tahu apakah saya siap hidup bersamamu setelah lamaran dan pernikahan yang pasti akan kita tentukan kapan. Apa rencanamu? Apakah saya bisa menyesuaikannya? Kita harus bicara lebih dahulu. Saya belum punya apa-apa. Rumah yang akan saya cicil itu belum selesai dibangun.  Paling tidak saya harus menunggu sampai rumah itu selesai.  

Mungkin Inayah melihat dan memahami kecemasan saya. Dia tak bertanya lagi soal rencana melamar itu. Dia hari itu mengajak saya melihat rumah yang dijual. Iklannya ada di Dinamika Kota. Rumah tipe 70, dengan tiga kamar di kawasan perumahan yang sudah jadi. 

”Siapa yang mau beli?”

”Saya, dong,” kata Inayah lantas tertawa. ”Bukan. Bukan saya. Ayah yang mau beli. Dia cepat-cepat ke sini karena mau lihat rumah. Sejak kemarin dia minta saya mencari. Ini yang sepertinya cocok dengan yang dia inginkan.” 

”Beliau mau pindah ke sini?”

”Nanti tanya saja ke beliau, ya...”

Setelah diam sebentar saya seperti setengah sadar bertanya ke Inayah. ”Kalau nanti ayahmu bertanya tentang diri saya, saya harus cerita apa ya?”

”Oh, itu yang Mas Abdur cemaskan? Cerita saja apa adanya, Mas Abdur. Cerita saja seperti anak ke ayah. Jangan kayak wartawan dan narasumber. Sebagai latihan, cerita dulu deh ke saya. Saya saja belum tahu banyak tentang dirimu, Mas...,” kali ini Inayah bicara sangat serius. 

Di tengah pembicaraan kami, Hendra menelepon. 

”Koran kita hilang di pasar,” katanya.

“Hilang? Maksudnya gimana?”

“Ada yang memborong di agen-agen.”

“Waduh? Kapan tahunya?”

“Sejak pagi. Jam 7-an sudah banyak pelanggan yang lapor koran tak diantar. Kami cek ke agen ada yang membeli koran kita dengan harga mahal. Bahkan dengan ancaman dan paksaan. Untung tak semua agen mau,” kata Hendra. 

“Terus?” 

“Kami batalkan koran yang tadinya buat promosi.” 

“Cukup?”

“Tak cukup. Tapi lumayanlah...” 

Saya lekas mengaitkan aksi pemborongan koran dengan uang Rp100 juta yang semalam disampaikan Bang Eel.  Apa ada kaitannya? Mungkin. Tapi bagaimana membuktikannya? Apa perlunya membuktikan itu? Untuk membuktikan bahwa ada pihak yang ingin membungkam kerja pers dengan menghalangi beredarnya berita tertentu untuk kepentingannya? Tapi siapa? Memakai tangan siapa? Rasanya tak mungkin Bang Eel terlibat menghambat peredaran korannya sendiri!  (*)

Komentar Pilihan Dahlan Iskan

Edisi 26 September 2022: Kudeta Sepi

Jimmy Marta

Ternyata desas desus dan Xi Jinping dipicu oleh politisi India Subramaniam Swamy yg mengunggah tweet ke 10jt pengikutnya pada sabtu (24/9). Isi tweet Swamy sbb: Rumir baru yg harus diperiksa: Apakah Xi Jinping (sic) di bawah tahanan rumah di Beijing? Ketika xi berada di samarkand baru2 ini para pemimpin dari partai komunis China seharusnya sudah memcopot Xi dari penanggung jawab Angkatan Darat Partai. Kemudia tahanan rumah menyusul. Jadi rumornya begitu. (Kutipan asli dari CNBC Indonesia 25/9/2022). Ini karena rasa penasaran yg sama dg abah. Netizen yg gk punya motif. Bjorka pun dah menghilang.

Budi Utomo

Bicara soal kudeta di China saya langsung teringat Lin Biao 林彪. Lin ini adalah politikus penjilat nomor satu. Dipercaya Mao dan menjadi sekutu Jiang Qing 江青. Itu lho istri Mao (entah yang ke berapa) yang menjadi otak Revolusi Kebudayaan / Wenhua Geming 文化革命 (1966-1976). Peng Dehuai, Deng Xiaoping hingga Xi Jinping muda pernah jadi korbannya. Entah dipenjara atau dibuang kerja paksa di kota kecil atau di desa terpencil. Upaya kudeta Lin Biao ini digagalkan Zhou En Lai 周恩来

Yuli Triyono

Pak DI jangan sering-sering menulis tentang Xi Jinping. Awas, bisa menginspirasi yang di sini untuk tiga periode.

