IN MEMORIAM:

Riswan, Penyempurna Musik Rhoma Irama

COWASJP.COMSUNGGUH Mengejutkn teman dan handai tolannya, kepergian Haji Riswan begitu mendadak. Tak terdengar kabar beliau dirawat, ternyata telah kembali ke hadirat Allah SWT. Riswan dipanggil Minggu 12 Maret 17 sekitar pukul 16.00 karena sakit jantung yang dideritanya lebih 5 tahun terakhir. Riswan pensiun dari Soneta Group 2011, karena tidak mampu lagi naik pesawat dan perjalanan darat yang jauh.

Haji Riswan sangat dikenal di kalangan fans Soneta yang jumlahnya puluhan juta. Kepiawaiannya diakui Rhoma Irama, sehingga dia dipilih sebagai keyboardis Soneta Group formasi pertama (1970-2011). Musisi dangdut senior inilah, salah satu dibalik sukses besar Rhoma Irama dengan ratusan lagu yang diciptakan. Sudah lebih 45 tahun Riswan mendampingi Rhoma dan Soneta. dengan segala suka dukanya. Lagu lagu hits Rhoma mulai dari BEGADANG, PENASARAN, MUSIK, SANTAI, ADU DOMBA, JUDI, GALI LOBANG TUTUUP LOBANG, PERJUANGAN DAN DOA, BERSATULAH, SENI, INGKAR, BADAI FITNAH, GHIBAH dan ratusan karya lainnya tak lepas dari besutan keyboard Riswan. Kemampuannya menjadikan musik Rhoma Irama menjadi kian sempurna.

Sebagai pendiri Soneta Group 1973, Riswan sependapat dengan Rhoma Irama. Bahwa Soneta harus menciptakan musik yang dapat bersaing dengan musik rock yang pada saat itu merajai Indonesia dan dunia. Disamping kualitas panggung dan penampilan yang diubah total, mental musisi Soneta juga harus sesuai dengan ajaran agama. Saat itu, kalangan musisi dikenal sebagai ‘sarang setan’. ‘Musisi kalau tidak mabuk, zina dan meninggalkan sholat’’, kata Rhoma.

Tak ada musisi berhaji, tidak ada orang bergelar haji bermain musik. Sehingga jarak antara agama dan musik itu bumi dan langit pada masa itu. Maka, Riswan ditantnting Rhoma. Di rumah Rhoma di Jalan H No 1 Kebonbaru Tebet, Jakaarta Selatan, 9 tokoh Soneta berbaiat. Rhoma, Riswan, Nasir, Kadir, Wempy, Hadi, Herman, Beny Muharram almarhum dan Ayub almarhum. Saat itulah Soneta mendeklarasikan moto The Voice of Moslem, deklarasi Soneta membawa suara Islam. Itu terjadi 46 tahun yang lalu, tepatnya 13 Oktober 1973. atau 3 tahun setelah berdirinya Soneta. Soneta sendiri berdiri 11 Desember 1970 di Gang Seno, Tebet Barat, Jakarta Selatan. Dalam 3 tahun itu, Soneta belum ada personil tetap. Karena hanya mengisi rekaman suara, untuk recording di Metropolitan Record.

yiswa-1kixYT.jpg

Haji Riswan semasa hidup

Rhoma bersama Riswan dan anggota Soneta lainnya, berhasil menciptakan lagu2 dan musik dakwah, sekarang, Soneta telah terpancar bukan hanya di seluruh Indonesia. Rhoma Irama tidak saja diklaim sebagai The King of Dangdut Indonesia, Rhoma Irama juga telah diklaim sebagai The South Asia Superstar. Superstar Asia Tenggara. Dari tempat inilah lahir lirik-lirik Soneta yang kini dipelajari puluhan universitas di seluruh dunia. Sebagaimana dikatakan Prof Andrew Weintraub, guru besar musik pada Pitssbergh University Amerika Serikat.

Sebelum baiat itu, Rhoma bilang kepada teman-teman, ‘’hari ini saya akan mendirikan musik yang akan melawan musik rock’’. Saat itu, memang sangat deras musik rock melanda dunia termasuk Indonesia. Kalau enggak, orkes melayu ini akan hancur. Teman2 ada yang bilang ‘’Ji, lo kalo mau berbuat sesuatu, itu aja Purnama ente kalahin. Sebab saat itu Purnama memang grup yang paling top. Mustahil mengalahkan rock, menyamakan saja belum tentu bisa’’.

Rhoma melanjutkan, ‘sekarang, siapa yang setuju the sound of moeslem, jabat tangan saya. Akhirnya, Wempy jabat tangan saya, kemudian Herman, Kadir, Riswan, Ayub, Hadi, Nasir, Beny, semua 9 orang, saling menjabat tangan saya, kemudian saya berucap ‘’Alfaaa tihah’’, kenang Rhoma. Sejak saat itu, Rhoma menegaskan, tidak ada lagi maksiat di Soneta. Mulai saat ini kita harus betul betul menegakkan perintah Allah dan menjauhkan larangan Allah. ‘’Saat ini saya deklarasikan ‘’The Sound of Moeslim’’ kita akan menjadi terompet Islam’’.

yiswa2lzrSE.jpg

Rhoma naik motor menuju rumah Riswan. Karena jalanan Depok macet.

Usai deklarasi itu, bukanlah hal yang mudah. Terjadi kontroversi yang luar biasa. Dimana-mana saat itu, kelompok Islam memandang curiga kepada Soneta. ‘’Emang siapa Anda kok mengklaim the voice of Moeslem yang mengatasnamakan musik Islam, sementara saat itu antara musik dan agama terdapat jurang pemisah yang teramat sangat dalam. Apalagi dengan orkes melayu, yang botabene banyak kemaksiatan disana.

