Sang Begawan Media

Pancingan DMO

Polandia berniat serahkan 40 pesawat MIG-29 nya kepada Amerika Serikat (AS). Tapi AS menolak jebakan itu. Tak mau diseret dan dibenturkan dengan Rusia. (FOTO: 3dprint.com)

COWASJP.COM – SAYA belum tahu, kemarin pagi: bahwa babi itu mati lagi. Awalnya ia mati karena diambil jantungnya: untuk dipasang di dada manusia –yang punya jantung rusak berat. Lalu babi itu mati lagi bersama manusia itu: beberapa hari lalu.

Sebenarnya saya punya banyak waktu untuk tahu semua itu: toh saya menganggur sepanjang perjalanan dari Surabaya ke Jakarta. Tapi ngantuknya bukan main. Saya tidur hampir sepanjang perjalanan: mumpung Kang Sahidin yang mengemudikan mobil.

Dua malam berturut saya bangun jam 02.00: untuk Liverpool dan Real Madrid. Saya tidak mengira umur manusia yang menggunakan jantung babi itu hanya dua bulan. Awalnya seperti sangat optimistis. Dalam dua minggu orang itu sudah bisa duduk. Belum ada penjelasan ilmiah mengapa David Bennett itu akhirnya meninggal. Biarlah para peneliti menyusun hasil penelitian mereka. Yang jelas langkah pertama itu sangat bersejarah: jantung babi bisa dipakai manusia. Tinggal kelak kita akan tahu mengapa akhirnya mati juga.

Upaya menghidupkan manusia sakit, memang luar biasa. Sampai berusaha mengganti jantung sakit dengan jantung babi. Padahal di luar sana, di Ukraina sana, orang sehat disuruh mati.

Cara mati mereka pun harus dicicil. Berhari-hari. Tidak selesai-selesai. Ini sudah hari ke 15 perang di Ukraina itu. Belum terlihat kapan selesai.

Saya belum berani menyebutkan jumlah yang mati: angka masih simpang siur. Masing-masing pihak mengumumkan jumlah kematian sebagai bagian dari perang urat syaraf.

Bahkan kita juga belum tahu perang ini akan dibawa ke mana. Sebatas di Ukraina atau perlu dilebarkan ke Rusia, ke Polandia, ke Jerman, ke Prancis pun sampai ke Inggris.

Sejauh ini Eropa tidak sampai terpancing untuk terlibat secara fisik. Amerika Serikat pun begitu. Tapi di semua sektor kehidupan terbagi dalam aliran-aliran: lunak sekali, lunak, moderat, keras dan keras sekali.

Aliran paling keras di kubu Eropa pun berusaha memancing di air yang sedang keruh. Pancingan terakhirnya Anda sudah tahu: Polandia mengusulkan untuk menyerahkan pesawat tempur MIG-29 ke Amerika Serikat. Gratis. Diserahkan begitu saja.

Pesawat itu tidak harus dikirim ke benua Amerika. Bisa dikirim ke alamat yang lebih dekat: ke Jerman. Untuk ditaruh di pangkalan militer Amerika di barat kota Mannheim.

Maksudnya: agar Amerika menggunakan pesawat itu untuk menyerang Rusia di Ukraina. Dengan demikian Amerika tidak perlu menggunakan pesawat bikinan Amerika.

MIG-29 adalah pesawat tempur bikinan Rusia (d/h Uni Soviet). Setara dengan F-15 Eagle bikinan Amerika Serikat. Berarti itu pesawat sisa-sisa masa lalu - -ketika Polandia masih masuk blok Soviet.

Polandia punya 40 lebih pesawat MIG-29. Itu bikinan tahun 1970-an, tapi mulai digunakan tahun 1981. Begitu tua. Masih bisa jalan.

Kalau Rusia diserang dengan MIG-29, diibaratkan Rusia diserang pesawat Rusia sendiri.

Ukraina sendiri punya MIG-29. Jumlahnya 37 buah. Belum ada yang digunakan untuk melawan Rusia. Polandia, selama ini, ikut mendidik pilot Ukraina agar bisa menerbangkan MIG-29, tapi belum cukup hebat.

