Inspirasi ca'amu

Kekuatan Spiritual Meroketkan Potensi Diri

Penulis saat berbincang dengan sesama penulis Bapak Misbahul Huda. (Foto: CoWasJP.com)

COWASJP.COMALLAH menciptakan jutaan manusia di muka bumi ini tidak memiliki karakter yang sama. Satu sama lain memiliki sifat yang berbeda meskipun ada beberapa persamaan di antaranya. Allah juga memberi potensi diri kepada semua ciptaannya, karena ini sebagai tanda-tanda kebesaran Sang Khaliq. Yang tiada tolok ukur bandingannya!

Potensi diri manusia itu sudah dibingkai oleh Allah melalui proses ilmiah medikal, yang sudah dicipta Allah setelah menyimpan Ruh jutaan tahun sebelum mencipta Adam dan Hawa. Ruh itulah yang dibungkus dengan jasad dan nafsu atau nyawa hingga lahirlah seorang manusia.

Tubuh manusia adalah sebuah Maha Karya Cipta Allah SWT yang sangat dahsyat luar biasa. Tidak ada tolok ukur bandingannya. Triliunan sel berada dalam DNA manusia yang masing masing ciptaannya memiliki fungsi yang sama. Tugas yang sama. Dan, sel-sel itulah yang akan membangkitkan lagi organ tubuh kasarnya saat dihidupkan kembali setelah mati nanti.

Kita memiliki jantung yang berdetak 100 ribu kali sehari secara otomatis. Serta memompa 1500 galon darah setiap harinya melalui pembuluh darah. Jika diurut dari ujung awal hingga akhir, panjangnya akan cukup untuk mengelilingi bumi pada garis equator sebanyak dua kali. Subhanallah!

Kita juga memiliki mata yang mampu mendeteksi lebih dari 10 juta warna yang berbeda secara instan. Kita memiliki otot yang apabila semuanya bekerja bersama sama, akan memiliki kekuatan daya tarik tarik setara dengan 25 ton. 

Kita memiliki otak dengan 100 miliar sel aktif yang saling membentuk koneksi belajar kecepatan tiga miliar koneksi perdetik. Artinya, dalam satu detik otak manusia mampu membuat koneksi lebih banyak daripada koneksi yang dibuat oleh pengguna internet di seluruh dunia dalam tiga hari.

Otak Anda hanya membutuhkan daya listrik setara dengan yang dibutuhkan untuk menyalakan lampu 10 watt, tetapi memiliki kemampuan setara dengan komputer tercanggih saat ini yang disatukan dalam sebuah gedung bertingkat 100. Subhanallah!

Apakah Anda masih mengkufuri nikamat yang telah diberikan selama ini. Tidakkah kita harus bersyukur kepadanya yang tidak sekedar mengucapkan hamdalah. Aplikasi dan implementasi syukur kita harus benar-benar diwujudkan dalam bentuk pengabdian yang seabdi andinya.

amu-salamanyeznG.jpg

Motivator Cak Amu (ketiga dari kiri) saat berebut menyalami dan menyambut Ketua CoWasJP Bapak Arif Afandi (kanan) saat tiba di acara reuni CoWasJP, Minggu kemarin. (Foto: CoWasJP.com)

Jika kita cerdas memahami cara bersyukur kepadaNya maka keindahan hidup yang hakiki itu tidak sulit kita gapai. Syukur dengan berucap dan berperilaku sebagai Abdi Allah sebagaimana yang diajarkan oleh Rasulullah Muhammad SAW, adalah satu perbuatan yang kita lakukan. Tidak mudah membalikkan tangan memang. Tapi sebagai manusia yang diberi hidayah perjuangan yang harus berikhtiar, kita harus mempu meneladani Sang Rasul.

Jika hal itu bisa kita lakukan, maka orang yang demikian telah memiliki kecerdasan spiritual. Kecerdasan spiritualnya bakal memiliki kekuatan untuk meroketkan potensi diri yang dimiliki sejak lahir di dunia. Seseorang yang memiliki jiwa yang selalu dekat dan mencintai Sang Khaliq pasti motovasinya tinggi.

Gak percaya? Tukang tukang sihir Raja Firaun saja langsung berubah keimanannya setelah melihat kehebatan Allah melalui mukzijat Nabi Musa AS. Firaunpun kian murka dan marah besar ketika umatnya tidak mengimaninya. Ia berjanji akan memotong tangan dan kaki umatnya dengan menyalip di pohon kurma.

Kisah tukan sihir Firaun ini benar benar menjadi inspirasi kita. Kayikan yang teguh itulah yang membuat mereka sukses bertemu dengan Sang Kholiq. Nah, kekuatan spiritual inilah modal untuma setiap manusia untuk mencapai punca suksesnya. Sukses karena semua manusia diberi hidayah penciptaan berupa potensi.

Manusia adalah Maha Karya CiptaanNya yang memiliki multi talenta. Banyak potensi! Potensi dan talenta inilah tidak akan muncul jika tidak diasah dengan ikhtiar melalui hidayah perjuangan itu. Ikhtiar ini juga tidak sekedar berusah. Tapi juga harus diimbangi dengan knowlage atau ilmu pengetahuan.

Potensi diri itu bisa dideteksi dari sejak dini. Bahkan sebelum lahir. Budaya Jawa sering menganalogikan Si Jabang Bayi itu akan diketahui potensinya dengan sifat ibu yang mengandungnya. Itu biasa mereka intai saat mengadakan selamatan tujuh bulanan. Atau yang mereka kenal dengan istilah dengan tingkepan.

Namun apa yang terjadi? Setelah Si Jabang Bayi lahir, ternyata tidak sedikit yang tahu tentangotensi dirinya. Terutama jika orang tuanya gagal mengamati atau melihat talenta putra putrinya. Sehinqgga banyak orang yang gagak meraih puncak karirnya karen bukan bidangnya atau potensi diri yang dimiliki.

Contohnya! Banyak sarjana yang bekerja tidak seusai dengan akademisinya. Seorang lulusan insinyur nuklir ternyata jada mubalik dan penulis buku. Seorang sarjana ekonomi malah jadi wartawan. Juga tak sedikit yang memilih kuliah jurusan dakwah malah buka usaha umro dan haji.

Oleh karena itu, sudah saatnya kita kembalikan kepada Allah. Mintalah petunjuk kepada Sang Khalid yang sudah menentukan potensi diri anak sejak dari sononya. Jangan berdasar nafsu dan keinginan kebanyakan orang untuk menentukan sepak terjang mereka. Jika ini tidak segera kita pahami, bukan tidak mungkin negeri ini sulit menemukan para pakar dan ahli di bidangnya.

Jika sudah menemukan jati diri seseorang, maka diperlukan keseriusan untuk mengasah diri secara focus. Tambahan ilmu dan keikhlasan dalam menuntut ilmu dan bekarja keras asalah kunci utama sukses besar seseorang.

Thomas Alfa Edison adalah satu bukti. Setelah dia menemukan jati dirinya sebagai teknolog, usaha kerasnya mencapai hasil puncak. Edison tidak pernah merasa bekerja keras, tapi kerja kerasnya dijadikan rutinitas yang mengasyikan. Bahkan, dia mengatakan genius hanya membutuhkan satu persen. Selebihnya, 99 persen adalah inspirasi dan keringat.

"I have not failed, i've justr found 10.000 ways that won't work"

By Pesantren Jurnalis/Abdul Muis

NULIS-SAMPAI-MATEKxVqbR.jpg

ilustrasi: gedhebug/CoWasJP.com

Pewarta :
Editor :
Sumber :

Komentar Anda