Gagalkan Kunjungan ke Proyek Abal abal

Ajak Dahlan Iskan agar Muluskan Pinjaman Bank

Dahlan Iskan sedang gendong bocah di Lombok Tengah. (Foto:

COWASJP.COM – ockquote>

O l e hM.NASARUDDIN ISMAIL

-------------------------------------------

Membaca tulisan Jono W. Usman, tentang Pak Dahlan Iskan (DI) menggelitik saya untuk menulis juga tentang Dahlan Iskan. Kalau Jono melihat banyak orang yang ingin memanfaatkan saat beliau jadi menteri, tapi saya menggagalkan. Akibatnya honor saya di Kementerian BUMN dicoret.

JUMAT 15 Maret 2013, Menteri BUMN Dahlan Iskan di undang ke Lombok. Salah satu tujuannya adalah peletakan batu bertama pembangkit listerik tenaga air (PLTA) mini di sana.

Selain itu, banyak juga yang dikunjungi. Misalnya proyek kerja sama BRI dengan Unram, rumah pemotongan hewan terbesar di NTB, dan ke Pesantren Kediri, Lombok Barat.

Serangkaian dengan kunjungan tersebut, saya SMS ke staf  di Jakarta. Saya menanyakan jadwal kunjungannya. Lantas stafnya SMS ke saya. Tujuan utama Pak DI ke Lombok untuk peletakkan batu pertama PLTA. "Ia," balas saya singkat.

Seperti biasanya, bila saya ikut kunjungan, berusaha untuk berangkat lebih awal. Lantas sehari sebelumnya, saya meninjau ke lokasi yang akan dituju beliau.

Letaknya di atas gunung yang udaranya cukup sejuk. Sekitar 2 jam perjalanan mobil dari kota Mataram.

dahlan-iskan-1lWQcz.jpg

Pengasuh Pesantren Kediri Lombok Barat bersalaman dg Dahla Iskan.

 

Begitu sampai di lokasi, hujan turun deras. Kabut tebal pun menyelimuti bukit. Tapi karena rasa ingin tahu, hujan lebat itu saya terjang.

Melihat yang akan ditinjau tetsebut saya terkejut. Sebab, baru uruk jalan. Mungkin panjangnya sekitar 50 meter. Sedangkan pembangunan PLTA yang ada di jurang sana, belum tersentuh.

Foto keadaan itu saya kirim ke Pak DI yang saat itu masih di Bali. Saya sampaikan, kalau lokasi yang akan ditujui belum layak. "Baru nol koma sekian persen."

Saya pun memcoba konfirmasi ke yang punya proyek melalui HP. Dengan nada penuh yakin dan sedikit sombong, dia bilang kalau sudah siap ditinjau. Saya dampaikan kalau kondisi seperti itu belum layak dikunjungi oleh seorang menteri.

Tapi dia ngotot. Kalau semuanya sudah diatur oleh spri Pak DI. Dan tujuannya ke Lombok hanya dalam rangka peletakkan batu bertama proyeknya.

Esokan harinya Pak DI mendarat di Lombok. Pejabat PLN, Angkasa Pura II Lombok, dan pemilik proyek ikut menjemput ditangga pesawat.

Karena hari itu, Jumat, Dahlan Iskan pun shalat di masjid bandara.

Kesempatan itulah, saya bisik pada beliau. "Abah. Proyek PLTA belum layak dikunjungi."

Untuk menjaga prasaan orang-orang dekatnya, beliau tidak menjawab.

Tapi saat rapat sebelum berangkat ke lokasi yang ditinjau, saya disuruh siapkan kendaraan, dan tempat yang ditujui.

Singkat cerita, lokasi yang dilaporkan staf khususnya yang akan ditujui, saya hapus. Karena sikap saya yang demikian, saya pun banyak dibenci oleh orang-orang yang ada kepentingan khusus itu. Tapi demi orang yang saya hormati, resiko itu, tetap saya tegakkan.

dahlan-iskan-2uKDzB.jpg

Karyawan BRI foto bersama Dahlan Iskan.

 

Lantas mengapa dihapus ? Saya dapat bocoran dari GM PLN NTB, Akbar Ali. Sekarang sudah almarhum. Bisik dia, pentignya Pak DI  diundang ke proyek itu sebenarnya untuk melancarkan pinjaman di bank.

Kok bisa ?. Saya betul-betul tidak tanggap yang dimaksud GM PLN kelahiran Makassar itu. Melihat mimik saya yang tidak mengerti, lantas dia bercerita secara gamblang. "Cukup lampiri dengan foto-foto kunjungan menteri, maka pinjaman yang bernilai puluhan miliaran di bank pun, akan mulus."

Oh.......Saya terperanjak dengar cerita dia. "Hati-hati Pak Nas. Pak Dahlan harus anda kawal. Ini sebuah trik untuk mendapatkan pinjaman di bank," bisik Akbar Ali lagi.

Saya  kebetulan akrab dengan dia karena lama tugas di kampung kelahiran saya di Bima sana.

Tapi cerita itu, setelah saya gagalkan kunjungan ke proyek PLTA tersebut. Mungkin karena tau sikap saya yang demikian itu pula hingga dia bercerita terus terang. Maklum di PLN  banyak proyek. Dia hafal dengan ulah pengusaha nakal.

Tapi lucunya, gara-gara tersinggung gagalnya kunjungan tersebut, ujung-ujungnya honor saya di kementerian pun dicoret. Tapi dari situ saya tau, kalau banyak yang manfaatkan kesempatan kedekatan dengan Pak Dahlan Iskan untuk mencari kepentingan pribadi.(*)

Pewarta :
Editor :
Sumber :

Komentar Anda