Amerika sudah terang-terangan menolak sedekah MIG-29 itu. Skenario di balik sedekah itu terlalu mencolok. Siapa pun langsung bisa membaca: Amerika akan dibenturkan dengan Rusia. Amerika tidak mau.

Kalau skenario Polandia itu berjalan, tentu perang cepat selesai: hanya korbannya yang tak terbayangkan besarnya.

Perang selalu menjadi bencana buatan. Sampai-sampai Bank Dunia mengingatkan perang di Ukraina ini bisa memicu kerusuhan di banyak negara: akibat kenaikan harga-harga dan kelangkaan bahan makanan. Media Barat sudah memublikasikan kekhawatiran Bank Dunia itu.

minyak-goreeennggg.jpgMenteri Perdagangan (Mendag) Muhammad Lutfi menyatakan, kebijakan domestic market obligation (DMO) minyak goreng dinaikkan dari yang sebelumnya 20% menjadi 30%. Mulai 10/3/2022. (FOTO: kontan.co.id)

Kita beruntung: punya sumber pangan yang cukup. Musim hujan juga begitu bagusnya tiga tahun terakhir: petani bisa tanam padi tiga kali setahun.

Maka kalau akan ada DMO untuk minyak goreng, rasanya itu sesuai saja dengan lampu kuning yang dikedipkan Bank Dunia.

Mengeluarkan DMO minyak goreng toh lebih mudah dari mengubah konstitusi.(*)

Penulis: DAHLAN ISKAN, Sang Begawan Media.

Anda bisa menanggapi tulisan Dahlan Iskan dengan berkomentar http://disway.id/. Setiap hari Dahlan Iskan akan memilih langsung komentar terbaik untuk ditampilkan di Disway.

Komentar Pilihan Dahlan Iskan di Tulisan Berjudul: Mati Hidup

Yadi-Mof

Dua tahun saya menjadi pembaca setia Abah. Baru sekarang ikut komen. Karena saya sudah 18 tahun jadi warga Sikka, tinggal di Maumere sampai sekarang. Terimakasih Abah sudah menulis tentang kab. Sikka. Saya bangga jadi bagian warga Kab. Sikka. Semoga Sikka semakin maju, hebat.

Mujib Abas

Adakah hubungan nama Sikka di NTT dengan Sikka di India? Ada kota Sikka negara bagian Gujarat di pantai Barat, dan Sikkal di Tamil Nadu, pantai Timur. Ini menarik, karena dari kedua daerah ini dahulu kala banyak orang India bermigrasi ke kepulauan Indonesia. Lebih menarik lagi, lihatlah perawakan sang bupati, kulit coklat gelap tapi hidung mancung! Lihat pakaian perempuan Sikka, seperti memakai sari! 

Udin Salemo

Pemilu gak bisa dipercepat. Karena gak ada undang-undangnya. Tapi bisa diperlambat. Karena undang-undangnya bisa dibuat. Kalau untuk menguntungkan diri sendiri & genk undang-undangnya bisa dipesan. Itulah  faktanya. Hehehe...

Moh Sultan

Senang sekali membaca disway hari ini. Sebagai seorang kepala desa membaca seorang pemimpin yang terus bergerak menginspirasi membangun adalah vitamin jiwa. Di Indonesia bagian timur secara umum kebutuhan akan air untuk bertani merupakan kendala terbesar masyarakat petani tadah hujan. Di Lombok Nusa Tenggara Barat, di tempat tinggal saya, setelah menanam padi dengan air tadah hujan, setelah panen sawahnya menganggur atau ditanami kedelai. Setelah panen dan kemarau datang tanahnya akan terbelah. Banyak ahli pertanian tapi tidak ada yang mampu memberikan solusi terkait dengan sistem bertani tetes. Kalau cuaca bagus maka panen raya. Kalau tidak ada hujan, nasib tidak baik. Terkadang sering saya menyaksikan langsung protesnya ke Tuhan karena hujan tidak turun turun padahal tanaman lagi butuh air. Tuhan tidak peka apa yang petani mau. Secuek pemerintah yang selalu menaikkan harga pupuk ketika petani lagi membutuhkan pupuk murah dan menurunkan harga gabah ketika panen raya. 

