Program Sepakbola yang Terpenggal (1)

Ilustrasi Imam Nahrowi (Foto: viva)

COWASJP.COM –  

C a T a T a N: Slamet Oerip Prihadi

-------------------------------------------------

TULISAN ini kami buat Rabu 25 Februari 2015. Sudah cukup lama. Namun, masih pantas dipampangkan sekarang. Waktu itu, Menpora Imam Nahrowi belum membekukan PSSI. PSSI dibekukan 18 April 2015. 

Waktu itu, serial tulisan kami bertema: Sepakbola Indonesia Menuju Landas Pacu. Memang, tulisan ini dibuat ketika ketegangan hubungan PSSI dan Kemenpora sudah terjadi. Tapi, kami berupaya tetap berada dalam atmosfer positive thinking.

Baca Berita Sebelumnya: Petang Pertanyaan Kanggo Menpora

“Perang” di luar stadion, PSSI – Komisi X DPR RI kontra Menpora-BOPI sedang berkecamuk. Tapi kami masih berharap terjadinya peredaan ketegangan (detente). Semoga kemitraan yang bersahabat sarat manfaat segera terjadi. Sayang, harapan tersebut tinggal harapan. Perang makin membesar tak kunjung henti sampai sekarang.

Kabar terakhir, kubu PT Liga Indonesia berencana akan menggelar Indonesia Soccer Championship (ISC) yang dioperatori PT Gelora Trisula Semesta (GTS). Dimulai 15 April 2016 mendatang. ISC A akan diikuti 18 klub Indonesia Super League (ISL) dan ASC B diikuti 59 klub Divisi Utama. 

Baca Berita Sebelumnya: Menunggu Apa Lagi Menpora?

Selain itu, GTS juga bakal menggeber kompetisi ISC A U-21 (ISL U-21), ISC U-17, Piala Nusantara dan Piala Presiden. Kepastian ini diperoleh usai GTS menggelar pertemuan dengan seluruh klub ISL dan Divisi Utama di Hotel Park Lane, Jakarta, Jumat 26 Februari 2016 Kubu Tim Transisi tak tinggal diam. Mereka juga akan menggelar turnamen tandingan : jangka panjang sampai September atau Oktober 2016 dan melibatkan banyak klub.

Yang terjadi malah kian tidak pastinya kompetisi resmi akan dimulai?

Joko-Driyono-bolanasionalELQvJ.jpg

Joko Driyono (Foto: bolanasional)

Padahal, tuntutan rakyat sepakbola Indonesia adalah segera akhiri “periode gelap” saat ini. Segera geber kompetisi yang dinilai lebih bagus, fair, dan mengacu pada perbaikan prestasi.

Direktur Utama GTS, Joko Driyono mengatakan untuk tim ISC A akan mendapat subsidi minimal Rp 5 miliar. Dana merekrut pemain minimal Rp 5 miliar, maksimal Rp 10 miliar untuk setiap klub. "Kita berharap kinerja komersial GTS ini maksimal, sehingga ada tambahan untuk klub yang akan kita distribusikan berdasarkan variabel rangking dan TV rating," kata Joko.

Baca Berita Sebelumnya: Apa yang Harus Dilakukan Setelah PSSI Kembali Aktif?

"Klub berpotensi mendapat uang tambahan melalui nilai TV rating dan peringkat mereka. Tiap tim tidak boleh merekrut pemain lebih dari Rp 10 miliar dan juga tidak boleh di bawah Rp 5 miliar. Kami ingin kompetisi lebih kompetitif dan tidak ada pemain amatir yang dikontrak murah di sini," beber Joko.

Klub Divisi Utama yang akan mengikuti ISC B bakal digelontorkan dana Rp 400 juta di babak penyisihan, Rp 350 juta di babak 16 besar, lalu Rp 150 juta di babak 8 besar.  

"GTS juga memberlakukan pengurangan poin apabila klub menunda gaji pemain. Bila klub menunda pembayaran satu pemain selama satu bulan, poin dikurangi satu. Bila ada satu pemain yang gajinya ditunda selama dua bulan, poin dikurangi tiga. Bila ada lima pemain yang gajinya ditunda sampai tiga bulan, klub akan kehilangan hak komersialnya (subsidi)," tutup pria asal Ngawi ini.

