Yogya Layak Menjadi Ibukota Ecobricks!

JADI PANGGUNG: Dua perempuan beraksi di atas susunan ecobricks.

COWASJP.COM – ockquote>

Catatan Erwan Widyarto

Bank Sampah Griya Sapu Lidi

BISA JADI sebutan untuk kota yang ngangeni ini akan bertambah. Tak hanya Kota Budaya, Kota Pelajar, City of Tolerance, tapi juga akan menjadi Kota Ecobricks. Bahkan bisa kita usulkan Yogya menjadi Ibukota Ecobricks. Kok bisa?

Bisa saja. Yogya adalah kota pertama di dunia yang menjadikan ecobricks sebagai gerakan dan menjadi program resmi pemerintah. Pengakuan ini datang dari penggagas ecobricks Russell Maier.

BERI APRESIASI : Penggagas ecobricks Russell Meier saat pencanangan Gerakan Ecobricks di Kota Yogyakarta.

‘’Ecobricking  adalah gerakan komunitas. Bukan gerakan khusus untuk Yogya. Ecobricking terjadi di mana saja di seluruh dunia. Tetapi, Yogya adalah kota pertama di dunia yang secara resmi mengadopsi ecobricking. Dan ini sangat luar biasa menarik untuk dilihat efeknya,’’ tegas Russell di sela pencanangan Gerakan Ecobricks untuk masyarakat Kota Yogya, Jumat (3/6).

Bagaimana Yogya bisa menjadi motor ecobricks? Awalnya juga bukan sebuah program yang sengaja didesain untuk kota ini. Saat datang ke Yogya, Russell dan Ani Himawati sekadar berbagi cara membuat ecobricks. Mereka melakukannya pada sekolah luar biasa (SLB Negeri 1 Bantul) dan Bank Sampah Lintas Winongo (Bumijo) pada 6 Januari 2016.

Ani yang kelahiran Jogja, tepatnya Kotagede, adalah lulusan Antropologi UGM. Sebagai antropolog, Ani intens dalam program pemberdayaan masyarakat. Dia juga pernah aktif di Yayasan Pondok Rakyat (YPR). LSM yang dekat dengan kalangan grass root. LSM ini dekat dengan masyarakat Winongo di wilayah Bumijo.

NGLARAS: Warga sehabis olahraga duduk santai di kursi ecobricks yang ada di Malioboro, yang terletak di depan Kantor Gubernur DIY, Kepatihan.

Dan Ani bersama Russell datang pada waktu dan tempat yang tepat. Waktu yang tepat karena dalam beberapa waktu terakhir ini, Kota Yogya sedang giat-giatnya berusaha mereduksi sampah karena kondisi TPA Piyungan yang sudah sangat kritis. Datang di tempat yang tepat karena Lintas Winongo adalah Bank Sampah Juara dalam lomba DIY Green and Clean 2015.

Dan suara para pengelola Lintas Winongo sangat didengar oleh pemerintah. Khususnya Badan Lingkungan Hidup (BLH) Kota Yogya. Apalagi untuk hal yang menyangkut inovasi pengelolaan sampah. Maka ketemulah, masyarakat yang penuh inisiatif dengan pemerintah yang responsif.

Begitu para pengelola Bank Sampah Lintas Winongo menceritakan program pelatihan ecobricks yang diterimanya dari Russell dan Ani, BLH pun langsung merespons. Gayung pun bersambut. Tak perlu butuh waktu lama. Bulan Februari 2016, BLH pun menjadikan ecobricking sebagai bagian resmi pemerintah dalam penanganan sampah.

‘’Ecobricks adalah solusi yang sangat powerful yang dilakukan oleh warga atas sampah plastik. Kami mendorong dan membekali masyarakat untuk bisa membuat sesuatu yang berguna untuk mereka sendiri dari sampah plastik. Daripada membiarkan sampah terbuang bebas, dibakar dan meracuni lingkungan,’’ tegas Faiz, penanggung jawab program dari BLH Kota Yogya.

PENAK YA: Seorang perempuan bersantai merebahkan diri di atas susunan botol ecobricks yang ada di Malioboro.

Maka, hanya dalam dua bulan, ecobricking menyebar dari SLB ke lebih dari seribu RT. Ini karena Russell dan Ani kemudian melatih 18 trainer yang selanjutnya dalam beberapa kali putaran melakukan workshop di seluruh kelurahan dan menjangkau 405 bank sampah di Kota Yogya.

Hanya dalam waktu dua bulan, sekitar 600 kg plastic sudah disimpan dalam ebih dari 2.385 ecobricks. ‘’Ini sebanding dengan 1,8 metric ton CO2 yang sudah dipisahkan. Dan ini dilakukan oleh warga biasa. Ini adalah fakta nyata dalam gerakan melawan global warming,’’ papar Russell.

Apa yang dilakukan para perempuan Yogya ini pun membuat Ani tak bisa menyembunyikan kegembiraannya.  Saat ngobrol usai pencanangan, Ani mengatakan,‘’Saya sangat bangga. Ibu-ibu di kota saya telah membuat contoh yang sangat menginspirasi bagi daerah dan kota-kota lain di Indonesia. Ini lebih dari sekadar program. Ini adalah sebuah gerakan,’’ tegas perempuan bertato di lengannya ini.

Langkah untuk menjadi ‘’Ibukota’’ Ecobricks itu juga bisa dilihat di Malioboro. Saat Hari Lingkungan Hidup Sedunia yang jatuh pada 5 Juni, masyarakat dapat menikmati ecobricks yang dipajang di jalan legendaries ini. Semangatnya agar masyarakat mengenal, tahu, lalu melakukan ecobricking.

Mudah-mudahan inspirasi dari Yogya ini benar-benar bermanfaat. (*)

Pewarta :
Editor :
Sumber :

Komentar Anda