Presiden Persebaya: Klub yang Bagus Lakukan Pembinaan 'Dipenalti' Timnas

Azrul Ananda, Presiden Klub GREEN FORCE Persebaya. (FOTO: Rizka Perdana Putra/bolanusantara.com)

COWASJP.COM – Persebaya sampai pekan ke-21 BRI Liga 1 2021/2022 masih bertengger di peringkat ketiga. Bersaing dalam perebutan gelar juara dengan Bhayangkara FC, Arema FC, maupun Bali United. 

Namun, ada hal yang merisaukan Presiden Persebaya Azrul Ananda. Yaitu agenda timnas yang terus berbarengan dengan bergulirnya Liga 1. 

Mengapa ketika timnas berlaga, kompetisi reguler BRI Liga 1 tidak diliburkan dulu. Seperti di Eropa misalnya. Dan, kita tahu jadwal klub-klub di Eropa sangat padat dan beraneka. Toh tak pernah jadwal klub bentrok atau berimpitan dengan jadwal laga tim nasionalnya. Betapa bijaksana dan tertatanya mereka. 

Mengapa PSSI sepertinya tidak menggubris kepentingan dan eksistensi klub? Apakah PSSI tidak berkaca pada sepakbola Eropa dan dunia? 

Yang pasti, Persebaya tereduksi kekuatannya begitu besar. Lima pemain GREEN FORCE (julukan Persebaya oleh Jawa Pos era Kembang Jepun) dipanggil timnas besutan Shing Tae-yong untuk menghadapi Timor Leste dalam rangkaian uji coba internasional. 

Persebaya adalah klub penyumbang pemain timnas terbanyak.

Mereka adalah Ernando Ari, Rizky Ridho, Rachmat Irianto, Marselino Ferdinan, dan Ricky Kambuaya. Semua adalah pemain inti Persebaya. Parahnya, Marsel dan Ricky bermain di posisi yang sama. Akibatnya, Persebaya harus memainkan Samsul Arif yang seorang striker di posisi gelandang serang, yang biasanya ditempati Marsel dan Ricky.

”Di satu sisi, kami bangga pemain-pemain muda binaan Persebaya jadi andalan dan selalu jadi pilihan di timnas. Di sisi lain, kami tentu keberatan dan menolak kalau terus menerus pemain kami yang diambil paling banyak,” kata Azrul Ananda.

Azrul pantas khawatir, karena bulan depan dikabarkan enam pemainnya akan dipanggil timnas Indonesia untuk Piala AFF U-23. Mereka adalah lima pemain timnas saat ini, kecuali Ricky. Plus Akbar Firmansyah dan Koko Ari Araya. 

Enam pemain itu semuanya di bawah usia 23 tahun, namun sudah menjadi andalan Persebaya.

Padahal, agenda Piala AFF U-23 akan berlangsung hampir sebulan penuh. Mulai pemusatan latihan hingga final pada 24 Februari.

marcelino1.jpgPemain muda Persebaya, Marselino Ferdinan, pada laga melawan PS Sleman di Piala Menpora 202. (FOTO: Ikhwan Yanuar Harun - bola.net)

Kalau benar enam pemain Persebaya itu dipanggil memperkuat timnas Piala AFF U-23, maka akan menjadi bencana bagi GREEN FORCE. (Bajul Ijo adalah julukan Persebaya yang diberikan Harian Surya. Jangan salah). 

Februari hingga Maret adalah masa-masa paling krusial dalam perebutan gelar juara. 

”Ini menunjukkan lemah dan timpangnya sistem sepakbola di Indonesia. Karena justru mempenalti dan merugikan tim-tim yang justru melakukan investasi dan pembinaan dengan baik,” kecam Azrul.

”Sementara klub lain dengan mudah mengambil saja pemain-pemain naturalisasi dan minim investasi di pembinaan pemain muda. 

Harus ada jalan keluar lebih baik mengenai masalah fundamental sistem sepakbola di negara kita ini,” lanjutnya.

Persebaya memang punya pembinaan pemain muda yang rapi. Dana besar miliaran rupiah digelontorkan untuk kompetisi internal Persebaya. Kompetisi itu dari tahun ke tahun melahirkan pemain kaliber nasional. 

Marsel adalah fenomena terbaru. Ia adalah jebolan klub internal Persebaya yang masih berusia 17 tahun. Namun, sudah menjadi andalan di tim senior.

Sebelumnya, Rachmat Irianto juga menjadi langganan timnas. Pada musim 2018, Rian bahkan hanya bermain sekali satu musim untuk Persebaya. Ia disibukkan dengan pemusatan latihan jangka panjang timnas. Tahun ini pun Rian hanya bermain tidak sampai sepuluh kali sebagai starter, karena begitu sibuk dengan agenda timnas. Dan masih akan ditambahi Piala AFF U-23 bulan depan. (*)

Pewarta : -
Editor : Slamet Oerip Prihadi
Sumber : Disway.id

Komentar Anda