Giyanto Cecep

kalau ada kabar terjadi kudeta milter di Thailand, maka berita itu hampir pasti benar. Militer Thailand sudah beberapa kali melakukan kudeta terhadap pemerintahan yang sedang berjalan. Kudeta militer pertama dan menandai tonggak sejarah Kerajaan Thailand terjadi tahun 1933 yang menandai bergantinya sistim pemerintahan monarchi absolut menjadi monarchi konstitusioanl. Meski begitu militer masih berulangkali melakukan kudeta dan berhasil. Terakhir kali kudeta untuk yang ke 12 kalinya adalah di tahun 2014 yang lalu. Dan sekarang seperti sudah adem ayem, atau jangan-2 sekam sedang terbakar, kita tidak tahu. Ada beberapa negara dimana militernya melakukan kudeta paling tidak sekali. Kuba di tahun 1933, di Indonesia di tahun 1965 ada sebagian pengamat yang mengatakan kudeta "merangkak" oleh militer yang melahirkan Presiden Soeharto yang otoriter, kemudian Filifina yang melahirkan presiden yg Marcos yang otoriter, disusul Libya oleh Kolonel Khadafi yang juga terkenal otoriter, Jendral Zia ul Haq di Pakistan juga pernah melakukan kudeta menggulingkan pemerintahan Zulfikar Ali Bhuto, Bangladesh tidak ketinggalan terjadi kudeta militer oleh Jendral Husain Muhamad Ershad dan dikudeta milter oleh Mayjen Ziaur Rahman, menyusul negara Mesir Jendral Abdul fatah as Sisi mengkudeta pemerintahan yang sah Morsy, Sudan juga militernya pernah mengkudeta oleh Jendral Abdel fatah alBurhan dan terakhir Myanmar dimana Jendral Ne Win mengkudeta pemerintahan Presiden U Nu dan terakhir di tahun 2021.

Giyanto Cecep

kalau ada kabar terjadi kudeta milter di Thailand, maka berita itu hampir pasti benar. Militer Thailand sudah beberapa kali melakukan kudeta terhadap pemerintahan yang sedang berjalan. Kudeta militer pertama dan menandai tonggak sejarah Kerajaan Thailand terjadi tahun 1933 yang menandai bergantinya sistim pemerintahan monarchi absolut menjadi monarchi konstitusioanl. Meski begitu militer masih berulangkali melakukan kudeta dan berhasil. Terakhir kali kudeta untuk yang ke 12 kalinya adalah di tahun 2014 yang lalu. Dan sekarang seperti sudah adem ayem, atau jangan-2 sekam sedang terbakar, kita tidak tahu. Ada beberapa negara dimana militernya melakukan kudeta paling tidak sekali. Kuba di tahun 1933, di Indonesia di tahun 1965 ada sebagian pengamat yang mengatakan kudeta "merangkak" oleh militer yang melahirkan Presiden Soeharto yang otoriter, kemudian Filifina yang melahirkan presiden yg Marcos yang otoriter, disusul Libya oleh Kolonel Khadafi yang juga terkenal otoriter, Jendral Zia ul Haq di Pakistan juga pernah melakukan kudeta menggulingkan pemerintahan Zulfikar Ali Bhuto, Bangladesh tidak ketinggalan terjadi kudeta militer oleh Jendral Husain Muhamad Ershad dan dikudeta milter oleh Mayjen Ziaur Rahman, menyusul negara Mesir Jendral Abdul fatah as Sisi mengkudeta pemerintahan yang sah Morsy, Sudan juga militernya pernah mengkudeta oleh Jendral Abdel fatah alBurhan dan terakhir Myanmar dimana Jendral Ne Win mengkudeta pemerintahan Presiden U Nu dan terakhir di tahun 2021.

