Sang Begawan Media

Kambing Gemuk

Dahlan Iskan (kiri) di RM Kambing Soon. (FOTO: Facebook/ Iraqi Gaming - Kambing Soo

COWASJP.COMSETELAH berbuka puasa di Rich Hotel, saya mendadak dapat tugas dari manajer saya: harus ke Jakarta esok paginya. Tidak bisa dibantah. 

Pilihannya: malam itu juga saya ke Jakarta. Pakai mobil. Atau besok paginya saya naik pesawat dari bandara baru Yogyakarta. Berarti harus pisah dari istri. 

Saya pilih yang berpisah. Apalagi saya begitu ingin merasakan seperti apa hebatnya bandara baru Yogyakarta.

Pun seandainya tidak ada perintah mendadak ke Jakarta. Saya akan mampir ke bandara itu. Sekadar melihat-lihat. Toh jadwal Safari Ramadan hari itu ke arah Tasikmalaya. 

Berarti dari Yogyakarta harus lewat Kebumen, Gombong, dan Ciamis. Tak ada salahnya mampir sebentar ke bandara baru. Sekalian mencoba jalur jalan selatan Jateng.

Ternyata saya harus ke Jakarta. Justru harus ke bandara itu. Tidak sekadar mampir melihat-lihat.

Bagaimana dengan istri dan geng beliau?

Istri pilih meneruskan rencana Safari Ramadan, dengan jalan darat ke Tasik. Istri mengantar saya sampai bandara. Juga diantar teman lama Aqua Dwipayana.

Benarlah yang Anda sudah tahu: bandara itu jauh sekali. Dari Yogyakarta ke arah Kulon Progo. Lalu ke wilayah Purworejo. Lebih satu jam perjalanan. Maka banyak orang pilih naik kereta khusus dari stasiun Tugu. Langsung ke bandara ini: 30 menit.

Dalam perjalanan saya mengingat-ingat: bandara mana saja di dunia ini yang jauhnya seperti Yogyakarta. Oh, banyak: Narita, Tokyo. Wuhan, Tiongkok. Dan yang saya rasakan paling jauh: bandara Lanzhou di provinsi Gansu nun jauh di barat Tiongkok.

Bandara-bandara itu benar-benar jauh. Satu jam perjalanan. Padahal jalannya mulus dan lancar. Yang Lanzhou lebih dari satu jam.

Letak bandara Yogyakarta sebenarnya tidak jauh: secara kilometer. Hanya sepelemparan batunya Hulk. Saya alpa menghitung: di berapa puluh lampu bang-jo harus berhenti, berapa ratus truk harus dibuntuti, berapa ribu sepeda motor harus dijaga perasaan mereka. Belum lagi berapa banyak papan nama soto dan bakso yang harus dibaca istri saya di pinggir jalan yang tidak lebar itu. Jaraknya sendiri, dari Malioboro, hanya 40 km. Sekitar 20 menit kalau ada jalan tol. 

Desain bandara ini, saya suka. Modern dicampur tradisional yang terasa menyatu. Tinggal lingkungan bandara, yang begitu luas, masih terasa sangat gersang.

Sabarlah. Ini Yogyakarta. 

"Sugeng tindak," itulah kalimat mencolok yang langsung terbaca ketika saya turun di bandara. Saya pun berfoto di situ. Merangkul istri. Seolah akan berpisah lama. Di latar belakang nan jauh terlihat gapura khas kraton Ngayogyokarto Hadiningrat.

Saya cepat bertemu teman baru di bandara itu: para rektor Universitas Islam Negeri. Ada yang dari UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta. Ada yang dari UIN Purwokerto yang saya lupa pakai nama Sunan yang mana. Hari itu semua rektor UIN kumpul di Padang. 

Berarti saya bisa terus ngobrol dengan mereka di dalam pesawat. Akan sama-sama turun di Halim. Saya langsung ke tempat rapat. Mereka transit ke Padang. 

