Lempar Handuk
Usahanya gagal. Di mana-mana. Di banyak negara bagian.
SelengkapnyaUsahanya gagal. Di mana-mana. Di banyak negara bagian.
SelengkapnyaRafael sendiri adalah seorang perwira tinggi Angkatan Darat yang moncer. Sebagian besar kariernya dihabiskan bersama Kopassus. Mulai dari Dan Unit hingga Komandan Grup 2 Kopassus (2015 – 2016).
SelengkapnyaItulah yang dipakai biaya operasional. Termasuk gaji yang sangat layak untuk 17 orang pengurusnya.
SelengkapnyaDia/ia pakai kebaya. Pakai gelungan rambut tersanggul. Pakai lipstik. Tidak pakai BH. Dadanya rata. Kumisnya melintang. Jenggotnya membrewok. Suaranya besar.
SelengkapnyaSuatu saat Mbak Yani kirim komentar soal artikel di Disway. Lewat WA. Mungkin baru sekali itu seumur hidupnyi menulis komentar.
SelengkapnyaBukan main gatalnya jari-jari ini: begitu banyak sisi menarik yang bisa ditulis.
SelengkapnyaKholiq lahir di situ. Sekolah di situ. Waktu SMP sudah bekerja sebagai penggali batu di situ: di satu bukit yang batunya berwarna abu-abu. Orang desa Sambirejo menyebutnya batu putih.
SelengkapnyaPernah suatu ketika masih merasakan hangatnya 20 derajat di siang hari mendadak turun jadi 9 derajat di malam hari. Lantai apartemen terasa terlapisi es batu.
SelengkapnyaKebetulan seorang perusuh dari Padang Sidempuan, Marwan Hamhis Siregar, ingin menolong temannya di kampungnya sana: saraf belakangnya terjepit.
SelengkapnyaDari segi frekuensi pembunuhan, jenis ini paling jarang membunuh dibanding tiga jenis pembunuh berantai yang disebutkan Holmes itu.
Selengkapnya