Karpet Cowas Masuk Istana, Gerobak Sampah ke Luar Jawa

Karpet produksi Cak Uha Bahaudin yang masuk Istana Merdeka.(Foto: tribunnews)

COWASJP.COM – ockquote>

O l e h: Slamet Oerip Prihadi

-----------------------------------------

TERNYATA, ada potensi ekonomi Cowas JP (Perkumpulan Konco Lawas mantan karyawan Jawa Pos Group yang sudah berakte notaris) yang masih tersembunyi. Kami baru tahu Jumat 26 Agustus 2016 malam, ketika Tim Penggerak Cowas JP cangkrukan bareng di Kedai Ketan Punel, Jalan Ahmad Yani, Surabaya. Kedai Ketan Punel inipun milik anggota Cowas JP, yaitu Wahyu Darmanto, mantan wartawan Radar Surabaya.

Adalah Mohammad Ridwan, mantan karyawan Pemasaran Jawa Pos dan Memorandum (anak perusahaan JP) yang membuka potensi tersembunyi tersebut. Cak Ridwan asli arek Surabaya. Arek Kampung Surabayan (kawasan Kedungdoro) yang 5 Oktober 2016 nanti genap berusia 54 tahun.

sby-karpetVKhAP.jpg

 

“Anggota Cowas JP yang bernama Uha Bahaudin adalah produsen karpet yang karpetnya sudah masuk Istana Merdeka. “Sudah ketiga kalinya karpet buatan Uha dikirim untuk menutup lantai Istana Merdeka,” tutur Cak Ridwan. 

Apakah itu betul karpet buatan Cak Uha, mantan Pemasaran Memorandum dan mantan anak buah Mas Suprianto (mantan manajer pemasaran Memorandum)? 

“Orang pasti menyangka karpet itu dibeli di sebuah pabrik atau diimpor dari luar negeri. Yang benar karpet itu buatan Cak Uha sendiri. Kalau tidak percaya, ayo kapan-kapan kita datangi Cak Uha!” jawab Cak Ridwan. Maka, Tim Penggerak Cowas pun merencanakan kunjungan ke markas Cak Uha, sekaligus ke markas pembuatan gerobak sampah milik Cak Ridwan.

gerobak-sampah-jadiNEjl.jpg

Desaign gerobak sampah cak Ridwan.(Foto: istimewa)

Cak Ridwan ternyata sudah satu tahun ini memproduksi gerobak sampah yaang apik dan relatif murah. Markasnya di Jalan Dupak Rukun 26, Surabaya. Tak hanya gerobak sampah, tapi juga piranti lain dari plat dan batangan logam. Misalnya tempat menaruh galon air mineral, landasan beroda lemari es dan lain-lain.

“Khusus gerobak sampah, saya berencana melakukan penetrasi pasar ke luar Pulau Jawa. Nanti kalau sudah deal, saya jelaskan ke mana sasaran pemasaran dan berapa ratus bahkan mungkin ribu unit yang akan kami jual ke sana,” katanya.

gerobak-sampah-14H2ft.jpg

Gerobak sampah murah dalam tahap pengerjaan yang siap di lempar ke luar Jawa.(Foto: CoWasJP)

Yang dia inginkan sekarang adalah stiker Cowas JP yang menjadi “identitas” gerobak sampah buatannya. Desainer grafis Cowas JP, Budiono, akan membantu pengadaannya. Tentu saja tidak gratis. “Nanti sebagian keuntungan dari penjualan gerobak sampah ini masuk kas Bendahara Cowas JP,” tegasnya.

red-oneK1Tt8.jpg

Ridwan yang terjun ke bidang usaha pembuatan bak sampah murah. (Foto: istimewa)

Ternyata, mesin bisnis Cowas JP di interval tahun keduanya mulai menderu-deru. Cowas JP baru saja merayakan HUT pertamanya (bareng dengan acara Reuni Jilid 6) di Malang, Minggu 21 Agustus lalu. “Memasuki tahun kedua sebaiknya kita bersinergi dan bergotong royong mencari rejeki. Tidak hanya bertumpu dari sumbangan dana Donatur Cowas. Ayo Rek kita bergerak!” pungkas Cak Ridwan. *

Pewarta :
Editor :
Sumber :

Komentar Anda