Setelah menghadiri dua rapat di Jakarta saya menyusul istri ke Tasikmalaya. Jalan darat. Berarti masih bisa makan malam dengan istri di Tasik. Makan malam yang lebih malam. Perhitungan saya, istri tiba di Tasik menjelang berbuka puasa. Saya tiba setelahnya.

Sepanjang perjalanan Jakarta-Tasikmalaya, istri bisa mengikuti perjalanan saya lewat live share loc. Dia bisa tahu saya sudah sampai di mana. Harapan saya, istri bisa berbuka dulu ala kadarnya lalu makan malam kegemaran bersama: sate anak kambing gemuk. Anda sudah tahu di mana: di Kambing Soon. 

Ketika saya sudah melewati Nagrek, istri dan tim Radar Tasikmalaya mulai berangkat ke Kambing Soon. Ketika saya sampai di Malangbong istri menunjukkan gambar sate yang siap disajikan. Saya juga berbuka dulu ala kadarnya di rute itu. 

Siang tadi, lokasi rapat saya yang pertama di Jalan Sudirman. Rapat kedua, di restoran Seribu Rasa, Menteng. Yang kedua itu rapatnya  sambil makan siang –bagi yang tidak berpuasa. 

Saya pilih dibungkuskan saja: pathai, oyster telur, daun ketela masak melayu, dan nasi putih. Terlalu banyak. Tapi siapa tahu tidak akan sempat mencapai sate. Anda tahu, kelancaran jalan menuju Tasik tidak bisa ditebak. Terutama antara Nagrek dan Ciawi. Dan lagi, semua itu, kalau perjalanan lancar, bisa untuk pengemudi yang juga berpuasa.

Sebelum Malangbong saya lihat ada masjid kecil yang halamannya luas. Juga terlihat bersih. Suara bacaan Quran menjelang magribnya keras, lewat pengeras suara. Kesan saya: masjid itu ramai. Banyak yang bersiap berbuka bersama.

Sejak Nagrek tadi hujan turun renyai-renyai. Jenis hujan yang akan awet. Kami mampir masjid itu. Saya ambil air wudu. Sendirian. Sopir mencari tempat parkir. Habis wudu saya masuk masjid. Celingukan. Tidak ada satu pun orang. Bacaan Quran yang keras tadi ternyata dari rekaman yang berbunyi otomatis. Jadi kalau suara dari pengeras suara dilarang, yang akan marah hanya rekaman itu. 

Sampai saatnya berbuka puasa bacaan Qurannya masih belum berganti azan. Saya kembali melihat layar HP. Sudah waktunya berbuka. Saya pun minum air putih tanpa menunggu rekaman azan. Satu botol. Lalu minum obat. Yakni obat yang terkait dengan transplantasi hati saya 18 tahun lalu.

Saya pun salat magrib sendirian. Lalu menuju mobil. Barulah azan magrib terdengar bergema dari masjid. Pak sopir pilih percaya pada pengeras suara otomatis itu.

Hujan masih renyai-renyai. Kami meneruskan perjalanan ke arah Tasik. 

Saya nyaris hafal lika-liku jalur Nagrek-Ciawi-Tasik-Ciamis. Sering ke wilayah ini. Dulu. Termasuk tidur di desa Cibiyuk. Di rumah penduduk. Merasakan aslinya sambal Cibiyuk yang terkenal itu.

Begitu hujan tidak berhenti juga, saya tidak terlalu berharap bisa bergabung di sate. 

Ternyata malam itu lancar sekali. Mungkin doa istri saya terlalu kuat. Sekuat aroma sate yang memanggil-manggil hidung lapar. Dari sejauh Ciawi pun hidung saya terasa kemasukan asapnya. Ciawi-Tasik tinggal 30 menit. Saya cicipi oyster Seribu Rasa sedikit. Saya cicipi pathay-nya sedikit. Saya tidak sentuh nasi putih dan sayur daun singkong lembutnya. Saya pilih tunggu sate.