****

'Mengapa kubu Menpora – dalam hal ini Tim Transisi – ketinggalan langkah? Kita tentu tidak ingin menambah persoalan dan ruwetnya konflik. Biarkan pertanyaan itu mengapung di langit katulistiwa.

foto-Imam-Nahrawi-foto-bolaindoQbjfo.jpg

Foto: Bolaindo

Yang kami pahami, waktu itu, sepakbola Indonesia masih dalam atmosfer transisional. Klub-klub profesional Indonesia sedang berjuang hebat mempertahankan hidupnya, tetap exis, setelah APBD dilarang untuk mendanai klub-klub sepakbola profesional (nonamatir). Yaitu klub-klub di kasta Divisi Utama dan Indonesia Super League (ISL).

Baca Berita Sebelumnya: Presiden Jokowi Cabut Pembekuan PSSI

Berilah kesempatan dan dukungan kepada PSSI dan klub-klub ISL untuk hidup mandiri (tanpa APBD) dan semakin maju. Praktis, masa transisi tersebut masih berjalan dua musim, 2013 dan 2014. 

Tahun 2015, dua klub digugurkan sebagai peserta Kompetisi ISL 2015, yaitu Persik Kediri dan Persiwa Wamena, karena aspek finansialnya yang lemah. Ketegasan Liga (PT Liga Indonesia) patut diapresiasi. ISL 2015 dan seterusnya harus lebih hebat secara finansial maupun prestasi (kualitas).

Waktu itu kami menuliskan, inilah salah satu indikator sepakbola Indonesia sedang menuju landas pacu. Liga juga memutuskan, bahwa di akhir musim Kompetisi Divisi Utama 2015 nanti, sebanyak 30 dari 60 klub harus degradasi ke kasta terbawah (Liga Nusantara). Inilah degradasi dengan jumlah klub terbanyak di dunia!

Di musim Kompetisi Divisi Utama 2016, hanya ada 32 klub Divisi Utama (termasuk hanya dua klub Liga Nusantara yang promosi). Maka, terbangunlah piramida sepakbola yang rasional. 
Hal ini menjadi satu indikator lainnya sepakbola Indonesia sedang menuju landas pacu untuk kemudian take off.

Selasa 24 Februari 2015, tim verifikasi AFC (Konfederasi Sepakbola Asia) yang dipimpin Mahajan Vasuden Nair (Head of Licensing& Commersial Legal), bersama Kevin Ong (Finance &Lightning, Jose Marcelino (Technical) datang ke Indonesia untuk melakukan kroscek verifikasi.

-Azwan-Karim-vikingofficial4KP5o.jpg

Azwan Karim. (Foto vikingofficial)

Mereka melakukan kroscek verifikasi terhadap tiga klub ISL 2015 yang diusulkan oleh PSSI, yaitu Persipura Jayapura, Arema Indonesia, dan Persib Bandung.

Direktur Hubungan Luar Negeri PSSI, Azwan Karim, menjelaskan, perwakilan AFC ini melakukan kroscek lisensing yang telah diberikan oleh PSSI tahun 2014 terhadap 3 klub tersebut. " Mengapa hanya tiga klub? Sebab, ketiga klub inilah yang mendapatkan nilai terbaik dari proses licensing yang diberikan oleh PSSI saat verifikasi tahun lalu," kata Azwan Karim. “Ini menjadi komitmen PSSI untuk terus meminta klub menjalankan semua aspek licensing yang diinginkan sesuai standart yang ditetapkan AFC," beber Azwan.

Bila dalam verifikasi tersebut terdapat kekurangan yang di luar batas toleransi, bukan tak mungkin lisensi Persib, Arema, dan Persipura dicabut oleh AFC.  Dan bila dicabut, musim depan wakil Indonesia bisa saja tidak bisa ikut kompetisi antarklub Asia.

Mahajan Vasuden Nair selaku Head of Licensing& Commersial Legal mengatakan, semua klub di Indonesia tidak hanya di ISL, tetapi juga klub Divisi Utama harus  bekerja keras untuk memenuhi aspek licensing yang diterapkan AFC. 

"Kami mendapatkan info ada 27 klub ikut serta dalam proses licensing ini. Ini hal yang bagus buat Indonesia, kita juga berharap standar tinggi yang ditetapkan AFC mampu diikuti semua klub," kata Mahajan.

****

Sekarang klub ISL masih kalah dengan klub Thai(land) Premier League (TPL) dan Vietnam Premier League (VPL). Klub juara TPL dan VPL langsung masuk babak utama AFC Champions League, sedangkan juara ISL tidak bisa langsung masuk babak utama.