Kok tiba tiba Rhoma Irama mendeklarikan Soneta. Sebagai musik dangdut yang penuh kemaksiatan, kok menyatakan ‘’the voice of moeslim’’. Bisa dibayangkan, kontroversi pada saat itu. Memang dulu 1970-an, yang namanya musik, musik apa saja, pasti menjalani 3 hal. Pertama, musisinya minum. Kalo gak mabuk, gak seniman. Kedua, yang namanya pemusik, gak ada yang sembahyang. Dohor lewat, asar lewat, magrib lewat, isyak lewat apalagi subuh, baru pulang itu. Gak ada musisi salat, kalau ada musisi salat? Itu ajaib! Ketiga, para musisi pergaulannya bebas.

Antara lelaki dan perempuan, gak ada batas. (Sekarang ini ada cipika cipiki, sudah seakan-akan sudah sah, kalau seniman nggak cipika cipiki gak seniman kuno itu. Dulu memang cipika cipiki gak ada, itu kan baru 10 tahun terakhir, yang merupakan infiltrasi budaya barat masuk ke Indonsia).

Dengan sikap Soneta yang seperti itu, makanya saya di kalangan seniman disebut sebagai ‘’mahluk aneh’’. Soneta ini mahluk aneh, tidak ikut ikutan budaya barat. Karena Soneta bertekad untuk membawa setiap lagu yang akan kita harus mampu membawakan ahlaqul Islam. Makanya setiap lagu yang mau saya lahirkan rekaman, saya kumpulkan Soneta.

yiswan33Gw8X.jpg

Rhoma dan Walikota Depok ikut mengangkat jenazah Riswan.

Teman-teman, ini kita akan membawakan lagu ‘’Haram’’, ‘’Judi’’, ‘’Keramat’’, sebelum didendangkan kepada khalayak, kita wajib melaksanakan ini pada diri kita terlebih dahulu. Kalau tidak, Allah akan murka kepada kita. Kalau kita hanya pandai menyanyi, menyampaikan kepada orang lain, sedangkan kita sendiri melanggar ucapannya.

Memang kondisi berkesenian di Indonesia saat itu benar-benar rusak. Maka, saya setiap sujud dalam salat, saya resah dengan berkesenian di Indonesia ini. Kenapa main musik harus bermabuk mabukan? Kenapa main musik kok harus gak salat? Kenapa main musik selalu terjerumus dalam pergaulan bebas? Maka, di setiap salat saya berdoa kepada Allah.

‘’Ya Allah seandainya musik ini memperlebar jalanku ke neraka, maka mohon hentikan. Namun seandainya musik ini bisa membawa keridloanmu Ya Allah, tolong bimbing aku, bagaimana cara mencapai ridlomu melalui musik ini’’. Riswan telah lebih 45 tahun bersama Soneta. Dia menyerah oleh deraan jantungnya yang lemah, sehingga tidak kuat berdiri.

Selama lebih 3 tahun Riswan bermain keyboard sambil duduk. Kemudian berlanjut 2011 tidak mampu lagi naik pesawat tebang. Riswan menyatakan pensiun dan digantikan muridnya sendiri yaitu Kozi.

Permainan Kozi halus dan selalu cocok dengan keinginan Rhoma. Si sela mengisi kesibukan, atas seizin Rhoma, Riswan menjadi pembina OM Familys di Depok, yang lumayan sukses dengan misi, melanjutkan misi Soneta, membawa dangdut yang sopan dan inovatif.

Rhoma dan Riswan mencoba memandu bakat dua anaknya. Ridho Rhoma dan Ricky Asmara​ yang mahir memetik gitar melody, mendirikan Sonet2 Band. Sebagai usaha meneruskan generasi Soneta. Sudah berhasil membuat dua album.

Hubungan Rhoma dengan para personil Soneta termasuk Riswan, tak hanya diatas panggung. Ketika Riswan pensiun pun Rhoma masih memberikan honor tiap kali Soneta konser. ''Disitu hebatnya managemen Rhoma. Dan itu realistis, kita musisi hidup dari mana kalau sudah pensiun?'' kata Riswan.

Jadi, kini bertambah lagi para syuhada Soneta. Sebelum ini telah wafat 9 syuhadak. Yaini:

1. H. Beny Muharram (manager dan MC Soneta Group)

2. Hj Veronica Rhoma (Manager Soneta Group)

3. H Ayub (Pemukul Timpani formasi 1)

4. H Popong (pembetot bass formasi 2)

5. H Kadir (pemukul gendang formasi 1)

6. H Umar Algadri (manager Umum Soneta).

Kita doakan semoga mereka khusnul khotimah.

Selanjutnya kita doakan pula para veteran Soneta yang kini menikmati masa tuanya bersama cucu dan cicit, semoga panjang umur dan tetap sehat.Amien,

1. H Hadi, (peniup suling Soneta formasi 1)

2. H Nasir ((pemetik mandolin Soneta formasi 1)

3. H Whempy (pemain gitar rithem Soneta formasi 1)

4. H Herman (pembetot bass Soneta formasi 1)

5. Yanto (peniup Saxophone Soneta formasi 1)

6. Farid (peniup Saxophone Soneta formasi 1)

Sekali lagi, selamat jalan Haji Riswan, semoga Allah melapangkan jalanmu, amien. 

*Surya Aka Syahnabhra adalah Ketua Umum DPP FORSA (Fans Of Rhoma and Soneta). 

Pewarta :
Editor :
Sumber :

Komentar Anda