Setiawan Subekti: Jangan Seduh Kopi dengan Air Mendidih, Kenikmatannya Hilang

ILUSTRASI: Kopi air panas. (Foto: HARIANRIAU,Khusnun/Grafis CoWasJP)

COWASJP.COMKOPI merupakan salah satu minuman yang banyak digemari masyarakat Indonesia. Dalam beberapa tahun terakhir ini euforia minum kopi semakin meningkat sejalan dengan menjamurnya kedai kopi dengan berbagai varian. Mulai dari warung kopi di kampung yang murah meriah sampai coffee shop yang mahal dan eksklusif. Sebagai negara penghasil kopi, Indonesia juga menghasilkan para pakar spesialis minuman khas tersebut, salah satunya adalah Setiawan Subekti.

Setiawan Subekti, yang biasa dipanggil Iwan, sudah lama menekuni dunia kopi. Maklum, sejak kecil dia hidup di lingkungan perkebunan kopi. Untuk menyalurkan kecintaannya pada kopi, dia mendirikan Sanggar Genjah Arum di Desa Kemiren kecamatan Glagah, Banyuwangi. Rumah ini berada di adat orang Osing yang merupakan suku asli Banyuwangi. Di desa ini masyarakatnya masih teguh memegang adat istiadat Jawa, termasuk di antaranya adalah masalah kopi.

Pemkab Banyuwangi,  Sabtu 21 Oktober lalu menggelar festival minum kopi yang bertajuk Ngopi Sepuluh Ewu di sepanjang jalan Desa Kemiren. Warga Kemiren menyediakan kopi untuk diminum oleh pengunjung.  Produk kopi desa itu dikenal dengan nama Kopai Osing, orang Osing menyebut kopi dengan kopai, yang sudah sangat dikenal.

Sebelum festival digelar, Malang Post berkesempatan berkunjung ke sanggar kopi milik Iwan yang merupakan tester kopi kelas dunia. Dia pernah diundang ke berbagai belahan dunia untuk urusan kopi, salah satunya ke Vietnam. Di negeri Ho Chi Minh itu Iwan didapuk menjadi tester untuk memerbaiki kualitas kopi setempat. Vietnam termasuk negara produsen kopi terbesar di dunia, selain Brazil. Tak heran bila kopi Vietnam sangat terkenal, termasuk di Indonesia.

Sanggar kopi milik Iwan menggunakan desain kampung Osing dengan arsitektur rumah tradisional. Sebagian besar bangunan berasal dari kayu, hanya sebagian kecil menggunakan tembok semen. Di sanggar terdapat berbagai koleksi kopi milik Iwan yang siap dipamerkan dan dihidangkan kepada para tamunya. Salah satu gubuknya didesain seperti bar yang dilengkapi alat pembuat kopi modern. Di tempat ini Iwan akan menjelaskan berbagai masalah tentang kopi. Setelah itu, secangkir kopi hangat siap dihidangkan.

================

Petang itu dia menjelaskan tentang kopi luwak liar yang merupakan salah satu koleksinya. Kenapa luwak liar? Produk kopi luwak yang beredar di masyarakat saat ini, berasal dari kotoran yang dipelihara khusus dan diberi makan kopi matang. Sedangkan kopi luwak milik Iwan berasal dari luwak liar. Bagaimana caranya mendapatkan luwak liar. Dia menjelaskan, bila ada satu kompleks kebun kopi, separuhnya dipanen dengan tangan manusia, sedangkan sisanya dibiarkan sampai matang.

Inilah yang menjadi sasaran luwak liar yang mencari makanan. Sisa kotoran luwak itulah yang kemudian diambil dan dibersihkan untuk dijadikan kopi kualitas spesial. Ketika ditanya harganya, Iwan enggan menjelaskan karena tugasnya bukan jualan kopi. Dia hanya ingin mengenalkan kopi secara benar kepada masyarakat. Tak heran bila sanggarnya tak pernah sepi dari tamu yang ingin belajar dan menikmati kopi.

Kopi luwaknya berbeda dengan kopi luwak yang beredar di pasaran. Menurut dia, kopi luwak yang beredar di pasaran berasal dari luwak peliharaan yang sengaja diberi makanan kopi yang sudah matang. ‘’Tentu rasanya beda antara luwak liar dengan luwak peliharaan,’’ terangnya.

Bagi penggemar kopi tentu sudah tahu bagaimana rasa kopi biasa dengan kopi luwak. Begitu juga antara kopi luwak liar dan luwak peliharaan. ‘’Saya tidak akan jelaskan tapi sampean coba sendiri,’’ ucapnya sambil mengambil toples kecil berisi biji kopi.

Beberapa biji kopi itu kemudian dimasukkan ke dalam alat penumbuk kopi portable. Sejurus kemudian kopi tersebut berubah menjadi bubuk yang sudah siap untuk dimasak dalam alat khusus, expresso. Dari alat seperti dispenser ini keluar cairan kopi berwarna hitam pekat yang siap diminum. Ada dua cara minum kopi, pakai gula atau diminum langsung tanpa zat pemanis tersebut. Iwan juga memaparkan rahasia kelezatan kopi. ‘’Jangan gunakan air mendidih yang terlalu panas, nanti akan memengaruhi rasanya,’’ ungkapnya.

Iwan membawa dua cangkir kopi hangat yang siap diminum. Yang suka manis disediakan gula dalam sachet, bagi yang ingin kopi pahit silakan langsung disruput. Apakah enak minum kopi tanpa gula? Konon kata pecinta kopi, sama nikmatnya dengan minum kopi manis. (*)

Pewarta :
Editor :
Sumber :

Komentar Anda