Tiap hari pun begitu. Saya berbuka puasa hanya dengan air putih dulu. Saya terikat peraturan: baru boleh sentuh makanan setelah satu jam minum obat itu. Hanya selama puasa ini, satu jam itu saya jadikan 30 menit.

Sate, hujan renyai-renyai, perut lapar, ketemu istri, bercanda dengan teman-teman Radar Tasik, nikmat yang mana lagi yang masih harus didustakan. (*)

Komentar Pilihan Dahlan Iskan

Edisi 7 April 2023: Anshor Laris

Mbah Mars

Sudah sampai Nglipar, mustinya Abah DI mampir ke desa wisata Nglanggeran. Desa wisata no 1 se Indonesia. Di Nglanggeran kita bisa jalan kaki naik ke gunung api purba. Asik sekali. Ngrethek-ngrethek. Kalau kaki sudah tidak mungkin kuat lagi mendaki silahkan menikmati embungnya saja yang tidak jauh dari gunung api purba. Apakah Pak Agus sudah pernah ke Nglanggeran ? Jangan kalah dengan Didi Kempot yang menggubah lagu Banyu Langit dengan setting tempat Nglanggeran, Ademe gunung merapi purba Melu krungu suaramu ngomongke apa Ademe gunung merapi purba Sing neng Nglanggran Wonosari Yogyakarto Janjine lungane ra nganti suwe-suwe Pamit esuk lungane ra nganti sore Janjine lunga ra nganti semene suwene Nganti kapan tak enteni sak tekane

Agus Suryono

GUNUNG KIDUL: DULU DAN SEKARANG.. Saya tinggal di Yogyakarta sejak tahun 1955 sampai 1975. Tapi saat selama 20 tahun tinggal di Yogya, belum pernah ke Gunung Kidul. "Ra duwe dit.." Tapi baru ke Gunung Kidul pada tahun 2019, ke pantai Indrayanti. Dan juga tahun 2022, ke Heha Ocean View. Saat usia sudah 60++ Selama 20 tahun masa muda, kalau dengar Gunung Kidul, beritanya adalah tentang "kelaparan". Tentang "kurang gizi". Kalau sekarang, kalau dengar nama Gunung Kidul, isinya mulai bervariasi. Dan bernuansa "positif".. Tempat rekreasi pantai, yang dari dulu sebenarnya juga sudah ada. Tapi saat ini "dikembangkan", secara "kreatif". Dan berjumlah "puluhan". Puluhan pantai. Medannya banyak yang sulit. Tapi semuanya ramai. Karena akses jalan sudah bagus. Meski masih sempit. Tidak hanya pantai, tapi juga berbagai "wisata alam" lainnya. Mulai dari Gua Pindul. Sampai wisata "instagram". Mau foto saja harus membayar, dan harus antri. Jualan tempat rekreasi, sampai "spot foto".. Cerita yang juga ramai tentang Gunung Kidul lainnya adalah "kisah sukses". Mulai dari juragan bis antar kota. Sampai juragan "bakmi Yogya". Yang menguasai bisnis bakmi Yogya, di Jakarta dan Bandung.. @Dan yang terakhir: Dalang Cilik yang "Sukses". Selamat Gunung Kidul..!!

Jhel_ng

Hebat mas Anshor ini. Seorang dalang yang sudah pasti memiliki pengetahuan masa depan. Dari pengetahuan itu jadilah pilihan masa kini: masuk MAN. Sebagai insan "Ikhlas Beramal", saya bangga dan mengapresiasi pilihan bagus ini. Mendalang adalah berdahwah. Setidaknya itu dulu yang dilakukan Sunan Kalijaga. Berdahwah tentang moral dan tatanan masyarakat yang baik. Tidak melulu tentang dalil. Sebab berdakwah menggunakan dalil, tujuan utamanya juga membuat masyarakat dapat hidup dengan beradab. Selamat menikmati akhir pekan panjang, para pembaca dan perusuh sekalian.