Joko Sampurno

"Ada beberapa negara dimana militernya melakukan kudeta paling tidak sekali. Kuba di tahun 1933, di Indonesia di tahun 1965 ada sebagian pengamat yang mengatakan kudeta "merangkak" oleh militer yang melahirkan Presiden Soeharto yang otoriter" Sepanjang sejarah yang dipelajari belum pernah Kudeta, yang ada Supersemar. Koreksi bila salah

Alon Masz Eh

Hmmmm... Si mbah berdongeng : Segala yang mapan akan bergoyah setelah sejenak rehat dan ditinggalkan.. Kursi menteri bisa lepas setelah keluar negeri, kursi empuk maskapai bisa njungkel setelah pelesir sambil beli sepeda, kursi ketua partai pun demikian habis keluar negeri... Kok munjuk men toh mbah? Lha bedhak nang pasar ae ilang ditempati orang habis ditinggal ziarah wali... Mosok toh le? Lha kalo bukan bedhak tapi toko? Langganan nya yang ilang mbah...habis ditinggal libur seminggu. Iya juga ya. Kursi kepala divisi... (di pabrik, bukan di tempat lain) juga goyah habis ditinggal cuti seminggu. Kerjaannya digantiin temen nya dengan jilatan yang bikin klomoh, sapa yang gak goyah?. Wow... Bisa gitu yah mbah? Bisa lah le, di pabrik yang penting produksi lancar, bukan orangnya, pak bos suka duit dan omset, bukan suka orang. Iya iya iya.. Trus kalo bosnya yang plesir terus mbah? Yah bisa diambil rekan kongsi nya... Atau anak buah kepercayaannya. Kayak yang di koran itu tah mbah? Bukan, ga tahu si mbah kalo yang itu. Mangkane le, itu Xi jipang le.. Xi jinping mbah, bukan jipang! Ya wis lah, pokoke yang di Tiongkok itu, begitu pergi diluk akeh sing bermanuver.... Mangkanya, BBM mahal, uangnya banyak-o yah tetep antri.... Nulis aja yang rajin, nglencer-nya dikurangi. Ngapunten. Salim. 

Rihlatul Ulfa

Saya cuma mau nulis tentang Gubernur Papua 2 periode yg sudah berkuasa sejak 2013 itu Lukas Enembe. saya tertawa sekali saat melihat bukti dari cctv di Marina Bay Sands saat diduga Lukas Enembe bermain kasino. hahaha lucu sekali, seorang Gubernur bisa-bisanya pede bermain kasino, di negara yang sepelemparan batu dari Indonesia. begini, apakah Lukas tidak bisa membayar orang yg sangat miskin yg bisa mewakilkan dirinya bermain kasino? jika memnag tujuannya adalah untuk pencucian uang. siapa yg berani mengambil resiko untuk bermain kasino dengan ruangan yang ada cctvnya, aduh lucu sekali.terlebih negara kita melarang perjudian. pun mereka yg bermain judi di game saja sampai ditutup aplikasinya. apa susahnya anda pergi ke Makau misalnya, pusat kasino terbesar itu, tidak apalah waktu penerbangannya lebih lama, mungkin saja kalau anda bermain disana anda lebih aman hehe.

Farwadi Barma

Belum 40 hari berita Sambo sudah tidak trending lagi. Harga BBM pun lambat laun terpaksa harus terbiasa, belum 40 hari.

Namu Fayad

AS tidak ikut membesar-besarkan itu mungkin karena sadar diri juga, dia kan besar kepentingan di Tiongkok. Warga dunia yang sudah saling ketergantungan, sebumi sudah ibarat satu desa, tidak elok lagi ada negara bertepuk tangan akan kekacauan yang terjadi di negara lain. Susah di sana akan berakibat susah di sini. Cara-cara AS bikin sanksi ekonomi itu pun akhirnya sangat merugikan banyak orang. Dunia ini sedang stress.

Budi Utomo

Panjang jalan yang beraspal di China sudah mengalahkan USA (4,9 juta km vs 4,3 juta km). Dan panjang rel kereta api cepat USA memprihatinkan. Hanya 80 km saja! (High speed rail in the US -Wikipedia). China? High speed railways nya sudah satu kali keliling bumi: 40.000 km (2021). Dan terus bertambah. (YouTube : China plans to expand world’s largest high speed railway network to 50.000 km by 2025). Karena itulah Biden meluncurkan Build Back Better lebih dari 1T USD untuk mengejar ketertinggalan infrastruktur dari China. Tapi sama seperti di negeri +62 dikecam oposisi. Jadi ujung-ujungnya pasti gagal mengejar ketertinggalan dari China. Kalau +62 mengejar ketertinggalan dari Singapura atau Malaysia wkwkwk

