Kunjungi Blangkon Beji, Komisi B Beri Sejumlah Janji

Ketua Komisi B DPRD DIY Andriana Wulandari dan sejumlah anggota Komisi B saat berdialog dengan perajin blangkon di Beji, Sidoarum, Godean, Sleman. (Foto: Erwan W)

COWASJP.COM – Sentra UMKM Blangkon di Padukuhan Beji, Sidoarum, Sleman, mendapat perhatian khusus dari Komisi B DPRD DIY.  Mereka didatangi  dan diajak dialog.  Komisi B dipimpin langsung oleh Ketua Komisi Andriana Wulandari. 

“Kami datang untuk mendengar lebih banyak. Monggo uneg-unegnya disampaikan, “ pinta perempuan yang akrab disapa Mbak Ndari ini di depan 20-an perajin blangkon Padukuhan Beji, Rabu (24/9/2025).

Anggota Komisi B yang hadir dalam kunjungan lapangan ini antara lain  Wildan Nafis (Sekretaris Komisi B),  Yan Kurnia Kustanto, Imam Priyono, Sukapdi , Ismail Ishom, Listiana Lestari dan Tri Nugroho.  Sejumlah OPD yang menjadi mitra Komisi B juga tampak hadir. Di antaranya dari Dinas Pariwisata DIY, Dinas Koperasi dan UKM DIY, Dinas Perindag DIY dan juga OPD dari Pemkab Sleman.

Dari “tuan rumah“ para perajin blangkon yang berada dalam Paguyuban Rukun Agawe Santosa ini didampingi Lurah Sidoarum Hetty Pujiastuti, Dukuh Beji Warsidi. Ketua Paguyuban Anton dan RT setempat Wawan yang sekaligus menjadi MC. Pertemuan yang oleh Ndari disebut sarasehan ini berlangsung di halaman perajin blangkon Suprihatin.

“Blangkon bukan hanya penutup kepala. Blangkon saat ini adalah kebutuhan. Minimal setiap orang Jawa punya satu blangkon, apalagi kalau ada mantenan, pasti butuh blangkon. Maka pelestarian blangkon itu penting. Karena itulah, kami hadir di sini,” tegas Ndari.

Dengan penuh semangat seperti biasanya, Ndari lantas mengungkapkan sejumlah janji. Dewan, akan berusaha agar blangkon lestari dan memiliki ekonomi yang layak bagi perajinnya.  Dewan, dalam hal ini Komisi B, juga akan  mendorong kebijakan yang berpihak pada perajin blangkon.  Kemudian juga berjanji memberikan penguatan kapasitas kepada para perajin. ”Kita harus jaga blangkon ini menjadi warisan budaya dan sumber kehidupan yang layak. ”

Dalam dialog, berbagai curhat  mengemuka. Mulai dari semakin menurunnya pembeli, seretnya pemasaran, bantuan pendanaan yang tak lagi mudah diakses, hingga kebutuhan showroom bersama. 

Hartoyo, salah seorang perajin, bercerita tentang pasang surut usahanya. “Sebelum Covid, pesanan lancar. Setelah Covid, menurun drastis. Pernah ada bantuan untuk perajin, sekitar dua jutaan, tapi tidak bisa cair dan akhirnya dibatalkan,” ungkapnya.
Perajin berharap ada dukungan nyata, baik dalam bentuk akses pasar, pelatihan desain agar produk lebih adaptif, maupun permodalan yang memadai. “Kami ingin blangkon ini tetap lestari, tapi juga memberi kehidupan yang layak bagi para pembuatnya,” kata Hartoyo.

Senada dengan itu, Lurah Hetty menegaskan bahwa UMKM blangkon di Beji sudah menjadi identitas desa Sidoarum. Sedangkan Dukuh Warsidi menceritakan fenomena memprihatinkan. “Banyak santri yang belajar bikin blangkon di sini. Tapi, setelah pulang ke daerahnya, mereka bikin dan menjualnya dengan harga yang lebih murah dari sini. Ini menjadi satu masalah bagi kami, ” cerita Warsidi.

Menanggapi berbagai curhat tersebut, anggota dewan Komisi B ini berkomitmen untuk memperjuangkan kepentingan perajin blangkon dalam kebijakan daerah. “Pelestarian budaya harus sejalan dengan keberlanjutan ekonomi masyarakat. Blangkon adalah contoh nyata bagaimana budaya bisa hidup kalau ada dukungan. Di sini ada dinas yang menjadi mitra kami, bisa diagendakan kegiatan yang sesuai kebutuhan para perajin,” ujar Yan.

Sejumlah anggota Dewan, terutama Yan Kurnia yang berasal dari Dapil Sleman Barat, berharap komunikasi dengan para perajin dan Lurah bisa berjalan lancar. Kalau ada hal yang dibutuhkan, terutama pelatihan-pelatihan, dewan berjanji akan memfasilitasi.

”Nanti kami koordinasikan dengan dinas Pariwisata atau Dinas Koperasi UKM, misalnya untuk pendaftaran merek atau branding, berpromosi lewat Sibakul, ” tandas Yan Kurnia. 

Pertemuan siang itu diakhiri dengan foto bersama dan pembelian produk blangkon oleh sejumlah anggota dewan. (*/wan)

Pewarta : Erwan Widyarto
Editor : Slamet Oerip Prihadi
Sumber :

Komentar Anda