Disway Reader

Alat irigasi tetes dah banyak dijual via online. Saya saja nyirami pohon pisang pake irigasi tetes.  Cuma kadang tledor. Selange kepacul. Anehnya walau kena pacul selange yo gak suwek. Elok to made in china. Rasane mung mak gendul....

Mirza Mirwan

Lulus dari STPDN (sekarang IPDN) dan menyandang gelar S.STP -- Sarjana Sains Terapan Pemerintahan -- dan harus kembali ke NTT adalah pilihan yang "mau tak mau" buat Fransiskus Roberto Diogo (Roby). Karena dulu itu masuk ke STPDN melalui provinsi -- tiap provinsi punya kuota berapa jumlah mahasiswa yang akan diterima. Seleksinya juga di provinsi. Bahwa kemudian Roby ditempatkan di kabupaten Sikka, tanah kelahirannya, barangkali hanya kebetulan saja. Tetapi bahwa ia sudah dua kali maju dalam pilbup melalui dua partai yang berbeda dan gagal, namun masih berani maju melalui jalur independen, ini memang luar biasa. Dan Roby memenangi pilbup. Pelajaran apa yang bisa dipetik dari kasus Roby? Kemenangan Roby lewat jalur independen membuktikan bahwa cabup (atau Cawalkot) yang baik belum tentu menang dalam pilbup/pilwalkot. Perlu duit lebih banyak untuk melenggang -- untuk mahar ke partai dan untuk biaya kampanye. Sedang melalui jalur independen hanya perlu biaya untuk pengumpulan KTP dukungan dan kampanye saja -- nilainya mungkin lebih kecil dari mahar ke partai. Terlepas dari lewat jalur partai atau independen, nilai tambah seorang Roby adalah latar belakang pendidikannya yang S.STP tadi plus kepekaannya pada kepentingan rakyat. Semoga menjadi teladan bagi bupati/walikota di tempat lain.

ThamrinDahlan Ibnuaffan

#Mati Hidup @Anda Jadi Tahu Mulai hari ini Kamis 10 Maret 2022 awak mengimbangi jargon Abah "Anda Sudah Tahu " dengan kosa kata "Saya Jadi Tahu" atau dalam bahasa Rusia   :  Ыфнф Офвш Ефргю  .  Terus terang membaca disway,  awak dan mungkin Anda  banyak memperoleh  informasi baru  atau terbarukan yang mungkin tidak ditemui di media sosial lain.  Pilihan topik Abah dari hari ke-hari membuat kecanduan (Addict.).  Istilah addict ini awak sering dengar dari Komjen Pol (P) Gorries Mere ketika menjadi anak buah Beliau di BNN. Saya Jadi Tahu ada Bupati Independent di Kabupaten Sikka Flores mampu mengalahkan calon usungan Parpol.   Kisah berdarah darah Fransiskus Roberto Diogo (FRD) ingin membangun tanah kelahiran semoga menjadi inspirasi bagi generasi muda (yang membaca disway seNusantara).  Sukses membangun daerah berbanding lurus dengan kewenangan kekuasaan. Saya Jadi Tahu. Ilmu Almarhun BJ Habibie terkait Add Value ( nilai tambah) besi baja menjadi pesawat terbang berhasil diterapkan FRD ketika mengubah  kopra  melalui teknologie pertanian menjadi lebih benilai jual untuk kesejahteraan rakyat Sikka Flores. Anda Sudah Tahu, Lagu Maumere : "kekiri kekiri ke kanan  ke kanan " menjadi musik pengiring ketika Abah Senam Jasmani. Ketika menulis koment inipun awak mendengarkan lagu Maumere dentak regae. Luar biasa menghibur. Ыфдфь ыфдфьфт ыфнф офвш ефрг

Er Gham

Dalam paragraf kedua terakhir, disinggung soal pencalonan dengan murah. Ya betul Abah, pencalonan memang tidak murah. Tapi bukan juga mahal. Yang benar: mahal banget. Dulu, saya kira kenapa pemilu disebut sebagai 'pesta demokrasi' karena rakyat bergembira berbondong bondong ikut kampanye dan bebas jurdil mencoblos. Tapi sebenarnya pihak yang benar benar menikmati 'pesta demokrasi' adalah pihak pihak yang menerima dana yang 'mahal banget' itu. Tentu saja mereka tidak suka isyu 'perpanjangan jabatan'. Mereka lebih suka 'bisa tambah periode' karena itu berarti ada pemilu, ada pilkada. Dan ada 'pesta' yang bisa dinikmati kembali. 