Juve Zhang

Masih belum ada hub.diplomat bisa ke Shaolin temple.pasti pak Mirza ini seangkatan pak Jend.Agum, Jend., Hendropriyono yg dikirim ke Taiwan buat belajar bahasa mandarin.mungkin pak Mirza mantan anggota BAKIN ? Wkwkwkwk. tahun 90 awal saya ke sana juga masih miskin bin susah rakyat Tiongkok. Memang semangat nya satu dalam otak pemimpin dan rakyat nya, lebih makmur dan lebih kuat dari Amerika.ini sudah tertanam dalam otak mereka. Ada yg dituju. Secara Perbandingan 1 dolar bisa apa buat suatu Negara.Tiongkok sudah melewati Amerika.

Mirza Mirwan

Ketika di pertengahan 1980-an saya mengunjungi Shaolin Monastery (Shaolin Temple) di Dengfeng, Henan, kesan saya Tiongkok itu masih negara terbelakang -- saat itu hubungan diplomatik RI-Tiongkok masih dibekukan. Jalanan masih terlihat banyak berlobang. Kendaraan masih didominasi sepeda. Padahal saat itu Indonesia sudah punya jalan tol Jagorawi dan Mojokerto-Sepanjang. Tiongkok baru merencanakan jalan tol Shanghai-Jiading sepanjang +/- 18 km. Tetapi, welhadalah, hampir 40 tahun kemudian kita baru punya jalan tol total sepanjang +/- 2500 km, sementara totsl jslan tol di Tiongkok sudsh 168.000 km. Namanya memang bukan jalan tol, tetapi expressway. Hebatnya lagi, expressway sepsnjang 2800-an km dari Beijing ke Urumqi (Xinjiang), 500-an km di antaranya melewati gurun pasir yang tak berpenghuni. Kalau di Indonesia, membangun jalan 500 km sekelas tol di area seperti itu pasti dibilang mubadir. "Jalan tol tak bisa dimakan, kok." Kisah sukses Tiongkok bermetamorfosis dari negara produsen jarum jahit, peniti, cangkul, dan sabit, menjadi negara produsen barang-barang berteknologi tinggi, sebenarnya bisa dipelajari. Hanya saja, sulit dilaksanakan di negara kita. Sistem poltitik kita adalah penghalangnya. Lha menteri saja sodoran beberapa partai, eh masing-masing menteri lebih condong mengikuti visi-misi partainya ketimbang visi-misi presiden. Ya udah, jadinya kita cuma "ndomblong" saja melihat kemajuan Tiongkok.

Agus Suryono

MENGENDALIKAN SUASANA Bayangkan sebuah seminar motivasi. Pakai MC. Sebelum sang motivator tampil, MC sufah tampil dyluan. "Mari kita sambut MOTIVATOR kita dengan tepuk tangan. "Kita tambah tepuk tangan kita.. Lima puluh detik kemudiann, baru sang motivator muncul, di tengah riuhnya tepukan.. BEGITULAH, saat ini lagi dilakukan pengkondisian, saat mumculbya SANG PEMENANG.. Supaya semya harap2 cemas menunggu SANG PEMENANG. Nanti di puncak acara MUKTAMAR PARTAI..

Budi Utomo

Tapi partai-partai itu pada dasarnya bukan parpol oposisi lebih ke penasihat. Lebih kurang nya kayak DPA di sini. Ada Partai Petani / Nong Gong 农工. Partai Republik / Min Zhu 民主 sampai Partai Nasionalis / Guomindang pun ada! Ya cuma namanya agak beda dikit ditambah embel-embel revolusi/ geming 革命. Zhongguo Guomindang Geming Weiyanhui 中国 国民党 革命委员会. Bukan begitu Bung Johan? Wkwkwk

Mirza Mirwan

Tetapi, Bung Johan dan Bung Budi, dari sudut keterwakilan di Kongres Rakyat Nasional (NPC) -- semacam DPR/MPR Tiongkok -- menurut saya lebih beruntung partai non PKT. Dari 2.980 kursi NPC, PKT yang anggotanya 95-an juta hanya punya kursi 2.091 (ratio 1:45rb-an). Yang non PKT, China Zhi Gong Party, misalnya, punya 38 kursi di NPC, padahal kadernya hanya 40rb-an (ratio 1:1000). Lepas dari itu, toh 8 parpol non PKT ideologinya juga sama: Sosialisme dengan karakteristik Tiongkok, meskipun beberapa parpol ada tambahan ideologi lainnya.

