Wisatawan Dapat Sajian Sultan HB X Main Wayang Bersama 1.000 Dalang Cilik

Sultan HB X memainkan gunungan wayang bersama 1.000 Dalang Cilik menandai pembukaan JIHF 2017. (Foto: Humas Pemda DIY for CoWasJP)

COWASJP.COMWISATAWAN mendapat suguhan ciamik pada Minggu (5/11) pagi. Bertempat di jalan Margo Utomo kawasan Tugu Jogja, Sultan Hamengku Buwono X memainkan gunungan wayang bersama 1.000 dalang cilik yang berbaris memenuhi jalan utama tersebut.

Suguhan seni budaya menarik ini merupakan prosesi pembukaan "Gelar Sanding Dalang 1.000 Bocah" memperingati Hari Wayang Internasional yang jatuh pada tanggal 7 November. Acara ini diinisiasi oleh Dinas Kebudayaan Daerah Istimewa Yogyakarta. 

Acara besarnya bertajuk Jogja International Heritage Festival (JIHF). Berlangsung 5-11 November 2017. Sejumlah agenda kegiatan digelar dalam acara yang mengangkat wayang sebagai salah satu warisan budaya dunia.

Dalam sambutannya, Sultan HB X mengapresiasi kegiatan ini. Gubernur DIY ini pun meminta semua pemangku kepentingan untuk terus mengupayakan pelestarian kebudayaan khas Jogja. 

hb77RkQp.jpgFoto: Humas Pemda DIY for CoWasJP

Sultan HB X juga menegaskan bahwa anak-anak memiliki keinginan dan pemikiran yang berbeda dengan orang-orang tua dalam hal seni budaya. "Anak-anak kita yang lahir di generasi milenial ini memiliki ciri tersendiri dalam mengekspresikan budayanya," tegasnya.

Sultan HB X seperti memberi isyarat bahwa budaya merupakan sesuatu yang dinamis. Berkembang sesuai zaman. Hal tersebut terlihat pada penegasan Sultan selanjutnya. "Monggo, Jogja terbuka dengan pengembangan budaya kontemporer," lanjutnya. 

Penegasan soal budaya kontemporer ini langsung bisa dilihat pada pertunjukan wayang pada Minggu malam. Bertempat di Monumen Serangan Oemoem (SO) 1 Maret  pentas wayang kontemporer pun dimainkan. Pementasan wayang kolaborasi Minggu malam ini dengan judul Wayang Preman. "Ini mempresentasikan wayang sebagai produk tradisi, kontemporer dan populer," ujar Kepala Dinas Kebudayaan DIY Umar Priyono.

hb1Uopfy.jpgFoto: Humas Pemda DIY for CoWasJP

Kendati hujan, sejumlah penonton tampak memadati depan panggung Monumen Serangan Oemoem SO 1 Maret yang berada di Titik NOL Jogja ini. 

Mengenai JIHF yang digelar hingga 11 November ini, Umar Priyono menjelaskan bahwa  JIHF sebagai ajang melestarikan warisan budaya Indonesia yang sudah diakui dunia melalui UNESCO. Selain itu juga untuk melestarikan pengetahuan dan ekspresi budaya tradisional wayang, dan mempublikasikan nilai penting dan keragaman wayang. JIHF juga sebagai upaya meningkatkan dan memperkuat pelestarian dan pengelolaan wayang yang melibatkan pemerintah dan masyarakat.

Rangkaian kegiatan JIHF ini dilanjutkan dengan perayaan ulang tahun penetapan wayang sebagai warisan budaya dunia. (*)

hb3uYyXd.jpgFoto: Humas Pemda DIY for CoWasJP

hb47pz0.jpgFoto: Humas Pemda DIY for CoWasJP

hb2REPnk.jpgFoto: Humas Pemda DIY for CoWasJP

hb5DBxOg.jpgFoto: Humas Pemda DIY for CoWasJP

hb6xKoB.jpgFoto: Humas Pemda DIY for CoWasJP

Pewarta :
Editor :
Sumber :

Komentar Anda