Mbah Mars

Abah ternyata belum kenal Ki Hadi Sugito. Beliau seangkatan dengan Ki Timbul Hadi Prayitno dan Ki Suparman. Ki Timbul adalah dalang yang setia pada pakem pewayangan. Jika dia mementaskan lakon perang Baratayudha, apalagi seri Labasan orang akan terpana. Tegang. Ki Timbul kondang dengan kemampuan filosofisnya ketika pentas. Maka beliau menjadi dalang kesayangan Pak Harto. Adapun Ki Hadi Sugito adalah dalang idola orang pada umumnya. Kemampuan memerankan tokoh-tokoh pewayangan dengan suaranya yang empuk menjadi andalannya. Srikandi dan Banowati akan kelihatan kenes. Sembodro tampak lembut gemulai keibuan. Kemampuan ngocol Ki Hadi Sugito tidak diragukan juga. Itu andalan keduanya. Lewat tokoh Bagong, Durmogati, Mbilung orang akan dibuat terpingkal-pingkal. Kalau Ki Suparman menurut pengamatan saya mirip Ki Narto Sabdo. Trio dalang tersebut mewariskan bakatnya kepada putra-putranya. Ki Timbul kepada putranya Prof.Dr. Kasidi Hadiprayitno. Ki Suparman kepada Ki Seno yang belakangan sangat kondang. Ki Sugito kepada Ki Sutono Hadi Sugito. Semoga Anshor besuk bisa sesukses Seno. Sesukses Prof Kasidi juga. Sang dalang yg juga guru besar. Oia Abah, di Gunung Kidul juga ada dalang remaja. Namanya kalau tidak salah Gymna. Yang istimewa, para dalang itu kebanyakan istrinya banyak. Terutama yg dalang dulu-dulu. Para perusuh wani po ?

iMM Indonesia Markup & Maju

Dari parang tritis belok muter-muter, sampailah ke Gajayan, ngebantai liverpool sebentar. Muter lagi, sampailah ke wiro sableng. Wirobrajan maksudnya. Dan terjadilah adegan yang di tunggu-tunggu. Pengambilan #kapakmaut.

Mbah Mars

Saya tahu kenapa Abah ke masjid Jogokaryan dulu, baru ke pondok Krapyak. Paling-paling ingin tarawih 11 rakaat. Wkwkwkwk. Masjid Jogokaryan memang top. Sebuah masjid yang tidak hanya mengurusi hal-hal terkait persiapan mati. Yang terpenting masjid ini banyak mengurusi bagaimana orang bisa hidup layak dan sejahtera. Masjid yang dikhidmadkan untuk menolong kesengsaraan umat. Masjid harus bisa memberdayakan masyarakat dengan segala aktifitasnya. Silahkan mumpung sedang bulan puasa. Mampirlah ngabuburit di masjid ini.

imau compo

Senang baca ttg Ansor ini dan Anshor-anshor lainnya. Wayang akan tetap jadi tuan rumah di negeri sendiri. Puluhan tahun lalu saya kenalan dengan dua seniman (calon seniman) muda dari Malaysia (turunan Cina) dan Jepang di sekitar Mangkunegaran yg belajar seni tradisional Jawa, sendra tari, termasuk wayang. Yg Jepang cantik sekali, sipit yg tanggung bikin wajahnya tambah eksotik. Mereka waktu itu mau lanjut ke Tangerang mau belajar kliningan. Yg jelas mereka bukan ancaman thd kita sebagai pemilik wayang. Berbeda dengan batik. Batik cap adalah ancaman dan nyata. Cina bisa bikin batik (cap) jauh lebih murah. Bukan hanya itu, Cina, sebagaimana produk lainnya bisa mendiversifikasi harga batik capnya utk macam-macam kelas ekonomi, bahkan bisa bikin batik utk sekali pakai. Sudah ada ide utk survivalnya dengan mengembangkan batik tulis, tapi belum dengar cerita seperti anshor ini utk batik tulis. Semoga sdh banyak ansor batik.