Johan

Hoaks yang kurang masuk akal. Tentara Pembebasan Rakyat Tiongkok (PLA) itu dibawahi oleh Partai Komunis Tiongkok (CCP). Jadi PLA itu sebenarnya adalah angkatan militer milik CCP, bukan milik pemerintah nasional Tiongkok. Hanya CCP yang bisa menggerakkan PLA untuk melakukan aksi militer. CCP dan pemerintah nasional Tiongkok sekilas sama, tapi berbeda. Pemerintah nasional dipilih oleh badan legislatif tertinggi semacam MPR yang bernama Kongres Rakyat. Anggota kongres rakyat terdiri dari berbagai golongan dan partai, CCP memiliki porsi kursi paling besar di Kongres Rakyat. Diluar CCP ada sekitar 9 partai dan golongan yang memiliki wakil di Kongres Rakyat. Ini sekaligus menjelaskan bahwa Tiongkok bukan negara 1 partai.

yea aina

Menarasikan imajinasi berdasarkan fakta-fakta. Kiranya bisa juga menjadi inspirasi bagi pembacanya. Belum lama saya membaca sebuah tulisan terkait besaran bunga pinjaman sekaligus cicilan pokok di sebuah negeri. Tahun ini kewajiban pelunasan bunga pinjamannya 405 T, sedangkan cicilan pokok pinjamannya di kisaran 443 T. Tidak ada masalah, asalkan ada dana untuk pembayarannya. Darimana? Nah disinilah masalahnya, anggaran tahun sebelumnya negeri tersebut "terpaksa" berhutang 867 T, untuk menutup defisit anggarannya. Kiranya di tahun-tahun berikutnya keputusan "terpaksa" gali lobang itu bakal berulang-ulang dilakukan. Kasihan hhmm.

Jimmy Marta

Bila coba dipikir pikir, bagaimana hoax diproduksi dan menjadi trending, sy kadang kagum juga. Kita kan tahu, sarat utama untuk menjadi produsen top hoax biasanya adalah punya follower yg banyak. Tapi untuk menjadi hoax 'berkelas' dunia ala politisi india ini, ada syarat ketentuan lain yg harus dimiliki. Antaranya pandai mengolah fakta2. Mampu berimajinasi merangkai fakta untuk menjadi cerita lain. Coba kita lihat fakta yg diolahnya: 1. Ada pergerakan pasukan tentara China. 2. Penghentian banyak penerbangan di Beijing 3. Xi Jinping gk muncul bbrp hari. Tentu kemampuan atau naluri mengolah fakta ini tidak dimiliki semua orang. Pak Subramaniam politisi india itu salah satu memenuhi sarat itu. Sekarang ia pasti makin populer. Di india saja punya 10jt follower. Gk terhitung berapa juta lg yg kena prank di Indonesia. Kalau 2024 ia nyalon pasti terpilih. Disurvey pun pasti paling populer...hehe.. Lah..kan pak Subra itu kan orang india?. Iya, India dan Indonesia itu sama saja. Sama2 negeri Astina. Sama2 punya Rama dan Sinta...Hahaha....

Mirza Mirwan

Setiap hari saya pasti menengok dua portal berita Tiongkok, meski seringkali hanya membaca judulnya. Kedua portal itu adalah: Xinhuanet.com milik kantor berita Xinhua, dan People.cn milik People's Daily, koran resmi PKT yang tiap hari dicetak 3,5-4 juta eksemplar. Anehnya, sampai hari ini kedua portal berita itu tidak pernah memuat berita terkait rumor kudeta yang ramai jadi perbincangan di socmed. Headline kedua portal itu selalu tentang topik yang hampir sama. Beberapa hari ini tentang persiapan menjelang Kongres Nasional PKT ke-20. Yang ditulis media barat kebanyakan juga hanya kutipan dari kedua portal tadi. Maka tak berlebihan kalau Pak DI memberi judul "Kudeta Sepi" untuk CHD hari ini. Lha di Tiongkok sendiri tak ada yang meributkannya, kok.

Pryadi Satriana

"Muktamar" Partai Komunis Tiongkok. Jadi keliatan yg nulis "wong sarungan", he..he.. Mestinya kemana-mana Abah pake "peci hitam". Semoga husnul khatimah, Bah. Salam. Rahayu.