manaph

Bah, Yang paling timur di Pulau Flores ya Kab. Flores Timur/Larantuka

Dahlanist Sejati

kyknya trik mengalahkan dprd bs ditiru nih... " kuat kuatan" tdk gajian...cocok... makanya saya selalu piliih calon kepala daerah yg hidupnya tdk susah utk makan.... biar kuat menghadapi para dprd... meskipun dr 10 org yg bener mgkn hanya 5 org. saya akui PDI selalu pintar cari kader karbitan yg sdh jadi...  anehnya partai lain kok tetep kukuh memuja kadernya sdr...  pilkada partai saya slalu milih yg aliran hijau, krn saya murid nya Gusdur.. tp pilkada kepala daerah saya slalu pilih org yg bagus track record nya.. termasuk abah DI (jika nyalon lagi).. apapun partai yg meminang nya... syukur2 kalo PSI mau, lgsg saya coblos beserta ketum nya sekalian... hehehe... salam pria normal...

Dacoll Bns

Pengalaman pertama saya ke Sikka di bulan Februari tahun 2013 yg lalu, yang juga pengalaman pertama saya naik pesawat terbang, sangat mendebarkan. Flight  sempat ditunda dari bandara Ngurah Rai di Bali selama beberapa jam. Setelah hampir 2 jam terbang dan akan mendarat, pesawat ATR yg saya tumpangi berguncang keras, info dari pilot pesawat di Sikka sedang terjadi badai, kami pun putar balik ke bandara El Tari Kupang dan disediakan penginapan gratis oleh maskapai dan dijanjikan akan terbang kembali ke Maumere besoknya ba'da subuh. Besoknya ternyata masih sama, kami putar balik lagi ke Kupang karena bandara belum bisa mendaratkan pesawat akibat badai di hari sebelumnya. Baru lusa keesokan hari nya kami bisa mendarat di Maumere dan memang benar, pohon2 masih banyak bertumbangan di jalan saat kami keluar dari bandara.

Fatoni

saat Abah nyebut ada PNS jabatan rendahan, ternyata di tempat lain PNS meski jabatan rendahan masih menjadi idola banyak orang, meski DPU tukang sapu pun. untungnya sekarang sogok menyogok untuk jadi pegawai negri sudah tertip tanpa pungli, berarti dulu penuh pungli? betul wkwkwkwk. sekarang pun tetangga saya demi masuk tentara juga harus mengeluarkan uang 400 jta, demi untuk mendapatkan kursi abdi negara, katanya. saat petinggi TNI bilang masuk TNI tanpa pungli, kami sbagai masyarakat cukup tertawa terbahak bahak ... mosok ngono? Yo pancen ngono reeee

Kikik Mas

Teknologi perairan tetes (drip irigation) itu gampang sekali. Tiru saja mekanisme slang infus.  Thailand dan Malaysia sudah lama melakukannya.

Sadewa

Bupati mengatakan maju PILKADA lewat partai, MAHAL SEKALI. Saya jadi penasaran partai mana yang Mahal Sekali itu ? Pilkada Sikka Periode 2008-2013. Alex L & Henyo Kerong = PDI-P Alex Bapa – Robby Idong = Golkar Sosimus M – Wera D = PNI, Demokrat dll Pilkada Sikka Periode 2013-2018 : Robby Idong & Alex L = PDI-P Ansar & Susar = Nasdem, Golkar dll Pak Bupati Robby kalah dua kali saat diusung oleh Golkar (2008) & PDIP (2013).

yea a-ina

Terduga penimbun migornya yang antre lho pak. Itu analisis kemendag sih...  Nasib pengantre, sudah capek masih kena dugaan memperkaya diri lagi. Mahar semakin mahal wkwk

Imsubaweh Subaweh

uya cocok bingit kal podcast yg nanya ganti saya..aku kenal kang dahlan sejak dia jd pemain musik..dulu namanya gambus.. biduannya kakak saya.. anda mungkin tahu... dan dia suka nyuri tebu atau gula d kereta. sampai dia jd sesuatu sering ktmu saya..tp dia tidak tau....ha ha

Tarjo

Ati ati Pak...takut nanti seperti kasus bupati Nganjuk. Habis dipuji-puji Disway langsung bablas angine hehehe...

