Inspirasi ca'amu

Jembatan Suramadu

Penulis saat beraksi sebagai motivator. (Foto: CoWasJP.Com)

COWASJP.COMSEJAK Jembatan Suramadu dioperasikan penggunaanya, ternyata tidak semua warga Surabaya dan Madura pernah menikmatinya. Maklum saja karena melewati jembatan terpanjang di Indonesia itu harus bayar. Sepeda motor dikenakan bea masuk Rp 3 ribu. Sedangkan mobil sejenisnya Rp 30 ribu. 

Hanya angkutan roda tiga yang tak boleh melintas, termasuk becak, cikar, dokar atau andong dan sepeda pancal. Jenis transportasi seperti ini kayaknya sampai kapanpun dilarang lewat. Kecuali...!!!

"Kecuali apa," tanya SiKemat seraya memotong penjelasan SiKemin yang panjang lebar  itu. "Kecuali Jembatan Suramadu sudah dibuka total," jelas SiKemin yang asli Modung Bangkalan ini.

Wah, kalau jalur roda empat dan sejenisnya terbuka tanpa karcis, SiKemat malah khawatir. Pasti jalur khusus masuk wilayah pulau terkenal nasi bebek Sinjaivdan Songkem ini tak ubahnya seperti jalan umum biasanya.

SiKemat yang keturunan pandalungan ibu Sumenep dan bapaknya Surabaya ini, tahu persis karakter orang Madura. "Bisa bisa di sepanjang jalur jembatan nanti ada tambal ban dan kios bensin," katanya serius.

SiKemin juga tak membantah. Mahasiswa PTN di Surabaya ini bahkan mengakui kekhawatiran itu terajut sejak jalur roda dua digratiskan. Jadi bukan tidak mungkin jika pemerintah sudah balik modal akan menghapus bea masuk semua kendaraan yang melintas jembatan megah itu.

"Jangan jangan suasananya nanti seperti Jembatan Merah. Nilai sejarah dan khasanahnya sudah hilang, karena sekililingnya ada bedak, warung dan becak yang nunggu penumpang," keluh SiKemat yang diangguki SiKemin,"Sepakat sepakat!"

"Terus solusinya,"timpal SiKemat yang nggak tamat tamat kuliah Jurusan Dakwah UIN Surabaya ini. "Yaa..masak aku sing mikir bro hehe," sahut SiKemin.

Yaaa.. itu semua urusan pemerintah agar mengantisipasi kekhawatiran masyarakat. Tapi, ini tidak mudah jika pemerintah enggan menerbitkan tata tertib melintasi Jembatan Suramadu. 

"Opo para pejabat itu memikirkan efek penggratisan nanti," ujar SiKemat. Mobil Patroli dari Jasamarga sing biasane mondar mandir nglarang orang foto-fotoan iku, apa masih mau bertugas di saat jembatan tidak lagi dibayarkan?"

Yaaa...kita hanya bisa melihat kenyataan nanti. Jika kekhawatiran itu benar benar terwujud, bukan tidak mungkin umbul umbul atau tiang bendera terbuat dari bambu akan menghiasi Jembatan Suramadu. 

"Contone gak jauh jauh. Jembatan layang Wonokromo sejak digratiskan kondisinya gak terjaga," keluh SiKemat yang memancing keraguan SiKemin,"bisa saja terjadi wong itu sudah jadi karakter bangsa kita. Sudah ada aturan saja gak bisa diatur hehe." 

By: Pesantren Jurnalis/Abdul Muis

Pewarta :
Editor :
Sumber :

Komentar Anda