Pryadi Satriana

"RG itu useful idiot nya PD". Muannteeb, Bro. Itu sebutan yg pas buat Rocky 'Prengas-Prenges' Gerung, hi..hi.. Berhenti 'jual diri', Rung. Baca "Pengkhianatan Kaum Cendekiawan"-nya J. Benda. Salam. Rahayu.

Pryadi Satriana

He..he.., Anda ndhak paham ada 'kolom komentar' supaya tulisan 'dikomentari', dan 'orang yg komentar pun harus siap dikomentari'. Tapi saya maklum, Anda masih 'blajaran'. Belajarlah dari Abah, mau menerima komen 'se-nylekit' apa pun, karena 'pujian itu memabukkan dan kritikan itu memperbaiki diri.' Aku ndhak boleh komen di komen-mu, lha prasa-mu koen iku sopo? Hati boleh 'panas' - walaupun sebenarnya harus 'jaga hati' - tapi pikiran harus tetap 'dingin', supaya tetap waras. Tetep eling lan waspada. Salam. Rahayu.

EVMF

Seandainya dalam 10 tahun terakhir ini President Tiongkok "bukanlah" Xi Jinping ; apakah kondisi Tiongkok akan tetap sama seperti sekarang ini ; baik itu kekuatan ekonominya, pengentasan kemiskinannya, kemajuan teknologinya, maupun kekuatan militernya, dlsb ?? Saya sangat yakin : kondisinya akan sama, terlepas siapapun President-nya !! Mengapa ?? Karena dasar-dasar pembangunan Tiongkok modern sudah di-fondasi-kan oleh Deng Xiaoping, dikembangkan oleh Zhu Rongji, dan dikukuhkan oleh Hu Jintao. Itulah periode yang krusial dalam me-navigasi pembangunan Tiongkok. Seperti halnya Singapore ; siapapun Perdana Menteri nya, kondisi Singapore akan tetap sebagai negara maju dengan income per kapita yang tinggi, dengan kondisi sosial-ekonomi-politik yang relatif stabil, dengan ke-teratur-an yang sangat baik didalam aktifitas kehidupan masyarakat Singapore, dlsb. Jadi mengapa Xi Jinping seakan-akan menjadi President yang paling berperan didalam kemajuan Tiongkok ; sampai-sampai Undang-Undang pun di-revisi supaya memungkinkan menjadi President untuk periode ketiga ?? My honest answer is : because Xi Jinping plays the role of political bias !!

Budi Utomo

Falsafah Jawa memang banyak yang bagus. Ya karena sudah berevolusi dipengaruhi begitu banyak budaya lokal dan regional bahkan global dalam prosesnya selama 2000 tahun. Jokowi unggul karena filosofi/ filsafat/ falsafah/ philosophy: Lamun Siro Sekti Ojo Mateni. Walau Anda Sakti Jangan Membunuh. Lamun Siro Banther Ojo Ndhisiki. Walau Anda Cepat Jangan Mendahului. Lamun Siro Pinter Ojo Minteri. Walau Anda Pintar Jangan Sok Pintar. Rahayu. 

Budi Utomo

Koh Liam Then. Saya setuju Sha Wu Jing 沙悟净 orang Timur Tengah karena ada simbol bulan sabit di ikat kepalanya. Tapi bisa juga India khususnya penganut Shiva/Siwa yang juga kalau kita perhatikan dengan cermat ada simbol bulan sabit di kepalanya. Hmmm. Kalau dari penelitian arkeologis, agama Hindu telah menyebar ke Arab pada awal Masehi. Sama seperti agama Hindu menyebar ke Nusantara pada awal Masehi. Lalu Sun Wu Kong 孙悟空 alias Sun Go Kong itu adalah personifikasi orang Turki. Kala Dinasti Tang, orang Turkilah yang menyebarkan agama Buddha ke Tiongkok. Turki itu bangsa nomaden yang juga ditakuti orang Tiongkok. Saat itu orang Turki memuja Avalokitesvara alias Guan Yin / Kwan Im. Makanya Sun Go Kong diceritakan tunduk sama Kwan Im. Sedangkan 猪八戒 alias Cu Pat Kai adalah personifikasi orang Mongolia! Senang memperkosa wanita! Wkwkwk

Liam Then

Off topic lagi, tapi masih nempel dikit ke Tiongkok. Saya pernah mendengar,entah dari siapa, saya tak ingat. Orang ini bilang ; "coba kau lihat kisah Journey To the West, ( yang kata Wikipedia terbit pada abad ke 16 ) Sun Go Kong seperti personifikasi karakter orang barat yang mischiveous ,yang penuh rasa ingin tahu dan banyak akal , Cu Pat Kay untuk karakter orang cina, dan Sha wujing personafikasi orang Timur Tengah yang kuat dan serius. Bersama guru mereka, bersama berangkat ke barat. Menjemput ilmu kesejatian. Tujuan akhir ras manusia." 

