Inspirasi ca'amu

LGBT? Sesama Kambing Aja Gak Doyan Heee

Penulis saat menjadi motivator di salah satu acara, (Foto dan ilustrasi cowas.com)

COWASJP.COM – AKHIR akhir ini SiKempit sering melihat rekannya SiKempot gunda gulana. Ia tidak lagi segairah dulu. Setiap kali dikunjungi sering mojok di sudut bangku panjang Warung Cangkruk'ane Cowas Karmen 47. Wajahnya murung. Lesu darah!

"What can i help you Pot," sapa SiKempit sembari mengulurkan tangan kanannya. "Gayamu Piit.. Piiit. Keminggris! Atase arek gang limo ae," sahut SiKempot sembari menampel tangan rekannya. "Lho serius ta iki. Aku gak melok melok lho," sambung SiKempit tersenyum kecut.

CaSueb pun hanya bisa mesam-mesem. Pemilih warung kopi jahe ini tak habis pikir. SiKempit dan SiKempot yang dia kenal karib kenthel, kok, ya bisa tersinggung. "Gak biasane pancen arek iku Pit. Tak lihat akhir-akhir ini kok, yo rodok aneh. Ada apa ya," ujar bapak seorang anak yang suka mengenakan sarung ini.

Sebagai konco lawas, SiKempit tak ingin rekannya terus murung. Karena dia ingin mengorek isi hatinya. Siapa tahu SiKempot bersedia buka mulut. "Sebenarnya aku salah apa dengan mu say?" ucap SiKempit sembari memegang pundak rekannya. SiKempot langsung menoleh, lantas membalikkan badan.

Saat kedua insan sesama jenis ini berpelukan, CaSueb hanya bisa mlongo. Apalagi SiKempot tampak meneteskan air mata. Bagai seorang gadis yang tengah dimabuk asmara. Ceile! Lha SiKempit, yang sudah tahu karakter rekannya yang homreng itu cuma senyam-senyum. Rebahan di pundak kanannya.

"Lumayan SiKempot sudah bisa cair,"pikirnya. Saat ditanya ada apa sampai gelisah begitu berlarut? SiKempot yang rajin baca koran dan semua web berita di hapenya itu, mengaku sering terganggu kejiwaannya. Terutama sejak berita LGBT mencuat.

SiKempot sangat berharap persoalan Lesbian, Gay, Biseksual dan Transgender (LGBT) itu segera selesai dengan happy ending. Sehingga kegelisahannya hidup dalam perbedaan gender tidak lagi berlarut-larut. "Ike, sebenarnya pingin hidup layak kayak kamu Pit. Tenang, gak diledeking wong-wong fanatik iku," jelasnya sembari membenarkan kacamata OkleyNya.

"Oh gitu to. Terus?" timpal SiKempit. Setiap kali ngopi dicangkruk'ane CaSueb persoalan LGBT itu jadi trending topik. Sehingga dia tak bisa berkutik. Omongan orang-orang yang cangkruk di warung pinggir jalan raya itu sering menyudutkannya.

Terutama GusDulamu."Cocote gak ngenakno ati. Masio dia mubaliq kudune menghargai orang lain donk. Jangan sak enak lambene, masio ceramahe bener," gerutu SiKempot. "Mosok orang guanteng kayak aku begini dibilang lebih hina dari hewan. Kebacuut pancen, kaji situk iki," sambungnya sembari ngelus dadanya yang krempeng.

"Lho kok lebih tidak manusiawi," tanya SiKempit. "Iya..," jawab SiKempot. Sehari sebelumnya, memang sempat terjadi debat kusir di warung langganan jamiyah mushola dekat kampung itu. Gara-garanya ada seorang artis muncul ditayangan berita tivi 30 in. Artis dangdut yang pernah menjadi suami penyanyi jelita nan seksi Dewi Persik itu, kok yo doyane, tertarik sama: Lanangan!

"Gak kurang arek wedok uayu Mil..Miiil. Wedus lanang karo wedus lanang ae gak gelem, awakmu kok yo nyonyo ae. Lha iyo, sesama kambing sejenis aja nggak doyan, lha koq manusia gelem," ujar SiKempot menirukan ledekan GusDulamu. Suara lantang Sang Ustad itulah yang membuat hati SiKempot,"Mak deq."

Gimana gak tersinggung. Kendati ucapan ustad itu bukan untuk dirinya. Tapi, dia merasa satu bagian dari komunitas itu. "Memang gak enak Pot dadi wong minoritas iku. Opo gak bisa ta awakmu mengubah selera he he he.. Ojok tersungging lho yoo," ledek rekan karibnya ini, yang lantas disambut cubitan manja SiKempot.

Merasa di atas angin, SiKempit terus nrocos. Ia sebenarnya tak ingin meneruskan seloroh ulama kampung itu. Berhubung SiKempot pasang telinga, SiKempit langsung ngomong lagi. "Ojok maneh kambing, burung emprit ae gak gelem Pit, nuk-manukan. Wong podho duwe gacone kikik," SiKempot langsung ngakak sembari mukuli punggung rekannya yang memang humoris itu.

By Pesantren Jurnalis

Pewarta :
Editor :
Sumber :

Komentar Anda