Julia Adhiwidjaja:

Pengembangan Kepribadian Kebutuhan Makin Mendesak

COWASJP.COM – ​PENGEMBANGAN kepribadian semakin menjadi kebutuhan masyarakat, khususnya tokoh-tokoh dan pejabat publik seperti para anggota DPRD dan DPR, ketua-ketua lembaga negara, dan para pejabat eksekutif di pusat maupun daerah. Adanya kasus-kasus perselisihan secara terbuka dalam sidang DPRD dan DPR yang dipicu oleh kurangnya etika komunikasi menunjukkan hal itu.

Anak-anak muda yang berkeinginan untuk memaksimalkan potensi dirinya sekarang juga semakin sadar untuk melatih diri dalam pengembangan kepribadian melalui sekolah kepribadian. “Dengan demikian, mereka dapat memperbaiki kelemahan kepribadiannya dan memaksimalkan penampilan dan citra dirinya,” demikian dinyatakan Julia Adhiwidjaja, General Manager John Robert Powers (JRP) Surabaya.

Meskipun memang sering terjadi kasus-kasus kurang etis di forum-forum publik, Julia lebih memilih berpikir positif karena masyarakat juga makin sadar atas pentingnya pelatihan pengembangan kepribadian. Para orangtua, terutama ibu-ibu, juga semakin menyadari untuk mengikutsertakan anak-anak mereka dalam program-program yang sesuai dengan kebutuhan mereka.

Julia menunjuk contoh, misalnya, ada seorang ibu tergopoh-gopoh datang ke JRP di Jalan Kemiri Surabaya. Perempuan tersebut, yang kemudian diketahui istri pengusaha yang baru terpilih menjadi bupati, mengatakan dirinya bermaksud untuk mengikuti program pengembangan kepribadian.

Menurut Julia, ibu tersebut secara terus terang menyatakan bahwa dirinya merasa perlu mengikuti program pengembangan kepribadian karena pasti akan menghadapi makin banyak orang. Tamu-tamunya juga makin banyak, dari berbagai kalangan pula. Karena ibu tersebut sangat sibuk, JRP pun memenuhi keperluannya secara khusus.

Berbagai Program

John Robert Powers Surabaya merupakan cabang dari JRP Indonesia yang berpusat di Jakarta. Selain Surabaya, JRP juga beroperasi di Denpasar (Bali), Makassar, dan Medan. Sekolah Kepribadian JRP sendiri awalnya didirikan di New York oleh Prof John Robert Powers, PhD (1945-2013), seorang novelis dan dramawan terkemuka Amerika Serikat.

Indayati Oetomo, International Director John Robert Powers Indonesia, mengatakan, beberapa tahun terakhir ini pihaknya telah menjalin kerjasama dengan Sekretariat Negara dalam pengembangan sumber daya manusia di kementerian-kementerian.

“Para pesertanya paling tidak adalah para pejabat eselon dua,” kata Indayati Oetomo, yang mulai mengambilalih pengelolaan JRP Surabaya pada 1992 sebelum semua cabang JRP lainnya di negeri ini.

Dalam operasinya, JRP menawarkan berbagai program, antara lain adalah Personal Growth, program yang didisain untuk membangun kepribadian yang ramah dan percaya diri dengan meningkatkan citra diri yang positif. Dalam program ini, peserta dilatih untuk meningkatkan secara maksimal semua potensinnya.

Program Public Speaking, sebuah program yang dirancang bagi peserta untuk membekali dirinya dengan beragam alat guna mencapai komunikasi dan interaksi efektif dengan pengetahuan yang baik dan memahami berbagai dinamika dan penggunaan ketrampilan berbahasa yang relevan.

Executive Program, sebuah program yang dirancang untuk membekali setiap orang yang ingin menonjol dalam beragam bidang industri mereka. Dengan subyek-subyek yang komprehensif namun praktis, setiap siswa atau peserta diharapkan untuk membangun ketrampilan-ketrampilan mereka untuk menghadapi berbagai situasi tempat kerja mereka.

JRP juga memiliki program terkait Entertainment Industry, yang dirancang untuk melatih dan membantu peserta untuk memiliki kepercayaan diri dalam meraih tujuan-tujuannya dalam industry hiburan (Professional Modeling, MC, Presenter and Event Organizer). Selain itu, juga ada Kids & Teen Program, yang dirancanf untuk anak-anak dan remaja guna membantu mereka mengembangkan kepribadian yang kuat, disiplin sekaligus untuk meningkatkan interaktivitas sosial mereka dengan orang lain.

Julia mengatakan, sejak awal Mei lalu hingga Juli 2017 mendatang, JRP membuka Holiday Program untuk anak-anak dan remaja.

Bekerja Total

Di JRP Surabaya, Julia Adhiwidjaja adalah sosok yang sangat dikenal, termasuk di kalangan media massa. Ibu dari dua anak laki-laki ini bergabung dengan Indayati Oetomo menangani sekolah kepribadian ini pada 1992, tak lama setelah lulus dari Fakultas Psikologi Universitas Surabaya (Ubaya). Penampilannya yang selalu ramah dan murah senyum membuat para jurnalis mudah akrab dengannya,

Indayati sendiri memandang Julia adalah partner yang sangat loyal pada JRP. “Begitu loyalnya sehingga Bu Julia takut membuat kesalahan. Beliau juga sangat low profile, cenderung enggan dipublikasikan,” kata Indayati.

Sebagai guru alias trainer di JRP, Julia mengatakan dirinya sangat mencintai dan menikmati pekerjaannya. “Ya, ini terutama karena saya bisa bergaul dan berkomunikasi dengan berbagai macam karakter orang dan masalah yang bisa saya pakai sebagai pembelajaran kehidupan,” kata Julia.

Julia-Adhiwidjajazuh2s.jpgJulia Adhiwidjaja (Foto: istimewa)

Menurut Julia, dirinya selalu bersyukur karena diberi anugerah Tuhan dan tanggung jawab yang besar. Maka saya harus memakai kesempatan ini untuk bisa menjadi orang yang bermanfaat bagi orang lain, keluarga dan Tuhan Yang Maha Kuasa.

Bagi Julia, kenikmatan terbesar dirinya adalah ketika melihat orang-orang yang berhasil mempraktikkan apa yang diajarkan di JRP sehingga mereka menjadi orang yang sukses lahir batin. Sebaliknya, dirinya merasa prihatin pada orangtua yang memaksakan kehendak atau cita-citanya yang gagal pada anaknya. “ Sehingga anaknya terpaksa sekolah formal atau informal dengan terpaksa dan tersiksa,” kata Julia.

Kecintaan pada pekerjaan ini membuatnya total dalam menekuni dunianya tersebut. Namun, Julia cepat-cepat menambahkan, sebagai manusia dirinya jelas tidak sempurna, “Saya tetap masih berproses untuk menjadi manusia yang berguna buat keluarga. Saya masih sering egois sehingga masih ada konflik-konflik dengan keluarga,” katanya.

Tetapi Julia menambahkan, dirinya tetap berupaya untuk dekat dengan Tuhan supaya bisa mengembalikan hubungannya dengan keluarga yang lebih harmonis. “Kadang suami dan anak-anak jengkel dengan saya dan juga sebaliknya. Makanya pagi-pagi sekali saya sering kembali bersujud kepadaNya untuk mohon ampunan, sehingga pagi-pagi saya bisa kembali ceria menghadapi aktivitas di rumah atau di kantor,” kata Julia menutup pembicaraan. (*)

Penulis adalah,veteran jurnalis dan editor buku.

Pewarta :
Editor :
Sumber :

Komentar Anda