Cerita Pendek tentang Si Anak Bangil
Pagi itu di bulan April 1983 sekitar 20 anak muda berderet naik ke lantai 2 Redaksi Jawa Pos Jalan Kembang Jepun 167 Surabaya.
SelengkapnyaPagi itu di bulan April 1983 sekitar 20 anak muda berderet naik ke lantai 2 Redaksi Jawa Pos Jalan Kembang Jepun 167 Surabaya.
SelengkapnyaSholihin Hidayat galau karena belum bisa menyelesaikan buku keduanya tentang Dahlan Iskan. Padahal, ia sedang berjuang melawan stroke dan penyakit jantung yang membuatnya terkapar sejak tiga tahun lalu.
SelengkapnyaIndonesia, terutama wilayah Pulau Jawa, adalah kawasan dunia yang kesuburan dan keindahannya mirip surga. Ibaratnya, tongkat kayu dilempar di batu pun jadi tanaman.
SelengkapnyaSatu kalimat Puti Guntur Soekarno yang membuat Walikota Machida, Joichi Ishizaka terharu.
SelengkapnyaIni bagian akhir saya menulis kisah ini. Masih banyak lagi pengalaman lebih seru, tapi itu akan aku tulis dalam buku True Story 2 BONDET (Sisi Hitam Seorang Wartawan) Silakan tunggu tanggal terbitnya.
SelengkapnyaMadiun,…hem…akhirnya aku kembali ke Madiun. Sebuah kota penuh kenangan yang mengukir jiwaku.
SelengkapnyaKalau saya boleh jujur, apa yang ditularkan Dahlan kepada anak buahnya memang sangat membekas dan akhirnya bisa menjadi bagian dari kehidupan kita.
SelengkapnyaTahun 1987, tepat 10 tahun berprofesi sebagai jurnalis, atau 2 tahun sebagai kepala Biro Madiun. Berarti dalam karierku sebagai jurnalis, saya hanya menikmati 8 tahun saja sebagai news hunter.
SelengkapnyaDjok, saya ada buku bagus tulisan seorang jaksa di Hongkong. Ini buku tentang pemberantasan korupsi.
SelengkapnyaJumat 15 Maret 2013, Menteri BUMN Dahlan Iskan di undang ke Lombok. Salah satu tujuannya adalah peletakan batu bertama pembangkit listerik tenaga air (PLTA) mini di sana.
Selengkapnya