Aju Y

RESEP RENDANG JENGKOL ( tanpa minyak goreng ) Bahan-bahannya; * 300 gram jengkol * 1 liter santan * 2 lembar daun salam * 2 lembar daun jeruk * 2 btg serai, geprek * 1 sdt asam jawa * garam & gula secukupnya Bumbu Halus; * 15 cabe merah keriting * 5 buah cabe merah rawit * 8 Buah bawang merah * 4 siung bawang putih * 2 cm lengkuas * 2 cm kunyit * 2 cm jahe * 5 butir kemiri Cara Membuatnya; 

1.) Rendam jengkol selama 5 menit, kemudian rebus selama 20-30 menit bersama 1 sdm kopi gunanya untuk mengurangi baunya. jika jengkol sdh empuk, angkat kupas kulitnya, belah lalu memarkan. 

2.) Tumis bumbu halus hingga harum, kemudian masukan serai, daun salam & daun jeruk, aduk hingga rata. 

3.) Masukkan jengkol, aduk2 masak sebentar lalu tuangkan santan, aduk2 tutup kuali sambil sesekali diaduk, masak dgn api sedang agar bumbu meresap. 

4.) Masukkan air asam jawa, garam & gula, aduk hingga rata, masak hingga kuah mengental. 

5.) Angkat & Sajikan, lalu buang.

Rico Zxc

Andai pak bupati tau penggunaan jamur mikoriza pasti penggunaan drip air dari Israel itu gk perlu lagi.. karena dengan jamur ini akar tanaman akan bersimbiosis dengan jamur membuat sitanaman tahan akan kekeringan.akar jg bertambah banyak serta kebutuhan pupuk unsur Pospate berkurang.. jamur ini suka iklim yang kering. kalo musim hujan gini susah berkembangnya.

yea a-ina

Penerapan kebijakan DMO dan DPO untuk CPO melalui pak mentri perdagangan. Cukup membagongkan bagi para pengantre migor, singkatan kata yang terdiri hanya 5 huruf : D, M, C, P dan O. Abah Dis jurnalis senior, mungkin berkenan menulis tentang sengkarut antrean..... eh minyak goreng ya. Harga komoditas dalam negri naik jika diikuti daya beli menguat its OK, kalau sebaliknya. Anda lebih tahu 

Amat Kaselanovic

Lama tak membuat pantun. Turun bertangga naik berjenjang / Jalan di bukit berkelok delapan / Pendidikan itu investasi panjang / Karna pendidikan mengubah peradaban

Tunk B

setuju bung Lukman, bahkan negara juga mau ikutan rebutan kue ékonomi dg rakyatnya. Pa lagi ini modalnya dengan uang negara, bisa unlimited tanpa resiko. dengan asumsi 'rugi yo ben, toh uang negara'. kalau rugi, namanya juga usaha.

Lbs

Senang melihat pemimpin yg memiliki visi kuat seperti ini. Apalagi dalam hal pemberdayaan ekonomi. Saya sering menarik nafas panjang saat melihat pemimpin daerah asal2an dalam bekerja. Kepala desa dg Bumdesnya membuat usaha jual beli ATK, bupati dg BUMDnya membuat mini market, bahkan gubernur membuat usaha percetakan batako. Untuk apa? Usaha sejenis yg d miliki rakyat saja menjamur. Sesak nafas dalam bersaing. Tambah lagi pemerintah ikut2an. Harusnya pemerintah mendukung usaha rakyat agar lebih berkembang, lebih modern. Atau membuat usaha rintisan yg menjadi pelopor yg selanjutnya menjadi contoh bg masyarakat. Seperti bupati Sikka ini...