Amat K.

Gunung api tanahnya subur/ Duku palembang tanamlah biji/ Dalang baik tampil menghibur Dalang kejahatan slalu sembunyi

alasroban

Gunung Kidul itu Masuk DIY. Di jateng dalang juga susah di temukan. Dalang yg melenyapken saksi tipikor - Iwan Budi. Sampe sekarang belum ketemu. :(

Leong Putu

Hebat....... Di Jawa Tengah banyak dalangnya. Dicarinya gampang. Di Kanjuruhan yang meninggal 134 orang, 'Dalangnya' tidak ketemu. .. #menolak lupa

Gregorius Indiarto

Kuwi dalang seng ora pengen di kenal banyak orang. Tapi beaya tanggapane luwih gede (palingo), sakoraorane komut BUMN. #kemeroh

Gianto Kwee

Nggece beda dengan ngece Nggece berarti "Nyebelin or Menyebalkan" Setuju ?

Gianto Kwee

Sepenggal syair lagu, "Mrono mrene di ECE karo kancane dewe" di-ECE maksudnya direndahkan, bicara Sengkuni "Ngece" adalah gaya bicara yang sombong dan merendahkan yang diajak bicara, salam 

rid kc

Kosakata ngece itu kalau diartikan bahasa Indonesia memandang remeh. Kalau maksud Anshor suara sengkuni dibuat ngece berarti dalang ini memandang remeh sosok Sengkuni. 

adi Nugraha

titip pesan utk dek yusuf atau bapaknya. npwp segera dibuat, pajak segera dibayar, atau lapor, kumpulkan bupot2 (jika ada). maklumlah, orang pajak pendekatannya kadang2 luar biasa, org yg bayar pajak niat tulus aja diparani dianggap kyk bajin*an atau koruptor, hal ini dialami soimah sama pak butet (video di youtubenya lagi viral).

Jokosp Sp

Dalang favorit tetep alm Ki Seno Nugroho. Kalau sudah keluar Punakawan terutama Bagong, duhhhhhhh sampai gag bisa berhenti ketawa..............lucune polllllll. Seringnya lucu tur pasti saru bumbunya. Apalagi adegan harus ngomong sama sindennya "Mbak Tatin", pasti digarap habis sama Pak Seno : Sindenku kabeh nek disawang ko samping kok yo podo wae, sing ketok mong "gunung kembar, gedi-gedi". Disawang ko mburi, duh kok kandele "bokong" ngemplah-ngemplah. Mung siji kekurangane : pas turu sarungan kae nang dipan tengah, aku kok yo weruh "kok yo ngemplah-ngemplahe kuwi loooooo......". La disauti karo Tatin "opo mangsude ngemplah-ngemplah? opo di delok po? ihhhhh dasar dalange saru, dalange njijik-i. La kowe kok yo turu kok yo nang dipan nang tengahan, saure Bagong. "Oh pancen sengojo kok dalange, golek kesempatan, ndelok-ndelok barange sinden-ne" Tatin njawab. Hora kok aku mau yo janjian karo bojomu, ketemuan nang omahmu. Sing salah yo kowe Tin, kok yo turu, sarungan nang dipan tengah. Aku mau pas rene kae yo lewat samping omahmu, "kuwi sing dipepe kae kok gede-gede to Tin?". Wah dalange pancen saru tenan, halah BH barang mok incengi?. Bagong "sing nang ngomahku kok yo ora gede koyok duwekmu?". Tatin "duh ajur-ajurrrrrrr, dalange pancen saru, ngeressss". Wiyogone ngguyu kabeh, penontone ngguyu kabeh. Aku yo rasido ngantuk. Petruk Mbangun Kayangan" memang josss, Dalang Seno memang top markotop ( sayang kokehan ngrokok, nglepus terus rakober mati, koyok asep sepur truthuk ). Salam

