Bhayangkara Punya Baramania, Persebaya Punya Bonek

Cheerleader Bhayangkara FC adalah para Polwan. Kali pertama dipentaskan Senin 29 Agustus malam saat BSU mengalahkan Perseru Serui 3-1 di Gelora Delta. (Foto: istimewa)

COWASJP.COM – ockquote>

C a T a T a N: Slamet Oerip Prihadi

--------------------------------------------------

DUALISME PERSEBAYA berakhir sudah setelah manajemen Bhayangkara Surabaya United (BSU) menegaskan dan mendeklarasikan bahwa BSU bukan Persebaya.

Hanya ada satu Persebaya, yaitu Persebaya 1927 yang wajib dihidupkan kembali oleh PT Persebaya Indonesia.

Harus ditegaskan pula jangan ada pihak mana pun yang mempersulit investor masuk. Jangan pula investor dibebani utang yang menjadi tanggung jawab Direktur PT Persebaya Indonesia.

Kubu Persebaya juga wajib berterima kasih kepada Polri yang telah melibas problem dualisme Persebaya. Ini yang belum dilakukan oleh kubu Persebaya.

Sekarang, kubu BSU tidak akan rebutan Bonek. Nama BSU pun akan diganti. Tinggal menunggu keputusan Pimpinan Polri. Tidak ada lagi kata Surabaya United menegaskan bahwa Bhayangkara FC adalah Bhayangkara FC.

Mereka kini  menggalang suporter dengan nama Baramania. "Bonek adalah milik Persebaya!" tandas Kombespol Ibnu Isticha, manajer SBU.

manajer-bsuZa3zj.jpg

Kombespol Ibnu Isticha, manajer BSU. (Foto: istimewa)

Home ground di Gelora Delta Sidoarjo. 

KOSTUM BERUBAH

Tak hanya menghilangkan kata-kata Surabaya United, kini Polri juga akan mengubah warna Bhayangkara FC. Tidak hijau lagi. Ini semua dilakukan agar makin tegas dan nyata senyata-nyatanya bahwa Bhayangkara adalah Bhayangkara.

Sekarang tinggal bagaimana Persebaya bisa secepatnya membentuk tim yang tangguh. Ini kewajiban PT Persebaya Indonesia yang harus segera dilaksanakan. 

Jangan angkuh. Menganggap diri klub hebat dan semua investor pasti membutuhkan Persebaya. 

Realitanya Persebaya adalah kapal besar yang kandas. Kemudian nakodanya berteriak lantang: "Kapal ini nilainya Rp 100 miliar tidak boleh kurang serupiah pun. Kalau mau masuk kapal kami, harus bayar hutang kami dulu.''

Tidak tercermin kerendahan hati, kebesaran jiwa untuk menomorsatukan bagaimana Persebaya dihidupkan dulu. Yang lain-lain bisa diatur sambil jalan dan terencana dengan baik. 

Jika Persebaya harus melakoni kompetisi dari level Liga Nusantara atau Divisi Utama, maka sikap dan pemikiran harus makin realistis lagi. Benarkah ada investor atau sponsor Rp 100 miliar?

Apakah tepat jika Nakoda berteriak bahwa harga kapalnya Rp 100 miliar dan investor yang mau masuk juga harus melunasi utang manajemen lama yang Rp 7 miliar! 

Padahal yang paling utama dilakukan sekarang adalah mengeruk dan mengikis dasar laut yang membuat kapal besar Persebaya kandas.

Ada kelakuan kendali manajemen. Kekurangterampilan bergaul dengan sesama  komunitas sepakbola. Ada kepercayaan diri yang kelewat batas.

Kini, Persebaya hanya ada satu, yaitu Persebaya 1927. Adalah kewajiban PT Persebaya Indonesia untuk segera membentuk tim dan menggaet investor dengan cara yang bijak dan menyenangkan bagi pihak investor. Jangan dipersulit dan dibebani macam-macam.

Negara saja terpaksa menerapkan Tax Amnesty karena kondisi APBN yang keropos.

Semoga Persebaya segera membentuk tim tangguh dan siap berkompetisi dengan amunisi lengkap dan pasukan istimewa.

Kini, hanya ada satu Persebaya dan satu.Bonek. Bersatulah seluruh pasukan Bonek dan seluruh anggota klub internal. Jangan terlena dengan perpecahan. *

Pewarta :
Editor :
Sumber :

Komentar Anda