Liam Then

Orang kita suka bergosip ,makanya gampang terkena hoax. Yang sifatnya mengejutkan dan baru. Ular sawah gak sampai 1 meter ke temu di RT 3, begitu ceritanya sampai di RT 4 kelurahan sebelah panjangnya sudah menjadi 3 meter. Dari yang awalnya hanya makan ayam, menjadi makan kambing.

Komentator Spesialis

Beda china dan Indonesia : di china koruptor dihukum mati. Sedang di Indonesia koruptor dapat remisi.

Rofi'udin

sekitar dua bulan lalu dapat email. katanya dari gunawan santoso. mengabarkan saya sbg pembaca disway dapat buku gratis, entah buku apa. ngisi google form: alamat dan no hp. sampe sekarang gak ada kabar. adakah pembaca disway yang senasib?

Muin TV

Mengejutkan! Bitrik Sulaiman yang beberapa hari ini menguasai singgasana pertamax, akhirnya dikudeta oleh oyong mantep. Sementara mzarifin umarzain, terlempar dari posisi 5 besar. Ini asli. Bukan hoax. 

Kang Sabarikhlas

lho..Pak Bitrik Sulaiman tadi no.1, saya no.3 tapi warungnya belum buka.. Lha wong depan warung ada tulisan "TUNGGU 1 Jam Keluarnya" ya saya tunggu, mungkin kokinya masih kepasar... lha kok saya geser keatas ternyata itu bunyi obat kuat maarup..duh.. jadi absen no selawe...

thamrindahlan

membawa peta mencari tenda \ jangan lansia jalan sendiri \ sinyal kudeta suatu pertanda \ militer dunia siap beraksi \

Mirza Mirwan

Sebagian kecil substansi CHD hari ini -- tentang rumor kudeta -- sudah saya tulis di komentar edisi PGA LIV menjelang pukul 9 malam tadi sebelum saya berangkat tidur. Hanya saja ada beberapa perbedaan istilah yang saya pakai dengan yang disebut Pak DI. Misalnya: # Pak DI menyebut "isolasi", saya menulisnya "meng-karantina diri". # Forum Shanghai yang disebut Pak DI, saya menulisnya "Organisasi Kerjasama Shanghai" -- terjemahan nama resmi, "Shanghai Cooperation Organisation". # Istilah "muktamar" yang ditulis Pak DI untuk menyebut forum tertinggi PKT, saya menulisnya "kongres nasional" -- itupun saya hanya menerjemahkan dari "national congress". Tetapi ada yang kurang tepat dari tulisan Pak DI di alinea ke-4 dari bawah. ".... Akan dipasang pipa gas dari Rusia ke Pakistan. Lewat Afghanistan -- sesama anggota forum Shanghai." Rusia dan Pakistan memang anggota SCO, bersama Tiongkok, India, Uzbekistan, Tajikistan, Kirgizstan, dan Kazakhstan. Sedang status Afghanistan di SCO hanyalah pengamat (observer), bersama Mongolia, Iran, dan Belarusia.

Chei Samen

Masih panas perang di Ukraine. Ribuan terkorban. Kudeta di Myanmar yang meresahkan kehidupan. Yang terkorban dan desa yang terbakar. Taiwan yang tidak menjadi padang jarak padang tekukur. Elok kita berehat sebentar dari kekalutan tembakan dan bom-bomam. Bak kata Pak Pri dan Rocky G, kita perang pikiran (argumentasi berfakta) andai mampu. Saya yang tak mampu, ya dengar dengar dan baca baca aja. Pagi semua.. nih saya mau perang, ke padang (halaman) main golf (potong rumput). Jumpa sore nanti.

*) Dari komentar pembaca http://disway.id

Pewarta : -
Editor : Slamet Oerip Prihadi
Sumber : Disway.id

Komentar Anda