Kabupaten Malang Garap Wisata Agro-Kopi

Bupati Malang, Dr H Rendra Kresna, saat mencicipi kopi Amatirdam Bangkit (Foto: Widodo Irianto/CoWasJP)

COWASJP.COMBERBAGAI upaya kini sedang digalakkan oleh pemerintah daerah Kabupaten Malang untuk mendongkrak pariwisata, khususnya wisata agro. Salah satunya adalah wisata agro-kopi. Ya.. Karena ada wilayah di Kabupaten Malang menjadi sentra kopi yakni kopi Amstirdam (Ampelgading-Tirtoyudo-Sumbermanjingwetan dan Dampit). 

Sejauh ini memang permasalahan produksinya seolah tak pernah kunjung usai. Masih minim. Di Sumbermanjingwetan saja, di daerah Sekarbanyu dan sekitarnya terbentang lebih dari 3000 hektar lahan kopi,  tetapi produksi setahunnya hanya rata2 1,1 ton.

Ini masih jauh dari harapan untuk menjadikannya (daerah tersebut)  menjadi daerah wisata agro-kopi.  "Tapi kami ingin bangkit,  karena sentra kopi sejak jaman kolonial Belanda ya adanya di Malang Selatan,  termasuk Sumbermanjingwetan sini, " ujar Bupati Malang, Dr H Rendra Kresna saat Bina Desa di Sekarbanyu.

Ditengah tengah bina desa tersebut, memang sedang digelar Festival dan Lomba Cita Rasa Kopi Sumbermanjingwetan.  Ada 30 an petani binaan mengikutinya. Amstirdam adalah penghasil kopi jenis robusta.

Rendra yang memang lagi getol kampanye wisata agro diwilayah Kabupaten Malang tampaknya bersemangat ingin menjadikan Malang Selatan, khususnya di daerah penghasil kopi adalah daerah wisata agro-kopi.

kopi-malangbsZOG.jpgPeserta Festival dan Lomba Cita Rasa kopi Sumawe (Foto: Widodo Irianto/CoWasJP)

Untuk menjadikannya dibutuhkan perubahan pola pikir petani kopi. Selama ini, hampir semua petani kopi di sana menjadikan kopi hanyalah produk sambilan, mereka mayoritas memilih tanaman penghasil yang lebih populer. Tebu misalnya, bercocok tanamnya lebih cepat menghasilkan ketimbang kopi yang masih harus menunggu bertahun-tahun. 

Tetapi sebenarnya, kata bupati Rendra, jangan melihat lamanya, namun kualitas dan kuantitasnya.  Apalagi hampir 80 persen kopi Amstirdam adalah produk eksport. "Mulai sekarang ayo kita rubah pola pikir kita. Bagaimana caranya agar secara kuantitas, produksi kopi meningkat. Itu dulu. Kalau jumlah produksi itu meningkat, maka segalanya akan berkembang mengiringinya," katanya. 

Ia mengajak kepada seluruh petani di Sekarbanyu untuk selalu menanamkan jiwa petani yang andal.  "Sudah jangan menimang-nimang anaknya bila besar nanti supaya menjadi presiden, gubernur, bupati dan walikota. Timanglah anak-anak sampean untuk menjadi petani yang handal, agar dunia petani menjadi yang disegani"

Karena, di beberapa negara maju, seperti Cina misalnya, petani adalah profesi yang disegani. Rendra mencontohkan, saat dia bersama sejumlah stafnya melakukan kaji banding ke Tiongkok beberapa waktu lalu, justru para pejabat mengaku sangat segan kepada para petani. Artinya petani diletakkan pada tatanan yang lebih terhormat ketimbang mereka membicarakan pejabatnya. Ini karena petani telah memberikan sumbangsih yang luar biasa di sana, mulai dari kuantitas produksinya maupun kualitasnya. 

kopi-malang2Icnwo.jpgPara Barista yang terdiri dari sejumlah mahassiswa secara khusu didatangkan untuk mengolah biji kopi jadi minuman kopi. (Foto: Widodo Irianto/CoWasJP)

Di sini harus bisa, katanya. Yakni dengan merubah pola pikir terhadap dunia pertanian bagaimana agar secara kuantitas dan kualitasnya menjadi lebih baik dan meningkat. Semua kita di sini, tanpa ada petani mana bisa makan. "Lho iya. Coba biarkan bupati, walikota dan lainnya tiga hari tidak makan,  akan nglokro. Lho bener iki. Semuanya kuncinya ada di petani. Karena itu jangan menganggap enteng petani. Gak ada petani kita tidak bisa makan, "tegasnya.

Rendra juga mewanti-wanti kepada petani dan para generasi muda disana untuk fokus bagaimana caranya pertanian kopinya bisa meningkat. Jangan takut menjadi hitam kulitnya, karena justru yang hitam itu manis. Mendengar itu, gelak tawa merekapun membahana. 

Di hadapan sekitar 100 petani kopi peserta dsn pendukung acara Festival dan Lomba Cita Rasa kopi Sumawe, Rendra juga di negara negara maju seperti Amerika, Jepang, Inggris yang dibicarakan selalu diluar soal financial,  yakni pertanian.

Itu pula sebabnya garis kebijakan Presiden Jokowi kepada seluruh Gubernur, Bupati dan Walikota adalah memberi perhatian penuh kepada petani dan dunia pertanian. Gerakkan seluruh potensi penyuluh pertanian yang ada, walaupun mungkin para penyuluh itu ada yang kapasitasnya berada di bawah petani yang jauh lebih berpengalaman.

"Tapi itu harus dilakukan dan disinkronisasikan,  agar menghasilkan produk yang berkualitas, " tegasnya.

Dalam kesempatan tersebut,  bupati juga menyerahkan bantuan alat pertanian,  bibik,  pupuk dan sebagainya. (*)

Pewarta :
Editor :
Sumber :

Komentar Anda