Kesaksian Dahsyatnya Silaturahim (2)

Konsep Aqua Dwipayana Terasa Sebelum Mata Terpejam

COWASJP.COM – ockquote>

Saya, Arifin BH –wartawan Pos Kota dan kemudian Harian Surya hingga mengundurkan diri tahun 2006. Selepas berkutat sebagai jurnalis, saya menjadi penulis kolom Opini harian Kompas; menulis Buku Suara Surabaya Bukan Radio (2010); Buku PELAWAK –Penuntun Laku di Segala Waktu (2013) dan penulis kompasiana. Di luar itu menjadi Tim Kreatif Tri Rismaharini, Walikota Surabaya (2009 dan 2015, dan Emil Dardak Bupati Trenggalek (2015).

SAAT yang ditunggu-tunggu untuk memulai perjalanan dari Surabaya menuju Palembang telah tiba,yakni Rabu (23/8/2017). Di Bandara Juanda Surabaya saya dan Mas Hadiaman Santoso dijemput seorang petugas penerbangan, dan diantar sampai ke pintu menuju garbarata. Kami terbang pukul 08.00 WIB bersama Lion Air, JT 0856 dengan tempat duduk posisi ada di paling depan, 1B dan 1F. Alhamdulillah semua urusan dimudahkan. Belakangan kami tahu bahwa Aqua minta tolong teman baiknya Kolid Widodo yang menjabat sebagai Station Manager Lion Air Group untuk membantu urusan kami di Bandara Internasional Juanda Surabaya di Sidoarjo termasuk blok tempat duduk di nomor 1.

“Aqua memang top” kata Mas Hadiaman sebelum pesawat tinggal landas. Tentu saja yang dimaksud adalah Aqua Dwipayana yang mengundang dan mengajak kami menikmati perjalanan Surabaya – Palembang.   

Mendarat di Bandara Internasional Sultan Mahmud Badaruddin II, Palembang Sumatera Selatan kami dijemput Pratu Roy Ariesta anggota Kodam II/Sriwijaya, langsung diantar ke kampus Universitas Islam Nasional (UIN) Raden Fatah Palembang. Di gerbang masuk terpampang spanduk, “Seminar Motivasi “Membangun Jiwa Kepemimpinan Yang Berakhlak dan Beretika”. Pembicara tertulis Dr. Aqua Dwipayana, M. Ikom, Motivator & Konsultan.

Sekitar 150 mahasiswa baru Ilmu Komunikasi FISIP & mahasiswa tingkat atas dengan antusias mengikuti seminar. Melalui tayangan slide, Aqua Dwipayana menggenjot semangat peserta seminar. Aqua meminta Mas Hadiaman untuk memberikan testimoni perjalanan karir wartawan Aqua. Kepada para mahasiswa Hadiaman berpesan, agar melihat kelebihan Aqua dengan konsep silaturahimnya. Aqua tidak melupakan jasa para guru dan senior serta teman-teman lamanya, termasuk sering memberangkatkan kawan-kawannya di masa lalu umrah ke Tanah Suci.

Mas Hadiaman membuka rahasia masa lalu Aqua yang berasal dari keluarga miskin. Dia kemudian berjuang untuk mengubah nasibnya. Setelah sukses Aqua tetap rendah hati dan selalu mengingat semua orang yang pernah berjasa pada dirinya. Satu per satu dibalasnya dengan cara berbagi rejeki dan tetap menghormati mereka.

Lepas dari kampus UIN Raden Fatah pukul 12.00 WIB, Aqua Dwipayana, Mas Hadiaman dan saya meluncur ke kantor PLN WS2JB  (Wilayah Sumatera Selatan, Jambi dan Bengkulu) di Palembang. Di sana bergabung dengan kami, Putra, mahasiswa semester III Jurusan Ilmu Komunikasi FISIP Univ Sriwijaya Palembang. Dia adalah anak sulung dari Agung Nugraha, General Manager (GM) PLN Distribusi Jateng dan DIY yang merupakan teman akrab Aqua.

Acara di PLN mulai pukul 13.30 hingga pukul 17.00 secara nonstop Aqua memberikan motivasi. Dihadiri GM PLN WS2JB Daryono dan mantan GM Budi Pangestu serta ratusan manajer PLN yg tugas di wilayah ini.  Sama dengan di UIN kepada setiap penanya, Aqua selalu menghadiahkan buku. Di akhir sesi ini, Aqua memberi kejutan berupa hadiah memberangkatkan umrah kepada salah seorang putra karyawan PLN yang sudah hafal membaca Alquran sebanyak 30 juz.

Selepas acara PLN menuju hotel tempat kami menginap HP milik Aqua selalu berdering. Entah dari siapa saja, yang jelas setiap akhir pembicaraan Aqua selalu menyampaikan salam kepada si penelepon beserta keluarganya. Kalimat “Salam untuk Keluarga” sering saya dengar. Baik sewaktu Aqua berbicara lewat telepon maupun ketika dia mengirim pesan WA. Silaturahim senantiasa terjaga.

Berada di hotel cuma sebentar, karena kami sudah ditunggu Kaspiyah, Wakil Pemimpin BRI Wilayah Palembang dan dua temannya yang merupakan kolega Aqua. Kami makan malam di restoran “Pagi Sore”. Di resto itu sudah menunggu teman Aqua yang lain, Ustadz Abudzar yang asal Palembang namun telah puluhan tahun tinggal di Yala, Thailand Selatan. Selepas itu, saya Mas Hadiaman dan Aqua Dwipayana menikmati keindahan cahaya lampu di Jembatan Ampera.

Sesampai di hotel Arista, hotel bintang lima tempat kami menginap, sudah larut malam. Aqua melanjutkan diskusi dengan Mas Hadiaman. Mereka kadang tertawa, kadang bicara serius saling bernostalgia. Sebelum memasuki kamar masing-masing, Aqua sempat menyampaikan salam dari Pangdam Sriwijaya, Mayjen TNI Anto Mukti Putranto. Lho, apa hubungannya?

“Beliau teman baik saya. Pangdam sedang ada acara dengan Menhankam Bpk Ryamizard Ryacudu, jadi tidak bisa menemani Pak Hadiaman dan Pak Arifin. Pangdamlah yang menyiapkan seluruh akomodasi dan transportasi selama kita di Palembang” katanya.

“Aqua memang top” kata Mas Hadiaman, mengulangi kalimat yang diucapkannya pagi hari sebelum berangkat ke Palembang. Malam sebelum memejamkan mata, saya mulai merasakan kehebatan (baca; dahsyatnya) konsep silaturahim yang dibangun Aqua Dwipayana.

(Ikuti seri tulisan pengalaman perjalanan SURABAYA-PALEMBANG-JAMBI-JAKARTA berikutnya).

>>>Menjelang sharing Komunikasi & Motivasi dgn ratusan prajurit & Ibu2 Persit di Korem 061/Suryakancana Bogor atas undangan Danrem Kolonel Inf Mirza Agus, saya ucapkan selamat melaksanakan silaturahim tanpa pamrih secara konsisten. Salam hormat buat keluarga. Pukul 07.30 Senin 28 08 2017

Pewarta :
Editor :
Sumber :

Komentar Anda