Kopi Khas Indonesia Diburu Penumpang Transit di Changi Airport

COWASJP.COMPROMOSI produk kopi di Festival Wonderful Indonesia di Bandara Changi, Singapura, 10 Maret - 2 April 2017 menjadi salah satu daya tarik penumpang transit. Stan yang ada di sebelah kanan Rumah Joglo itu tidak pernah sepi dari pengunjung. Semuanya rela antre untuk memburu beragam kopi khas Indonesia yang sudah mendunia.

“Indonesia itu rajanya kopi. Banyak ragam kopi dari banyak daerah di tanah air, dengan sensasi rasa yang berbeda. Kita punya banyak varietas kopi yang sudah mendunia. Silakan buktikan sendiri datang ke Indonesia untuk datang mencicipi kopi,” terang Arief Yahya, Menteri Pariwisata RI, Minggu (12/3).

kopi-indonesiaxfNoU.jpg

Festival Wonderful Indonesia di Bandara Changi, Singapura, 10 Maret-2 April 2017 ramai dikunjungi  penumpang transit di Bandara Changi.(Foto: Erwan/CoWasJP)

Kopi memang menjadi minuman primadona dunia. Minuman yang mengandung kafein tinggi ini menjadi minuman nomor dua yang paling banyak dikonsumsi masyarakat dunia setelah air putih. Hitam dan pahitnya terasa menenangkan. Dan kebetulan, Indonesia memiliki banyak jenis kopi yang tersebar di seluruh nusantara. Kenikmatan kopi asal Indonesia bahkan sudah terkenal di berbagai penjuru dunia.

"Kopi Toraja Sulawesi, Kopi Gayo Aceh, Kopi Amugme Papua, Kopi Mandailing, Kopi Jawa, Kopi Lampung, dan masih banyak tempat penghasil kopi yang rasanya beda-beda," jelas Arief Yahya yang Mantan Dirut PT Telkom Indonesia ini.

Ada juga jenis Kopi Luwak. Kopi ini adalah brand termahal yang pernah ada. Harganya mencapai USD100 per 450 gram. Proses pemetikan biji kopi Luwak sangat berbeda jauh dengan kopi – kopi lain. Kopi pada umumnya dipanen bila sudah matang. Sedangkan kopi luwak, didapat dari biji-biji yang dimakan Luwak (sejenis musang atau civet). Nah, biji kopi yang keluar bersamaan dengan kotoran Luwak itulah yang diambil untuk diproses lebih lanjut.

Banyak kalangan yang menyangsikan cara fermentasi sepeti ini. Namun, para peneliti riset di Kanada membuktikan, bahwa kandungan protein yang ada di perut Luwak, membuat biji kopi berfermentasi dan matang lebih sempurna. Sehingga, rasa yang dihasilkan jauh lebih enak dan padat dibandingkan kopi – kopi yang lain.

Kopi Jawa lain lagi. Ini adalah salah satu jenis kopi yang berpengaruh di dunia. Sampai-sampai nama “Java” disisipkan sebagai slang bahasa Inggris untuk kopi. "Kopi-kopi ini tampil di Festival Wonderful Indonesia di Changi Airport, kerjasama dengan Kemenpar dan KBRI Singapore," sebut Rizki Handayani Mustafa, Asdep Bidang Pemasaran Mancanegara Wilayah ASEAN, yang didampingi Deputinya, I Gde Pitana.

Kopi Toraja? Sama fanstastisnya. Kopi jenis ini memiliki kandungan asam rendah dan memiliki badan yang berat. Rasa khas yang serupa, seperti rasa tanah dan hutan, sangat digemari masyarakat Eropa dan Jepang.

“Bahkan di Jepang Kopi Toraja dianggap sebagai barang mewah. Sekitar 40 persen kopi yang beredar di Jepang adalah kopi Toraja. Dan rata-rata penikmat Kopi Toraja berasal dari kalangan high-end,” ungkap Menteri Arief yang berasal dari Banyuwangi itu.

Belum lagi Kopi Bali yang sudah mendapatkan sertifikasi Indikasi Geografis dari CIRAD (Centre de Cooperation en Recherches Agronomiques pour le Developpement). Itu adalah Pusat Kerjasama dalam Penelitian Pertanian untuk Pembangunan Internasional, Perancis. Dari Perancis, Kopi Bali diakui sebagai salah satu kopi unik di dunia.

kopiY4naD.jpg

Salah satu stan Promosi produk kopi Indonesia di Festival Wonderful Indonesia di Bandara Changi, Singapura, 10 Maret-2 April 2017. (Foto: Erwan/CoWasJP)

Rupanya, masyarakat dunia sudah faham dengan sejumlah fakta tadi. Penumpang transit di Bandara Changi, salah satu bandara tersibuk di dunia, langsung heboh. Semuanya memburu kelezatan kopi Indonesia. Dua orang yang menjaga stan tampak kewalahan menjelaskan dan melayani para penumpang transit yang ingin merasakan nikmatnya berbagai varietas kopi Indonesia. Sehingga para penumpang transit pun harus sabar mengantri.

"Enak sekali rasanya. Ini baru namanya kopi. Rasa dan baunya sangat khas sekali kopi ini," ungkap Julia, penumpang dari Hongkong yang mencoba Kopi Luwak bersama suaminya, Minggu (12/3).

Menurut Julia, kopi yang diminumnya memiliki ciri khas yang alami. Karena merasa cocok, tampak Julia pun membeli kopi bubuk untuk dibawa pulang.

Kesan yang mendalam juga disampaikan Oliver, salah seorang penumpang transit dari Australia. Dia yang awalnya ingin melihat miniatur Candi Borobudur, langsung nyelonong ke stan kopi ketika tahu ada pameran kopi. Karena dia memang penggemar kopi.

"Setiap kopi memiliki ciri khas sendiri dan Toraja memiliki ciri khusus. Kalau mata saya ditutup saya pasti tahu ini Kopi Toraja dari rasanya," kata Oliver dengan canda kecil.

Oliver tampaknya tidak puas dengan tester kopi yang diberikan penjaga stan. Karena memang hanya separuh gelas plastik yang relatif kecil. Sehingga tanpa segan ia minta lagi dibuatkan Kopi Toraja satu gelas penuh.Kemudian dia menikmatinya di kursi yang tersedia di lokasi Festival Wonderful Indonesia sambil menunggu jadwal penerbangan selanjutnya. (*)

Pewarta :
Editor :
Sumber :

Komentar Anda