Umar Syarif: PON Terburuk Sejak 1996
Gelegar PON XIX Jabar 2016 telah usai. Namun, kesan para atlet yang bertarung masih mengambang di orbit memorinya.
Selengkapnya
Gelegar PON XIX Jabar 2016 telah usai. Namun, kesan para atlet yang bertarung masih mengambang di orbit memorinya.
SelengkapnyaJangan hanya terpaku pada Top 3 Klasemen Perolehan Medali PON 2016, yaitu Jabar, Jatim, dan DKI Jakarta.
SelengkapnyaSampai pukul 11.42:57 Kamis 29 September (hari terakhir), Kontingen Jatim masih bisa bertahan di peringkat perolehan medali PON XIX Jabar 2016.
SelengkapnyaTanggal 30 September 2016, ketika sebagian elemen bangsa mengenang peristiwa Gerakan 30 September (G-30-S) yang kontroversi itu, sejumlah anak muda justru menggelar even “Tribute to Sukarno”.
SelengkapnyaGiliran Kontingen Riau protes. Ini setelah atletnya, Rini Maisuri, gagal meraih medali perak angkat berat kelas 84+ kg.
SelengkapnyaMedan perang PON XIX Jabar tinggal dua hari lagi. Sampai Selasa 27 September telah terdistribusi 673 dari total 756 medali emas. Sudah 89,02 persen medali emas terdistribusi.
SelengkapnyaDibanding cabor-cabor lain yang dipertandingkan di arena PON edisi XIX Jabar 2016, maka cabor tarung drajat-lah yang bisa dibilang paling fair.
SelengkapnyaBERADA dalam tekanan berat tuan rumah Jawa Barat, kontingen Jawa Timur untuk cabang olahraga (cabor) sepatu roda, berhasil melampaui target yang dibebankan KONI Jatim dalam Pekan Olahraga Nasional (PON) 2016
SelengkapnyaTak perlu menunggu sehari. Hanya dalam hitungan jam Kontingen Jatim berhasil kembali menggusur Kontingen DKI Jakarta dari peringkat 2 Klasemen Periolehan Medali PON XIX Jabar 2016. Jatim pancen (memang) luar biasa!
SelengkapnyaPersaingan Kontingen Jatim dan Kontingen DKI Jakarta semakin sengit. Kedua kubu saling gusur di peringkat 2 klasemen perolehan medali.
Selengkapnya