Peluang Investasi Industri Tekstil di Indonesia Timur

Uha Bahaudin karpetnya siap serbu pasar ke Indonesia Timur. (Suhu/CoWasJP)

COWASJP.COM – ockquote>

O l e h: Slamet Oerip Prihadi

---------------------------------------

MEMBANGUN usaha, apalagi yang lebih spesifik di dunia industri, bak si buta berjalan tanpa penuntun. Susah, bahkan tak tentu arah.

Ungkapan di atas mungkin ada benarnya. Oleh karena itu, Uha Bahaudin, Cowas JP (mantan karyawan Jawa Pos Group) membuka diri untuk sekadar menawarkan peluang investasi produksi karpet di surabaya. "Kalau terealisir pendirian pabrik karpet handmade di Surabaya, berarti ini pabrik karpet handmade pertama di Indonesia Timur" ungkap Uha saat diskusi dengan Hendy Mustafa, slamet Oerip Prihadi dan M. Ridwan di Hotel Hersya Surabaya (11/4).

BACA JUGA: Karpet Wong Mangap Produksi Arek CoWasJP

Peluang ini disampaikan Uha Bahaudin, karena melihat peluang pasar karpet custom di Indonesia sangat besar. Perusahaannya sendiri PT Opus Mekar Indah telah memasang karpet di wilayah Indonesia Timur, seperti di Gedung DPRD Maluku Utara, Golden Palace Hotel Lombok, PT NHM Halmahera, Masjid di Jailolo, Masjid di Pasuruan, Masjid Kodim Surabaya dan beberapa instansi lainnya.

BACA JUGAKarpet Cowas Masuk Istana, Gerobak Sampah ke Luar Jawa

suryadi6TyVC.jpgM. Ridwan dan Soerijadi, tim.penggerak.Cowas JP (Foto: suhu/CowasJP)

"Sebetulnya, konsumen dari wilayah timur selalu mencari produk yang dibutuhkan di surabaya. Namun, bila tidak tersedia, mereka lari ke jakarta," tambah Uha Bahaudin.

Perihal tenaga teknis produksi, perusahaannya siap join. "Lha wong iki konco dhewe, pokoknya kalo ada yang serius, ayo saya bantu. Saya yakin teman-teman Cowas JP memiliki relasi lebih banyak dan potensial" papar uha optimis.

Menurutnya, market share sudah nampak di depan mata, ia merinci, berapa ratus masjid yang ada di Jatim, berapa ratus hotel yang dibangun di Jatim, berapa Pemda yang ada di wilayah timur Indonesia. Dan masih banyak pasar rumah tangganya. "Ayo, sing serius, ngopi bareng sekalian ngitung skema bisnisnya," tutup Slamet Oerip Prihadi seraya mengacungkan cangkir kopi. (*)​

Pewarta :
Editor :
Sumber :

Komentar Anda