Halal Bihalal ala Jacko

Suasana halal bi halal Jacksen dengan Barmen adalah orangtua asuh Jacko di dunia sepakbola. (Foto: CowasJP)

COWASJP.COM – ockquote>

pengantar-cowas17s3P9.jpg

Setiap Idul Fitri, pelatih sepakbola asal Brazil, Jacksen F. Tiago selalu menyempatkan diri mengunjungi sesepuh sepakbola Surabaya, Mohammad Barmen, yang sudah dianggapnya seperti orang tua sendiri. Setelah bermaaf-maafan, perbincangan selalu dilanjutkan dengan diskusi mengenai sepakbola Indonesia. Serius tapi penuh gelak tawa.

JACKSEN F. TIAGO, tidak bisa melupakan Surabaya. Dimana pun ia berada Surabaya menjadi kota yang sangat spesial baginya. Surabaya adalah kota kedua baginya sebagaimana Indonesia sudah dianggapnya sebagai tanah air kedua. Pada Idul Fitri kali ini, Jacko melaksanakan ritual rutinnya, mengunjungi sesepuh sepakbola Mohammad Barmen di kawasan Jl KH Mas Mansur. Ritual ini selalu dilakukannya selama beberapa tahun terakhir. Ia selalu sowan ke Barmen pada hari kedua lebaran untuk berhalal bihalal dan melepas kangen.

Tahun ini Jacko mengunjungi Barmen pada hari kedua lebaran Senin (24/7). Ikut bergabung bersama Jacko beberapa kawan dekatnya seperti wartawan senior Abdul Muis, H. Jamil Masduki, wartawan yang sekarang banting stir menjadi pengusaha, dan ada juga wartawan Jawa Pos Sidiq Prasetyo. Suasana rumah di gang Ampel Melati yang tenang sore itu menjadi riuh oleh gelak tawa dan canda. Pembicaraan gayeng berkisar soal sepakbola Indonesia. 

Barmen sekarang berusia 82 tahun, masih tetap energik dan sehat untuk ukuran pria seusianya. Paling tidak seminggu sekali ia menyempatkan diri turun ke lapangan Bumimoro menyaksikan anak-anak didiknya di klub As-Syabaab berlatih. Kendati klubnya sekarang ‘’tersingkir’’ dari kompetisi Persebaya, Barmen tetap tidak bisa melupakan sepakbola. Bola adalah nadi hidupnya, bola adalah nafas kehidupannya. Sepakbola bukan sekadar olahraga. Sepakbola adalah hidupnya sekaligus ibadahnya.

Sudah tidak terhitung berapa talenta sepakbola nasional yang dihasilkan dari tangan dinginnya. Jacob Sihasale, Abdul Kadir, Junaidi Abdillah, untuk menyebut beberapa nama saja.

Jacko juga merasakan tangan dingin Barmen. Setelah berkarir sebagai pemain yang sukses mengantar Petrokimia Putra dan Persebaya Surabaya berkiprah dalam kompetisi nasional, Jacko berpikir untuk memulai karir kepelatihan. Barmen melihat talenta Jacko yang besar sebagai seorang pelatih, maka Barmen menawari Jacko untuk mulai melatih As-Syabaab. Dari lapangan Bumimoro di awal 2000-an itulah karir Jacko melesat menjadi pelatih level atas nasional dan pernah melatih timnas Indonesia dan juga berkiprah di kompetisi Malaysia.

Barmen adalah orangtua asuh Jacko di dunia sepakbola. Setiap kali ia menemui kesulitan ia akan sowan ke Barmen, dan Barmen akan dengan senang hati membantunya atau sekadar memberinya nasihat-nasihat yang menenteramkan.

jakcsenp3Mr9.jpg

Senin sore itu, kami berbincang panjang lebar berjam-jam mengenai sepakbola dan segala macam liku-likunya. Jacko bercerita bahwa ia termasuk pelatih yang dihubungi Persebaya dan diajak berdiskusi mengenai masa depan Persebaya. Jacko sekarang melatih Barito Putra Banjarmasin yang bermain di Liga 1, tetapi, hatinya masih tetap terpaut lengket ke Persebaya.

Barmen adalah saksi hidup perjalanan panjang Persebaya. Barmen adalah legenda hidup Persebaya. Barmen bagian tak terpisahkan dari sejarah Persebaya. Sebuah klub besar dimanapun di dunia ini pasti tidak akan bisa lepas dari sejarah. Klub-klub besar di Eropa mulai dari Real Madrid, Barcelona, Manchester United, Liverpool, Ajax Amsterdam, AC Milan, Bayern Muenchen, dan lain-lain adalah klub-klub raksasa yang mempunyai sejarah panjang.

Mereka tidak akan pernah melupakan sejarah itu sebagai bagian tak terpisahkan dari identitas klub. Klub-klub ini selalu menghormati setiap orang yang pernah berjasa kepada klub dan akan memberinya tempat terhormat sepanjang masa. Tidak ada klub profesional yang melupakan sejarah, apalagi sengaja memutus sejarah. Tidak akan ada klub yang bisa besar dengan memutus sejarah.

Barmen mencintai Persebayan sepenuh jiwa dan raganya. Ia rela mengorbankan apa saja demi Persebaya. Sekarang pun--meski ia tidak berada di dalam--ia tetap mencintai Persebaya dan selalu berdoa untuk keberhasilan Persebaya. Ia tahu tantangan yang dihadapi Persebaya di kompetisi ini sangatlah berat. Tetapi, ia yakin Persebaya akan bisa melewatinya.

Menjalani kompetisi sepakbola Indonesia adalah menjalani perjalanan penuh onak dan duri. Jacko tahu persis hal itu. Ia sering menghadapi hal-hal sulit dalam kompetisi karena berbagai keterbatasan yang terjadi di PSSI dan penyelenggara kompetisi. Ia selalu menghadapinya dengan tenang dan menganggapnya sebagai bagian dari perjalanan menuju sepakbola Indonesia yang lebih baik.

Jacko berusaha tenang menghadapi berbagai persoalan kompetisi. Karena itu, ketika bercerita mengenai beberapa pengalaman pahit dalam kompetisi ia selalu bisa menyelipkan canda dan tawa. 

Pernah dalam sebuah pertandingan wasit menganulir gol timnya sampai dua kali. Jacko hampir meledak, tapi ia menahan diri. Ia menyadari sepakbola Indonesia masih berproses untuk menuju level yang lebih baik. Karena itu, meski pahit, Jacko tetap tertawa. (*) 

Pewarta :
Editor :
Sumber :

Komentar Anda