Cindy Cindy

Ih, Abang jahat Aku tuh cinta berat Sini dong dekat-dekat Kupeluk erat-erat #iMM Indonesia Markup & Maju

Leong Putu

Abah MZ, syukurlah istri saya tidak cemburuan. Dia yakin, walaupun suaminya ganteng tapi setia. Kalau lirik kanan kiri ? wajarlah, seperti kita saat berkendara, kalau hanya lihat lurus lempeng ke depan kan capeeeek. Lihat kanan kiri, cuma melirik sejenak. Anggap saja bonus.

Leong Putu

Cak Mul, setia itu komitmen. Nah kalau saya mimpiin Pipit, itu namanya bonus....wkwkwkwk

Leong Putu

Kalau saat ini penikmat wayang usianya rata² cuma yang di atas 60 tahun. Maka harus terima kenyataan dan nasib, maksimal 20 tahun lagi penggemarmu akan habis secara alami. Agar itu tidak terjadi, belajarlah ke Malaysia, kepada Atuk Dalang.

Liáng - βιολί ζήτα

hanya selingan. Hallo @iMM Indonesia Markup & Maju... Barangkali Anda tertarik dgn pertanyaan saya berikut ini... cukup Ya atau Tidak saja sambil santai. 1. Apakah Anda selalu berpikiran berlawanan dgn fakta yg sudah sangat jelas dan mudah dipahami orang banyak seperti kisah yg ditulis pada CHDI hari ini ?? Dan meng-counter-nya dgn comment seperti yg Anda tulis : * iMM Indonesia Markup & Maju Saya lihat generasi 20 kebawah itu meskipun pintar biasa saja. Memang banyak dari mereka yang di bekali kepintaran, bakat khusus, soft skill tertentu. Seperti tidak tau malu. Terutama mengenai skil untuk melakukan skill up. "Yaitu, pintar membohongi orang tua" Wkwk. * 2. Apakah Anda pernah kecanduan bermain game, baik itu video game maupun game online ?? Apakah ada tokoh/karakter dari game tsb yg sangat Anda sukai/kagumi dan mengidolakannya meskipun antagonis misalnya, dan Anda seringkali - seakan-akan - menjelma menjadi tokoh/karakter antogonis tsb dalam aktifitas sehari-hari ?? 3. Apakah Anda pernah mengalami kerugian besar, misalnya karena "bermain saham" dan merasa frustrasi berat yg berkepanjangan ?? Dan Anda seringkali mengaitkan hal-hal yg terjadi sehari-hari (hal-hal yg umum) dgn perkeliruan dalam permainan saham meskipun urusannya berbeda sama sekali ??

Fiona Handoko

ternyata kesuksesan operasi ganti hati bpk dahlan di thn 2007. juga berkat doa restu alm ibunda. sebelum operasi ganti hati. dengan jarum suntik masih tertancap di tangan, abah dari tianjin china berangkat ke magetan untuk nyekar makam ibunda. semasa belum ada tol trans jawa, abah dapat pinjaman helikopter untuk rute surabaya - magetan. memang jika ada niat berbakti kpd orangtua, semesta akan membantu dengan caranya sendiri. demikian pengalaman abah, yg dituliskan bpk nasruddin ismail. mantan wartawan jp. sehat selalu bpk thamrin. 

