inspirasi ca'amu

Membongkar Kebiasaan Malas

Bersama Anggota DPR RI saat Rakernas di Jakarta. (Foto: CoWasJP.com)

COWASJP.COMSUDUT kota Surabaya bagian timur setiap malam minggu rame dikunjungi remaja pada nongkrong. Mereka lebih banyak memarkir motornya di sepanjang trotoar jalur seberang Makorem 084 Bhaskara Jaya. Ada yang bergerombol menyatu dengan komunitasnya. Juga tak sedikit yang asyik masyuk dengan pacarnya.

Pendek kata, hampir setiap Sabtu malam tempat itu tak ada sepinya sampai subuh. Kendati tanpa jrang jreng jromh suara musik yang menghiburnya, mereka seakan sudah terhibur. Buktinya sampai menjelang subuh pun tak banyak yang beranjak. 

Fonemena inilah yang saban hari direkam SiKopral dan SiKapril. Kedua pria dempal ini kesehariannya bertugas sebagai sekuriti pabrik di kawasan bawah jembatan layang Bunderan Waru. SiKopral dan SiKopril sering bergantian sif malam. Saat tugas malam itulah mereka sering ngopi di warung nasi PaKemat.

PaKemat yang sudah puluhan tahun buka bedak di dekat ril sepur ini,  juga tak kalah data dengan kedua pria berusia kepala empat tersebut. "Aku sampek apel Pral, siapa saja yang nongkrong di situ. Wong mereka sering pesan panganan sak minume di sini," jelas pemilik Warung Penting Warek ini.

ilham-ok29r8T.jpg

Penulis bersama Ilham, (Foto: CoWasJP.com)

"Lha terus pekerjaane nopo to PaDe, koq anak-anak itu rajin mbegadang," sambut SiKopral yang dijawab PaKemat,"Yo.. Macem macem. Malah akeh sing nganggur tapi sering ditraktir kancane."

"Nganggur? Sak bendino iso cangkruk? Weleh anak e wong suoge temen niku PaDeee!" sambung bapak tiga anak yang istrinya juga buka pracangan ini. Crita PaKemat inipun mengusik pikiran SiKopral. Ia tak habis pikir dengan gaya hidup anak kota yang sanggup survive tanpa penghasilan tapi hepi setiap malam minggu.

Suatu kali SiKopral mendiskusikan masalah ini dengan SiKopril. Teman seperusahaan SiKopral ini malah sudah jengah melihat fenomena anak kota. Maklum SiKopril lahir dan sampai punya anak dua tinggal di Wonokromo. "Arek Suroboyo iku punya jiwa mangan gak mangan ngumpul, Pral. Ojok kaget," ucap SiKopril pada rekannya yang asal Trenggalek itu.

Oalah,"Arek-arek iku perlu direvolusi mentalnya yo," seloroh SiKopral yang seminggu lalu baru saja mengikuti pelatihan outbond tentang pembangunan mental, Caracter Building di Ndlundung Malang. 

Kata SiKopral, Orang yang sudah punya kebiasan tidak produktif itu harus dibongkar mental dan karakternya. Soalnya kebiasan berjibun tahun itu tidak akan berubah jika tidak ada kesadaran diri untuk mengubahnya. Kesadaran ini akan lahir kita mereka punya kepedulian terhadap masa depan dirinya, anak dan istrinya. "Kalau masih remaja itu yang payah. Mereka dalam posisi zona aman," gaya SiKopral seraya menirukan pesan pemateri saat outbond.

SiKopril membenarkan. "Pancen uwong nek wis kebiasaane males, yoo selamanya akan malas," ucapnya. Makanya, hidup ini lebih baik letih karena bekerja ketimbang letih karena menganggur. "Gak onok critane wong nanggur iku iso bersyukur. Nggrundel sing akeh. Njagakno konco seneng ane. Kebiasaan ngene iki pancen kudu diperangi bro," timpal penghobi mancing ini tak kalah jengkel.

nulis-anyarUJDzM.jpg

Terus? Untuk menghilangkan rasa malas bekerja itu jangan beralasan soal umur, ijazah. Apalagi kesehatan. Orang mau bekerja itu tidak melihat apa-apa kecuali kemauan untuk bekerja. Kalau mau ngomong soal usia, sudah berapa banyak anak-anak muda kreatif dan orang yang sudah tua tapi masih tetap bekerja atau berkarya.

Apalagi soal kesehatan! "Sing iling ta karo Gus Dur, masio matanya gak bisa melihat, beliau masih sanggup bekerja dan berkarya sampai jadi Presiden. Lha arek-arek itu, gayane tok kocomotoan riben, tapi pengangguran hehe," ucap SiKopril diamini SiKopral,"iyo pancene, Pepeng ae sik berkarya walaupun harus melakukannya di tempat tidurnya."

Oleh karena itu, tidak ada alasan untuk bergerak selagi kita masih diberi nafas. Allah paling tidak suka dengan ciptaannya yang enggan mensyukuri pemberiannya berupa semua organ tubuhnya. "Manuk kuntul iku ae.. Tangi turu miber tolek pangan sampek magrib. Cicak yo ngono.. Suabar nunggu nyamuk yang datang untuk bisa makan. Nek gak kepingin koyok kuntul karo cecek, yo gunakan utek sak akal e gae urip,"ujar SiKopral lebih bersungut lagi.

"Wis.. Wis Pral. Percuma kita diskusi kalau bahasan ini hanya kita yang dengar! Tak mulih disik aku harus jemput bojo mole kerjo," pinta SiKopril langsung tancap gas motor metiknya.

By Pesantren Jurnalistik/Abdul Muis

Pewarta :
Editor :
Sumber :

Komentar Anda