Kesehatan DIS di Medaeng, Siapa yang Bertanggungjawab?

Foto dan ilustrasi CoWasJP

COWASJP.COMTOKOH media Dahlan Iskan  (Dis)  kini resmi jadi tersangka dan ditahan dalam kasus dugaan korupsi penjualan asset tanah PT Panca Wira Usaha (PWU) Jatim. Lekaki asal Magetan ini masuk Medaeng sejak, Kamis malam. Sebelum ditetapkan sebagai tersangka mantan Dirut di perusahaan daerah tersebut sudah diperiksa dua kali sebagai saksi terdakwa Wisnu Wardana (WW) yang dipercaya sebagai salah satu direksi di PT PWU Jatim.

Dis, panggilan akrab Dahlan Iskan ditetapkan sebagai tersangka setelah diperiksa selama 11 jam pada hari Kamis, 27 Okober. Ketika dinyatakan sebagai tersangka Dis terkejut dan merasa sudah diincar sejak lama. Saat keluar dari ruang pemeriksaan, Dis masih melemparkan senyum khasnya, meski di dalam hatinya merasa sedih. 

Saat dikerumuni awak media, Dis menyampaikan statemen sbb : “ Saya tidak kaget dengan penetapan ini dan kemudian ditahan. Karena seperti Anda  semua tahu saya sedang diincar terus oleh yang lagi berkuasa. Jadi, seorang  yang mengabdi  dengan setulus hati, dengan menjadi direktur utama perusahaan daerah yang dulu seperti itu jeleknya, yang tanpa digaji selama sepuluh tahun , tanpa menerima fasilitas apapun, kemudian harus menjadi tersangka yang bukan karena makan uang, bukan karena menerima sogokan, bukan karena menelima aliran dana, tapi harus tanda tangan dokumen yang harus disiapkan anak buah”. 

Apa yang diucapkan Dis di depan wartawan ini menunjukkan bahwa dia seorang sosok yang penuh tanggungjawab. Dis tidak mau menyebutkan siapa anak buahnya yang “Berkianat” tersebut. Selama Dis menjadi Direktur Utama PT PWU Jatim selalu keras memperingatkan pada anak buahnya dalam penjualan asset tanah milik PT PWU jangan ada yang Korupsi, jangan menerima fee. 

Dis memang sosok yang jujur, cerdas, dan tanggungjawab. Ketika menjadi Dirut Jawa Pos Group, selalu menyampaikan kepada para direksi jangan sampai Korup. Bahkan, dia tak segan-segan menyampaikan kepada direksi : “Kalau jadi Direktur jangan sampai mata jadi hijau ketika melihat uang”. 

dahlan-iskaA5mgR.jpg

Dahlan Iskan (Foto: bintang)

Mendengar Dis ditahan di Medaeng beberapa koleganya banyak bertanya mengenai jam besuk. Misbahul Huda mantan direksi di Grup Jawa Pos dan Om  Ferry , wartawan senior rela antri untuk besuk. Meski Dis baru semalam di rutan Medaeng sangat komunikatif dengan semua petugas yang ada di sana. Bahkan dengan  kepala Rutan yang sama-sama berasal dari Magetan. 

Simpati kepada Dis bukan saja dari koleganya. Para agen Koran diwilayah Surabaya banyak menelpon ke kantor Jawa Pos. Mereka bertanya bagaaimana prosedur besuk ke Pak Dis. Agen Surabaya Timur, Suparlin, salah satu agen yang sangat simpati dengan Dis. Dia akan mengajak sesama agen secara rombongan untuk besuk ke rutan Medaeng. 

Sementara setelah sholat Jumat, empat wartawan senior : Yamin, H Ali Salim, Juleng Hidayat, Prof. Sam Abede Pareno, dan Sirikit menyempatkan datang ke Medaeng. Sayang kedatangan para wartawan senior tersebut tidak bisa masuk. Bingkisan yang berisi buku itu diserahkan ke petugas  jaga rutan. “ Maaf, kalau bertemu Pak Dis ada waktunya berkunjung. Silakan melihat dipapan sebelah,’, kata petugas Rutan dengan sopan. 

Dis ditetapkan sebagai tersangka banyak disayangkan berbagai pihak. Bahkan Guru Besar  Hukum Ekonomi Universitas Indonesia (UI) Erman Rajaguguk menyatakan, tidak semua kesalahan yang terjadi  dalam BUMN atau BUMD harus dimintakan pertanggungjawaban  hukum ke direksi. Dia juga menyebutkan, ketika direksi sudah menunjuk pelaksana teknis, seharusnya tanggung jawab sudah melekat pada pelaksana teknis tersebut.

Penetapan Kajati Jatim atas menahanan Dis dianggap sementara pihak kurang “Manusiawi”. Sebab Dis yang tahun 2007 telah menjalani transplantasi hati di China. Karena itulah apa yang dikonsumsi harus memenuhi standar tertentu. Bila sekali standar tertentu dilanggar akan mengakibatkan bahaya besar.  Siapa yang paling bertanggung jawab atas kesehatan Dis di Medaeng, Kejati Jatim kah? (*)  

Pewarta :
Editor :
Sumber :

Komentar Anda