thamrindahlan

Maka ditiupkan roh ke wayang buatan Ibunda. Inilah keajaiban doa seorang ibu kandung. Talenta Anshor ibarat setetes air nan kemudian bersua dengan tetes air lain sehigga bagaikan air bah menghantarkan ke piawaian seorang dalang remaja. Kehidupan berkah keluarga bahagia sejahtera Menyaksikan wawancara Abah kita perhatikan kerendahan hati seorang Ansor (Kaum di Madinah menerima hijrah Rasullah) sehinga tak mampu nenatap mata Abah. Untunglah di akhir kisah nyata ini ada Tos sebagai lambang bersuanya 2 sosok seniman budaya nan peduli lestarikan wayang.

reskon indo

Semenjak kecil saya suka wayang. Sehingga saat sunat sama bapak saya ditanggapno wayang. Saat masih remaja saya suka wayang thengul/golek karena bentuknya 3 dimensi. Beda dg wayang kulit yang gepeng, 2 dimensi. Seiring berjalannya waktu, ketika saya sdh mulai faham sejarah wayang beserta nilai seninya saya mulai menyukai wayang kulit karena ternyata wayang kulit itu memiliki sejarah yang menakjubkan bagi saya. Pada eranya sunan kalijaga, wayang digunakan siar islam. Mungkin sunan kalijaga sdh sangat faham psikologi orang jawa sehingga beliau memanfaatkan wayang utk dakwah. Namun sayang, kalau dulu wayang digunakan utk menghidupkan islam ditanah jawa kalau sekarang kebalikannya, ada tokoh islam yang mau mematikan wayang. Maka jadilah air susu dibalas air tuba.

Liam Then

Pak Pry, mohon slow. Dulu saya ada baca entah dimana, tentang seseorang yang membentengi hatinya dengan dinding kokoh, tak tererosi emosi, baik positif maupun negatif. Jiwanya menjadi tenang tanpa riak. Masalahnya saya lupa langkah-langkah caranya gimana. Mungkin bisa dengan santai dahulu. Di riak aliran waktu siapakah yang tak pernah terganggu Saya, anda ,kita semua pernah. Saya pernah baca kalimat ini entah di mana, oleh orang rambut kuning. "I decide myself as the ruler over my feelings, i build rock strong barrier around it, so it doesn't got tainted," Atau ujar-ujar Bruce Lee ini : "be like water my friend" Sehat selalu Pak Pry, jaga tensi. 

Pryadi Satriana

"Ramadhan" atau "Ramadan"? Disway.id sendiri memakai RAMADHAN! Ini buktinya: "Amalan Bulan RAMADHAN ... " (disway.id, 22-03-2023) "Paket Biaya Umrah RAMADHAN ... " (disway.id, 25-03-2023) "5 Manfaat Puasa RAMADHAN ..." (disway.id, 25-03-2023) "Simak 7 Waktu Mustajab di Bulan RAMADHAN ..." (disway.id, 03-04-2023), dll. (masih banyak, cari sendiri di disway.id!). Yusuf Ridho masih jadi 'copy editor' di disway.id? Itu URUSI TUGAS POKOKMU di disway.id, GA USAH "CARI MUKA" di kolom komentar CHD? Seneng ya terpilih salah satu komentar pilihan? Ya milih juga "bego", karyawan "kengangguren" yg "carmuk" di kolom komentar CHD malah dipilih jadi komentar pilihan. Konyol! Suruh Si Azrul komen ntar pilih juga komentarnya jadi komentar pilihan. Jangan tanggung2, Bos! Salam. Rahayu.

didik sudjarwo

Jarang nonton wayang.Selepas baca tulisan ini langsung lihat di YT.Sayup2 terdengar sinden nembang yang entah apa judulnya.Mungkin diambil dari Serat Wedhatama. Mingkar mingkuring angkara. Akarana karenan mardi siwi. Sinawung resmining kidung. Sinuba sinukarta. Mrih kretarta pakartining ngilmu luhung Kang tumrap ing tanah Jawa. Agama ageming aji. Nuwun. 

*) Dari komentar pembaca http://disway.id

Pewarta : -
Editor : Slamet Oerip Prihadi
Sumber : Disway.id

Komentar Anda