Gunung Kemukus Harus Jadi Destinasi Wisata Religi yang Sebenarnya

Sisi sudut Gunung Kemukus, Sragen-Jawa Tengah. (Foto: istimewa)

COWASJP.COM – ockquote>

O l e h: Erwan Widyarto

------------------------------------

CITRA negatif yang selama ini melekat pada Gunung Kemukus, Kabupaten Sragen, Jawa Tengah (Jateng) bakal dihapus secara perlahan.

Laporan dari jejaring CoWasjp.com menyebutkan Gubernur Jateng Ganjar Pranowo sudah meminta

Bupati Sragen Kusdinar Untung Yuni Sukowati mengubah citra Gunung Kemukus.

Ganjar berharap, Gunung Kemukus menjadi destinasi wisata religi yang sebenarnya.

Menurut Ganjar, banyak langkah sistematis yang bisa dilakukan untuk menghapus praktik terlarang di Gunung Kemukus.

Misalnya, memugar fisik bangunan agar bisa menunjang kegiatan religi di kompleks tersebut.

“Mereka yang ada di sini mesti diajak berusaha untuk mendukung wisata religi, bukan disalahgunakan untuk yang lain,” kata Ganjar saat mengunjungi Gunung Kemukus, Kamis (8/6).

Selain itu, dia meminta Pemkab Sragen tak memberi izin hiburan di kawasan tersebut. 

“Saya menyarankan jangan diberi untuk izin hiburan, tidak ada hiburan. Kalau mau, ya, ngaji di sini. Ziarah,” tegas Ganjar.

Ganjar juga meminta cerita tentang Pangeran Samudro sebagai penyebar agama Islam lebih diangkat. 

“Cerita Pangeran Samudro itu siapa, dia itu nyebarkan agama bukan hama. Yang itu (ritual terlarang), kan, hama,” imbuhnya.

Melansir dari berbagai sumber, cerita tentang Gunung Kemukus tak lepas dari kisah Kerajaan Majapahit.

Konon, Pangeran Samudro dan ibunya ikut ke Demak setelah kejayaan Majapahit runtuh usai diserang Raden Patah.

Selama tinggal di Demak, Pangeran Samudro belajar agama Islam dengan bantuan Sunan Kalijaga. 

Setelah merasa cukup, Pangeran Samudro belajar agama kepada Kiai Ageng Gugur dari Desa Pandan Gugur di lereng Gunung Lawu. 

Sekian lama menimba ilmu kepada Kiai Ageng, Pangeran Samudra berniat kembali ke Demak.

Dalam perjalanan pulang, dia melewati Desa Gondang Jenalas (sekarang wilayah Gemolong). Saat itu, dia berniat berhenti sejenak untuk beristirahat. 

Namun, Pangeran Samudro akhirnya memilih tinggal lebih lama lagi untuk menyebarkan agama Islam di desa tersebut.

Setelah itu, perjalanan dilanjutkan kembali. Namun, Pangeran Samudro jatuh sakit di tengah perjalanan.
Karena tak kuat menahan sakit, dia akhirnya berhenti di Dukuh Doyong (sekarang wilayah Kecamatan Miri).

Di sanalah Pangeran Samudro meninggal. Jasadnya dimakamkan di perbukitan Dukuh Miri.

Masyarakat kemudian mendirikan desa yang diberi nama Dukuh Samudro di lokasi bekas perawatan atau peristirahatan Pangeran Samudro.

Saat ini, desa tersebut lebih dikenal dengan nama Dukuh Mudro.

Awalnya, kawasan tersebut masih sepi. Namun, lambat laun, banyak peziarah yang datang pada hari tertentu untuk melakukan ritual.

Sayangnya, ritual tersebut juga dibumbui praktik terlarang.

Nah, menurut Ganjar, praktik terlarang tersebut harus dimusnahkan demi menjaga nilai-nilai luhur Pangeran Samudro.

Ganjar menambahkan, warga setempat bisa diberi keterampilan berjualan oleh-oleh berbau religi. Misalnya, sarung, kopiah, dan tasbih.

"Mereka yang ada di sini mendukung wisata religi, tidak boleh (dukung) yang lain. Kalau ke sini, ya, ziarah. Jualan bisa. Seperti wisata religi di Kalinyamatan (Jepara). Ketika peziarah pulang lalu beli sarung. Kalau bisa diarahkan ke sana, bukan malah disalahgunakan yang lain," kata Ganjar.

Mantan anggota DPR RI itu juga meminta Pemkab Sragen memperhatikan tata kelola lahan di sabuk hijau Waduk Kedungombo.

Pengelola waduk diminta membongkar bangunan liar yang ada di sekitar kawasan Gunung Kemukus.

"Ya, pengelola waduk Kedungombo juga harus ikut menertibkan kawasan bangunan di sekitar bibir waduk sabuk hijau. Kalau bisa ditertibkan fungsinya bisa sebagai fungsi penyangga. Dari sini kan view-nya juga lebih bagus, kan? Sebab kalau tidak ditertibkan itu akan memancing bangunan liar lainnya. Nah, kalau itu bisa ditertibkan, ya tertibkan," paparnya. 

Menurut Ganjar, Pemkab Sragen sudah berjalan ke arah yang benar untuk mengubah citra negatif Gunung Kemukus.

“Kalau perlu dukungan provinsi nanti kami bantu kerjakan. Kami dampingi," pungkas Ganjar. (*)

Pewarta :
Editor :
Sumber :

Komentar Anda