Semaran, Festival Kuliner di Sun City

Diharapkan Bisa Jadi Agenda Wisata

COWASJP.COMFESTIVAL Kuliner Madiun kali ini benar-benar spektakuler. Paling tdak 70-an peserta yang terdiri dari penjual makanan, baik secara offline maupun online ikut meramaikan acara yang dibagi dalam 3 tahap pada hari Minggu, 14 Mei 2017 itu. Yakni pagi antara jam 08.00 – 12.00, jam 12.00 sampai jam 16.00 dan malam harinya khusus penjaja pentol.

Berbagai macam makan tradisional maupun yang kekinian langsung diserbu pengunjung. Hampir semua dagangan yang dijajakan penjual ludes, bahkan banyak yang kekurangan stok. Padahal oleh penyelenggara dalam hal ini Imago Seluler sudah mematok kuota 150 porsi setiap penjual.

‘’Belum jamnya selesai dagangan saya sudah habis,’’ kata Nurul SN, yang pagi itu menyiapkan mie pedas lebih 150 porsi.

Bahkan kloter kedua pun tak kalah serunya. Pengunjung tetap berjubel untuk makan siang, baik karyawan Sun City maupun pengunjung dari luar.Nany Maharani Santoso yang mewakili orang tuanya,  Akung Bondhet pun merasakan hal yang sama.

car-freedayeKoJ.jpg

‘’Baru buka jam 12.00 dagangan saya diserbu pengunjung, bahkan 1 jam kemudian sudah habis dan minta kiriman lagi dari rumah,’’ kata Nany yang kemarin menjual Nasi Gudeg Jogja dan es kolak ketan.

Suksesnya  Festival Kuliner kali ini, bukan hanya para pedadang saja yang minta agar acara semacam ini bisa diadakan secara periodik, sehingga bisa dijadikan agenda wisata Kota Madiun. ‘’Acara semacam ini bagus,  jadi Kota Madiun tak hanya dikenal sebagi Kota Pecel saja, namun juga masyarakat luar kota tahu kalau di kota ini menyimpan berbagai macam kuliner yang rasanya tak kalah dengan kliner daerah lain,’’ Kata Bu Mega, salah seorang pengunjung.

Apalagi dengan harga yang dipatok sama, Rp 5.000 per porsi, jelas banyak menyedot pengunjung. Sebab berbaga lapisan masyarakat bisa menikmatri makanan yang kalau di luar harganya bisa 2 atau 3 kali lipat. Misalnya Tongseng yang rata-rata di luar sudah Rp 20.00 seporsi, di Festival Kuliner ini tetap harus dijual Rp. 5.000, meski porsinya jelas berbeda dengan harga luar. Tapi bagi pedagang sendiri jelas acara ini merupakan promo tersendiri,  segala lapisan masyarakat bisa mencicipi.

car-free-day1erOc7.jpg

Cowas JP.com sendiri yang sempat mencicipi berbagai makanan, termasuk Tongseng, menilai bahwa para pedagang tidak mengurangi rasa. Jadi hanya mengurangi porsinya saja. Misalnya Tongseng hanya separuh mangkok dengan sedikit daging kambing. Tapi rasa tetap prima.

Sudah Setahun

Festival kuliner ini, sebenarnya merupakan yang keempat diadakan. Pertama dan kedua di halaman Imago Seluler, sedang ketiga  dan keempat di Sun City. ‘’Ide saya ini muncul saat lIdul Fitri tahun lalu saat kami bagi-bagi takjil,’’ kata Robby yang punya ide brilian ini.

robbyjpgbondetNHJ3Y.jpgROBBY, pencetus ide festival kuliner Madiun

Dari situlah kemudian Robby membuat Festival jajanan kecil-kecilan di depan tokonya. Pedagang yang rata-rata  terpilih lewat pnegumuman di internet, hanya diminta menjajakan dagangannya di tempat yang telah disediakan. Setiap pedagang mendapat jatah 250 jajan yang dibeli cash oleh Imago.

‘’Dari situlah kita punya ide ini, dan niatnya memang untuk berbagi,’’ ungkapnya.

Dengan menggelar di tempat yang cukup elit di Sun City, ia ingin mengangkat harkart dan martabat pedagang kecil. Selain itu juga agar masayrakat awam tahu, bahwa hasil olahan mereka tak kalah ‘’maknyus’’ rasanya.

car-free-dayhNO3V.jpgDagangan habis, penjualnya pun tersenyum.

‘’Apalagi saya sendiri juga suka kuliner,’’ kata Robby yang hampir setiap hari keliling dari satu warung ke warung lainnya. Bahkan yang cocok di lidahnya langsung di-review di akun Facebooknya.

 Ada sedikit saran dari Ny Santoso yang terkenal dengan nasi kuningnya di Car Free Day. Sarannya sederhana saja, pengumuman kalau bisa jangan hanya di Sosmed saja. Sebab hanya mereka yang mengenal dunia sosmed saja yang tahu

‘’Orang  seperti saya yang gak mengenal sosmed, tidak tahu kalau ada acara semacam ini. Untung anak saya dan bapaknya tiap hari melototi sosmed hingga saya bisa ikut. Nah, kalau diumumkan di media lain banyak pedagang yang tidak mengenal  sosmed  bisa ikut meramaikan,’’ sarannya. (*)

Pewarta :
Editor :
Sumber :

Komentar Anda