Di bawah ini ketentuan AFC terhadap klub-klub di Asia Tenggara dan Asia Timur:

AFC-Champions-League-2016-iran-dailyIsHkR.jpg

Ilustrasi: Logo AFC Champions League (Foto by iran-dailly)

JATAH YANG DITETAPKAN AFC UNTUK ASIA TIMUR

AFC Champions League 2015

EAST ASIA ZONE 

Catatan: POR = Play-off Round; GS = Group stage; R= Round
Zone All  Member Association  Points  GS POR  Prelim R2 Prelim R1

1   1    South Korea    94.866  3  1    0   0

2   4     Japan             77.107   3   1   0   0

3   6     Australia         57.940   2   1   0   0

4   8     China PR       57.660    2   1   1   0

5  13     Thailand       33.049    1    0   2   0

6  15     Vietnam        27.753    1    0   1   0

7  18     Indonesia     25.004     0    0   1   0

8   20    Hong Kong   20.077     0   0   1   0

9   21     Myanmar    18.282      0   0   0   1

10  22     Malaysia    18.153      0   0   0   1

11  23     India          16.756      0   0   0   1

12  24  Singapore    16.097      0   0   0   1

****

Korea Selatan dan Jepang masing-masing memperoleh jatah (slot) 3 klub yang langsung masuk babak utama AFC Champions League. Australia dan Republik Rakyat China masing-masing memperoleh jatah 2 klub langsung masuk babak utama.

Thailand dan Vietnam masing-masing memperoleh jatah 1 klub langsung ke babak utama. 

Sedangkan Indonesia, Hong Kong, Myanmar, Malaysia, India dan Singapura masing-masing tidak memperoleh jatah 1 klub pun untuk langsung masuk babak utama AFC Champions League.

Inilah yang menyebabkan Persib sebagai juara ISL 2014 tidak otomatis masuk babak utama AFC Champions League 2015. Namun Indonesia masih lebih baik dari Myanmar. Malaysia, Singapura dan India. Sebab, klub juara di empat negara tersebut harus melakoni laga prelimanary round 1 dulu. Jika menang di round 1 masih harus melakoni preliminary round 2. 

Indonesia langsung ke prelimanary round 2.

Persib harus memenangkan laga prelimanary round 2 dulu versus Ha Noi T&T, Selasa 10 Februari 2015 lalu. Sayang, Persib kalah telak 0-4  oleh Ha Noi T&T. Karena itu, Ha Noi T&T lolos ke babak utama AFC Champions League 2015. Persib tersisih, tapi berhak langsung masuk babak utama AFC Cup 2015 (strata kedua Kompetisi Antarklub Asia).

Ariel-RodriguezgCpVL.jpgFoto: by espnfc

Tapi, apakah Ha Noi T&T sudah hebat dan mampu bersaing melawan klub-klub papan atas Antarklub Asia?

Di laga pertama fase grup (32 klub dibagi 8 grup A sampai H), Ha Noi T&T kalah sangat telak 0-7 oleh Seoul FC. Bangkok Glass yang di prelimanary round 2 mengalahkan Darul Takzim (Malaysia) 3-0, di laga perdana babak utama AFC Champions League terlibas 0-3 oleh Beijing Guoan.

Hanya Buriram United (Thailand) yang menang tipis 2-1 atas tamunya Seongnam FC (Korsel). 

Ini menunjukkan bahwa kualitas klub-klub Asia Tenggara masih jauh di bawah klub-klub papan atas Korsel, Jepang, RR China, dan negara-negara Timur Tengah sana. Hanya Kramayudha Tiga Berlian pada 1986 dan BEC Tero Sasana FC (Thailand) pada 2002 yang berhasil menjadi runner up AFC Champions League.

Memang, Persipura Jayapura sukses menembus semifinal AFC Cup 2014. Tapi AFC Cup adalah strata kedua Antarklub Asia. Karena itu, perjuangan keras untuk memperoleh satu tiket langsung ke babak utama AFC Champions League harus dilakukan!

Namun, semua program AFC dan PSSI berakhir sudah dengan pembekuan PSSI oleh pemerintah (18 April 2015) dan dikucilkannya sepakbola Indonesia dari segala event internasional oleh FIFA (30 Mei 2015).

Apa lagi yang pantas kita harapkan dengan terjadinya jor-joran turnamen di periode gelap ini? ***

Baca Berita Lainnya di CoWasJP.com. Klik Di Sini

Pewarta :
Editor :
Sumber :

Komentar Anda