Leong Putu

Banyak orang begitu menikmati keterbatasannya. Banyak yang hanya diam dan hanya memandang hambatan dalam hidupnya. Tanpa berbuat sesuatu. Eheemmmm... Awas jangan tertipu. Ingat ini Leong Putu.... Namun hari ini, kita diberikan contoh seorang tokoh yang luar biasa, dalam diri Bp. Roby. Membaca komen Bp. Alexs Sujoko di edisi kemarin. Tentang cara membuat minyak kelapa secara tradisional, mata saya sedikit berkaca-kaca. Ingat masa lalu. Sekitar kelas 5 SD sampai kelas 2 SMP atau sekitar itu. Memarut kelapa untuk diproses menjadi minyak kelapa adalah aktifitas sampingan saya. Memarut dua puluh sampai dua puluh lima butir kelapa sekali proses. Enteng bagi saya. Proses lanjutan dikerjakan ibu saya. Hehehe...... Tentu prosesnya sedikit berbeda dari cerita Pak Alexs, kalau beliau cerita pakai air secukupnya, kalau kami pakai airnya banyak. Sesaat setelah santan pecah lalu keluar minyak, saat itu api kami matikan. Lalu minyak dipisah dari air rebusan . seletah minyak terpisah, barulah minyak ini dipanaskan kembali untuk dimatangkan di wajan. Kenapa kami pakai air yang banyak ? jawabannya : Agar air sisa rebusannya ini bisa kami manfaatkan kembali. Airnya keruh, seperti warna susu, tapi lebih keruh. Air itu kami saring, ada endapannya, halus. Endapan itu kami masak, biasa kami buat pepes. "Pesan tain tlengis" kami beri nama masakan itu. Saya jadi kangen ini kemarin, gara-gara Pak Alexs... hahahaha..... Ke mana sisa air yang lain ?. Bersama ampas kelapa, kami jadikan campiran pakan babi. Saya pelihara babi untuk biaya sekolah. Iya saya, bukan Ibu. Saya ambil alih dari ibu, karena dia tidak "berjodoh" pelihara babi, anak babinya banyak yang mati, sebelum cukup umur untuk dijual. Kapan-kapan saya akan cerita, bagaimana saya pelihara babi untuk biaya sekolah. Kapan kapan kalau ingat, kalau ada kesempatan. Seperti lanjutan Riau 1. Waktu remaja saya, lebih banyak saya habiskan untuk bekerja, bukan belajar. Itu keinginan saya sendiri. Jadi buruh angkut batu bata saat pulang sekolah atau jadi kuli bangunan. Semua saya jalani. Waktu masih sekolah. Untuk biaya sekolah. Bangga rasanya, anak desa, sekolah jaman segitu pakai sepatu merek Crocodille. Entah ORI atau bukan, seingat saya OrI, kata yang jual. Dengan berbagai tantangan hidup tersebut, membuat saya punya tekad. Jika nanti punya kesempatan untuk nikah dan punya anak, anak saya tidak boleh kerja kasar seperti ini, harus sekolah yang tinggi, harus kuliah. Tidak usah banyak-banyak, satu anak saja, asal berhasil. Sekarang anak kami dipercaya tiga anak. Lho kenapa bisa tiga ? ahhh itu sama jawabannya dengan pertanyaan ini : Kenapa pindang gorengnya kok gosong ? Jawabannya sama : Telat ngangkatnya. .. .. Salam... Ooooh iya.. kelapa itu bukan punya kami, itu punya saudagar kelapa di desa kami. Kami hanya "mburuh" agar dapat pakan babi dan "pesan tain tlengis" untuk lauk kami.

Hardiyanto Prasetiyo

Sepakbola Rusia barusan hidup tp sekarang mati lagi. Mati akibat standar ganda FIFA. FIFA sanksi Rusia mulai dari klub sampai timnas tdk boleh bermain, yg terbaru spartak moskow dilarang tampil di babak 16 besar Europe League. Beda dgn Israel meskipun sama sama melakukan invasi dan aneksasi tidak ada sanksi sama sekali dari FIFA dgn alasan memisahkan olahraga dengan politik. Tp kali ini FIFA beda sikapnya dgn Rusia, ternyata FIFA pnya standar ganda.

Pewarta : -
Editor : Slamet Oerip Prihadi
Sumber : Disway.id

Komentar Anda