Tafakur Ramadan (10)

Berpuasa Meningkatkan Kinerja Otak

ILUSTRASI, Foto: Pekanews

COWASJP.COMALHAMDULILLAH, segala puji bagi Allah yang telah memberikan kesempatan berpuasa sampai di hari kesepuluh Ramadan. Etape pertama dalam upaya membentuk kesehatan badan menjadi lebih baik, dan membentuk karakter yang lebih mulia.

Ya, Rasulullah mengajarkan kepada kita bahwa dalam puasa Ramadan ini kita akan mengalami proses tiga tahap: sekitar sepuluh harian. Di sepuluh hari pertama ini kita mengalami proses adaptasi, terhadap tubuh maupun kinerja otak. Tubuh akan mengalami detoksifikasi, sedangkan otak akan mengalami apa yang disebut sebagai neurokompensasi. 

Dua-duanya adalah proses 'challenge' terhadap diri kita agar tubuh dan otak mau berubah sesuai kondisi yang kita berikan kepada badan. Jika pada tubuh terjadi proses detoksifikasi, maka pada otak akan terjadi perubahan sirkuit saraf yang akan berpengaruh pada perilaku.

Di sepuluh hari pertama ini, otak telah beradaptasi dengan mengatur kembali sirkuit-sirkuit saraf yang bertanggungjawab pada perubahan karakter. Terjadi perubahan pada jumlah sel-sel saraf maupun ukuran selnya menjadi lebih banyak. Juga pada 'kabel-kabel' saraf - juluran axon, dendrit dan myelin, yang berperan penting bagi lancarnya aliran sinyal-sinyal kelistrikan di dalam otak.

Perubahan kondisi sirkuit saraf ini terjadi seiring dengan latihan kesabaran, keikhlasan, ketaatan, kepedulian, dan berbagai karakter yang sedang kita latihkan dengan cara berpuasa. Otak kita memiliki kemampuan beradaptasi yang disebut sebagai Brain Plasticity. Mirip dengan otot, yang jika dilatih mengangkat beban secara bertahap, otot itu bakal membesar. Dan lantas memiliki kemampuan untuk mengangkat beban yang lebih berat.

Otak juga demikian. Jaringan sel-sel saraf dengan segala atributnya akan menyesuaikan diri untuk mengantisipasi latihan yang kita berikan. Saraf kesabaran di otak kita bakal mengembang dan performanya meningkat. Demikian pula saraf keikhlasan. Saraf ketaatan. Saraf empati atau kepedulian. Dan sebagainya. Secara umum kita menyebutnya: 'sirkuit saraf spiritual' yang berubah membaik.

Di sepuluh hari pertama terjadi berbagai kompensasi untuk menyiapkan proses tersebut. Dan akan dilanjutkan di sepuluh hari kedua yang dikenal sebagai fase neurosinaptik. Di fase ini jaringan saraf akan membentuk sirkuit yang lebih luas dimana 'kabel-kabel saraf' saling terhubung dengan jaringan sebelahnya. 

Proses terjadinya sambungan-sambungan itulah yang dikenal sebagai proses sinaptik. Dimana karakter manusia tersimpan di dalam pola sambungan yang terjadi. Maka, semakin banyak dan kompleks sambungan-sambungan antar jaringan saraf itu, semakin kompleks pula karakter yang terbentuk karenanya. 

Itulah sebabnya, berpuasa akan berdampak pada perubahan karakter menjadi lebih baik, seusai menjalaninya dalam kurun waktu sebulan. Apalagi, di fase sepuluh hari ketiga terjadi proses regenerasi sel yang dikenal sebagai neurogenesis. Di fase ini otak memperbarui performanya secara keseluruhan. Sehingga terjadilah perubahan peta fungsi sarafi menjadi lebih baik dari sebelumnya. Itulah, yang di dalam Al Qur'an, disebut sebagai proses menjadi bertakwa, sebagai hasil beribadah puasa secara baik dan benar.

Maka, PERTANYAAN yang mesti Anda jawab kali ini adalah:

1. Al Qur'an mengajarkan ada tiga tingkatan spiritual yang kita lewati dalam proses beragama, yakni: 'beriman', meningkat menjadi 'bertakwa', dan berakhir dengan 'berserah diri'. Di ayat manakah Allah menginformasikan hal itu?

2. Apakah bedanya 'iman' dengan 'takwa'. Apa substansi dari keduanya?

Selanjutnya, untuk PEMENANG edisi ke-9, berdasar pada jawaban di facebook dan Agus Mustofa eLibrary adalah atas nama: Awiie Sheem.

1. Allah menciptakan tubuh manusia memiliki mekanisme keseimbangan alias homeostasis. Di ayat manakah Allah berfirman soal itu?

Jawab: Al- infithar ayat 7. "Yang telah menciptakan kamu lalu menyempurnakan kejadianmu dan menjadikan (susunan tubuh)mu seimbang."

2. Bukan hanya tubuh manusia, alam semesta pun diciptakan Allah memiliki mekanisme keseimbangan itu. Di ayat berapakah?

Jawab: Al-Mulk ayat 3 - "Yang telah menciptakan tujuh langit berlapis-lapis. Kamu sekali-kali tidak melihat pada ciptaan Tuhan Yang Maha Pemurah sesuatu yang tidak seimbang. Maka lihatlah berulang-ulang, adakah kamu lihat sesuatu yang tidak seimbang?"

Selamat. Anda memperroleh hadiah buku Serial Diskusi Tasawuf Modern berjudul: "TAHAJUD SIANG HARI, DHUHUR MALAM". Silakan hubungi 0878 5433 5454 untuk alamat pengiriman hadiah. Salam.

ADA CUPLIKAN VIDEO & HADIAH BUKU SETIAP HARI
link: http://agusmustofa.com/

Pewarta :
Editor :
Sumber :

Komentar Anda