Pemkot Magelang Bangun Kampung Warna-warni di Kaki Bukit Tidar

COWASJP.COMKAMPUNG Pelangi di Kaki Gunung Tidar. Begitu yang ingin diwujudkan oleh Dinas Pemuda, Olahraga dan Pariwisata (Disporapar) Kota Magelang. Kampung yang memiliki warna-warni dari segi kuliner, suguhan kesenian, kerajinan dan sebagainya. Sebuah kampung yang siap menerima wisatawan berkunjung ke Gunung Tidar.

Tidak hanya itu, Kampung Pelangi itu juga ditunjukkan dengan rumah penduduk dengan cat warna-warni. Baik dinding maupun gentengnya. “Seperti Kampung Yodipan, Malang,” tegas Eny Sulistyowati dari Bidang Pariwisata Dinas Pemuda, Olahraga dan Pariwisata (Disporapar), Kota Magelang saat ditanya lebih detail tentang konsep Kampung Pelangi.

warna1QY5e.jpg

ILUSTRASI:  Inilah Kampung Jodipan, Malang yang menjadi inspirasi pembuatan Kampung Pelangi di kaki Gunung Tidar. (Foto: istimewa)

Kepala Disporapar Kota Magelang Jarwadi mengemukakan, kampung Pelangi akan diterapkan di RT 06 RW 07 kelurahan Magersari. “Saat pengunjung Gunung Tidar turun maka mereka akan disuguhi dengan hamparan perkampungan warna-warni dan pasti ini akan menarik,” kata Jarwadi.

Sebagai bentuk keseriusan dengan konsep Kampung Pelangi, pihaknya juga sedang berusaha menggandeng pihak ketiga dalam hal ini perusahaan cat.

Kampung Pelangi ini diharapkan meningkatkan kunjungan wisatawan ke Kota Magelang. Dan wisatawan mendapat hal baru usai wisata reliji ke Gunung Tidar.

Gambarannya, setelah wisatawan turun dari gunung Tidar, maka mereka akan masuk ke kampung Pelangi. Di sinilah peran masyarakat setempat untuk bisa melayani para wisatawan. Jarwadi menambahkan, selain melibatkan masyarakat setempat, pihakya juga melibatkan peran mahasiswa di sekitar Magelang. Para mahasiswa diminta ikut dalam progam pendampingan warga. 

Eny-Sulistyowati-disporaTfu0.jpgEny Sulistyowati dari Bidang Pariwisata Dinas Pemuda Olahraga dan Pariwisata (Disporapar) Kota Magelang bersama Ketua Tidar Heritage Foundation (THF) Prof Komaruddin Hidayat. (Foto: CoWasJP)

Eny Sulistyowati menambahkan dua RW Kelurahan Magersari, Kota Magelang ini berada tepat di bawah kaki Gunung Tidar. Selama ini banyak wisatawan reliji yang mengunjungi Gunung Tidar. Pintu masuk mereka dari Terminal Lama (Jalan Ikhlas) Magelang. “Selama ini ya naik, berdoa di atas, lalu turun. Sudah. Begitu saja,” urai Eny.

Ke depan, akan ada atraksi budaya, kuliner dan kerajinan khas di Kampung Pelangi itu. Lalu, pintu masuk ke Gunung Tidar pun dibuka di tiga lokasi. Selain dari Terminal Lama, akses naik bisa dari Pasar Burung dan Kampung Magersari. 

Diharapkan, selain dapat menikmati keindahan pemandangan sekitar Magelang dari atas Gunung Tidar, para wisatawan juga bisa menikmati sesuatu yang khas dari Kampung Magersari. “Sekarang Kampung di Kaki Gunung Tidar itu sudah kami tata. Sudah bersih agar wisatawan betah,” tambahnya.

Selama ini, banyak masyarakat yang meyakini bahwa Gunung Tidar merupakan pusat Tanah Jawa. Gunung Tidar adalah paku-nya Pulau Jawa agar pulau ini tidak terbelah. Maka diyakini pula bahwa Tidar merupakan pusat spiritualitas. Karenanya, banyak wisatawan yang datang ke Gunung Tidar untuk memanjatkan doa.

wisata1qVr.jpg

ILUSTRASI: Kampung Warna Warni Jodipan Malang Jawa Timur. (Foto: Info Tempat Wisata Terbaru)

Pihak Pariwisata Kota Magelang memiliki kendala dalam mengembangkan kawasan Tidar ini karena kawasan ini berada di dalam kewenangan Akademi Militer Magelang. Karenanya, akses ke Gunung Tidar tidak seleluasa kawasan yang berada dalam kewenangan Pemerintah Kota Magelang. 

Selain Gunung Tidar, tujuan wisata andalan Kota Magelang selama ini adalah Taman Kyai Langgeng, Museum Taruna Abdul Jalil, Museum BPK, Museum Diponegoro, Museum Bumiputera, Museum Senirupa OHD, dan Taman Badaan. Aktivitas wisata outdoor berupa rafting di Sungai Progo, Air Soft Gun dan Golf. 

Menpar Arief Yahya mempersilakan masing-masing daerah mengembangkan kreasi dari keunggulan kompetitifnya. Kalau punya destinasi unggulan, silakan dikembangkan dengan menggunakan pola Pentahelix. "Libatkan 5 unsur pentahelix itu, academician, business, community, government, dan media. Singkatnha ABCGM. Libatkan secara aktif, mereka menjadi stakeholder, mereka sebagai subjek," sebut Menpar Arief. 

Jika pentahelix itu bisa bergulir cantik, maka tugas daerah dalam membangun destinasi wisata kelas dunia dengan mudah bisa diraih. Masyarakat juga ikut terlibat, ikut terdongkrak, dan multiple impacts nya secara berkelanjutan akan sangat dirasakan publik. "Saya sering menyampaikan, setiap investasi 100%, akan menghasilkan impact sebesar 170%. Hanya pariwisata yang bisa begitu," kata Menpar Arief Yahya. (*)

Pewarta :
Editor :
Sumber :

Komentar Anda