Tatap Muka dengan Tokoh Masyarakat

Mayjen Doni Monardo : Maluku Ini Luar Biasa

Tatap muka Pangdam Pattimura Mayjen Doni Monardo dengan tokoh masyarakat Makuku. (Foto: Yamin Akhmad/CoWasJP)

COWASJP.COM – ockquote>

O l e h: Yamin Akhmad

---------------------------------

“Setiap prajurit TNI mengabdi untuk kepentingan negara. Tidak untuk yang lain.”

Mayjen TNI Doni Monardo Pangdam XVI Pattimura

PERSOALAN yang dihadapi Bangsa Indonesia ke depan bukan hanya masalah terorisme dan radikalisme tetapi juga masalah persaingan ekonomi serta penyalahgunaan narkotika terutama di kalangan generasi muda.  

Panglima Kodam (Komando Daerah Militer) XVI/Pattimura Mayjen TNI Doni Monardo di Ambon Kamis (17/11) mengatakan, saat ini ada sekitar 5,1 juta masyarakat Indonesia yang terditeksi terlibat dalam penyalahgunaan narkoba. Setiap tahun 15 ribu anak bangsa yang meninggal sia-sia karena narkotika. “Dan sebagian besar dari mereka adalah generasi muda,” kata Pangdam.

Pada acara tatap muka dengan komponen masyarakat Maluku dalam rangka soisalisasi ancaman isu-isu global Jenderal Doni menyebutkan, seluruh prajurit TNI berada di garda terdepan dalam mempertahankan dan menjaga kedaulatan serta keutuhan NKRI.

pangdam-BWUHpA.jpg

Pangdam Mayjen TNI Doni Monardo saat kunjungan ke Negeri Aboru Pulau Haruku awal November lalu. (Foto: YaminAkhmad/CoWasJP)

“Tugas TNI, melindungi segenap anak bangsa dan seluruh tumpah darah dari ancaman musuh baik dari dalam maupun luar negeri,” kata Jenderal Doni Monardo. Hadir dalam acara tersebut tokoh-tokoh masyarakat, Pendeta, Alim Ulama serta kalangan generasi muda di Provinsi Maluku.

Menurut Pangdam, setiap prajurit TNI Kodam XVI Pattimura terus melakukan berbagai program latihan baik Operasi Militer untuk Perang (OMP) maupun Operasi Militer Selain Perang (OMSP). Program OMP Kodam Pattimura adalah terus meningkatkan sistem senjata teknologi dan kemampuan prajurit dalam latihan militer maupun kemampuan bela diri. Sedangkan program OMSP, Kodam Pattimur menggunakan “senjata” sosial melalui pendekatan kesejahteraan (prosperity approach).

Karena itu berbagai program yang kini sedang digalakkan adalah penanaman penghijauan dengan tanaman-tanaman produktif dan pemanfaatan sumber daya laut yang begitu dominan di Provinsi Maluku. Dua program utama tersebut diistilahkan Pangdam Pattimura dengan program Emas Hijau dan Emas Biru.

pangdam-ciJaBz.jpg

Para pemuka agama, Pendeta, Alim Ulama, Tokoh Masyarakat dan Generasi Muda di Maluku. (Foto: YaminAkhmad/CoWasJP)

“Manakala dua program utama ini berjalan dengan baik, maka akan tercipta perdamaian, kerukukan dan kesejahteraan atau yangkita dengan dengan istilah Emas Putih,” tegas Doni Monardo.

Sebagai prajurit professional, lanjut Panglima, prajurit TNI tidak hanya mahir dalam menggunakan senjata, tetapi juga harus memahami kultur budaya di mana dia bertugas. Sebagaimana halnya di Maluku dengan berbagai kultur daerah masing-masing. “Karena itu saya perintahkan kepada setiap prajurit Kodam Pattimura untuk mempelajari antropologi sehingga dapat mengantisipasi dengan cepat dan tepat setiap masalah yang terjadi di tengah masyarakat. 

Pangdam secara terus-terang megakui keberagaman budaya yang ada di daerah seribu pulau tersebut. “Maluku ini luar biasa. Kita mengenal Siwalima yang berasal dari Patasiwa dan Patalima,” kata Panglima sambil menambahkan, bahwa Patasasiwa berasal dari Seram Barat sedangkan Patalima dari Maluku Tengah dan Seram Bagian Timur.

pangdam-DugRm.jpg

Pangdam saat berbicara di depan para tokoh masyarakat dan pemuka agama. (Foto: YaminAkhmad/CoWasJP)

Semuanya, lanjut Pangdam, mengakar pada sebuah komitmen bahwa Kristen dan Islam saling membutuhkan untuk hidup berdampingan secara damai dan harmoni untuk mencapai kemakmuran dan kesejahteraan. 

Yang menarik, acara ini juga menghadirkan Raja Aboru, Raja Hulaliu, Raja Mamala, Morella dan Raja Hitumesing. Negeri-negeri yang selama ini berseteru, namun berhasil didamaikan oleh Pangdam XVI Pattimura. “Kami sudah lelah dalam pertikaian yang berkepanjangan,” kata Raja Aboru John Riry saat ikrar janji damai awal November lalu. Negeri (Desa) Aboru dan Hulaliu selama 40 tahun sering berkonflik, juga Negeri Mamala dan Morella. Dua desa yang terletak di Pulau Ambon Kabupaten Maluku Tengah ini sudah ikrar damai beberapa bulan lalu.

“Saya berharap ikrar damai itu dilakukan dengan niat yang sungguh-sungguh sehingga ke depan generasi muda dari negeri-negeri itu bisa mendapatkan kesempatan menempuh pendidikan yang sama dengan daerah-daerah lain di Maluku,” ujar Pangdam Jenderal Doni Monardo. (*)

Pewarta :
Editor :
Sumber :

Komentar Anda