Jalan Satu Arah dan Korupsi

Kemacetan di Slamet Riyadi, Solo.. (Foto: Ariyono/CoWasJP.com)

COWASJP.COM – ockquote>

O L E H: Ariyono Lestari

-----------------------------------

KEMACETAN lalu lintas kini sudah menjadi makanan sehari-hari warga Solo. Kemacetan paling parah terutama pada jam berangkat sekolah/bekerja, antara pukul 06.30 sampai pukul 08.00 di daerah2 Jajar (perempatan Fajar Indah), perempatan SMK Negeri 6 (patung memanah), pertigaan Manahan ke arah perempatan Gendengan, Jalan Dr Muwardi mulai dari lapangan Kotta Barat sampai pertigaan Jalan Slamet Riyadi.

Selain kawasan itu, kemacetan parah mulai merambah ke kawasan Jalan Dr Rajiman, depan SMP Bintang Laut di jalan Slamet Riyadi menjelang perempatan Nonongan.

Kemacetan itulah yang kemudian membuat pemkot Solo membuat perubahan arus lantas di beberapa jalan menjadi satu arah. Yg mulai berlaku sejak 1 Maret besok adalah jalan Dr Rajiman dr arah bundaran Baron (depan Polsel Laweyan) satu arah ke barat. Pertigaan Jongke satu arah ke utara sampai pertigaan Stasiun Purwosari. Jalan Perintis Kemerdekaan dari pertigaan Gedung Lowo satu arah ke selatan sampai pertigaan Kabangan.

Rencanaanya, pertigaan Gendengan, Slamet Riyadi juga akan dijadikan satu arah ke barat sampai pertigaan Gedung Lowo.

Sebelumnya, Jalan Prof Dr Soeharso dr arah pertigaan Faroka juga dijadikan satu arah ke utara. Perubahan arus jalan Prof Dr Soeharso berdampak cukup bagus dengan terurainya kemacetan di jalan itu.

Lantas, mampukah perubahan arus lalu lintas ini mengurai kemacetan di Solo? Nampaknya bakal bisa mengatasinya. Hanya saja, sebenarnya yg perlu lebih diperhatikan adalah kualitas jalannya, dan ini tugas Dinas PU.

Saya melihat, kualitas jalan di Solo luar biasa jelek. Salah satu contohnya adalah Jalan Prof Dr Soeharso yg belum setahun dilakukan pengaspalan. Saat ini, jalan itu, terutama di depan Kantor Samsat Solo mulai dipenuhi "lobang2 untuk kuburan gajah". Dampaknya, jalan yg mulai lancar itu bakal macet lagi.

titip-yoookUWpC.jpg

Mengapa kualitas jalannya jelek? Jelas karena korupsi. Seorang teman kontraktor jalan mengakui besarnya korupsi di pengadaan infrastruktur ini

Saat ini, setelah jokowi terpilih sebagai RI 1, keuntungan kontraktor proyek2 pemerintah sudah ditentukan sebesar 10% dr nilai proyek. Keuntungan itu masih dikurangi kutipan2, kalau tidak boleh disebut pungli, di dinas, panitia lelang dan anggota dewan. Karena keuntungan semakin maka yg dilakukan kontraktor adalah mengurangi kualitas proyek.

Kalau pekerjaannya diaudit? "Auditornya diamplopi. Beres," katanya. Jadi sepanjang pejabatnya masih korup, jangan harap kualitas infrastruktur di perkotaan bakal baik.

Dipatoknya keuntungan kontraktor dan banyaknya kutipan ini jugalah yg menyebabkan serapan anggaran pembangunan seret. Kontraktor swasta tidak berani mengikuti lelang proyek. Akibatnya, proyek pemerintah pun diberikan ke kontraktor plat merah. Kualitas kontraktor plat merah ini pun semua orang sudah tahu. Jadi, kalau pengin jalanan di negeri ini berkualitas, berantas korupsi. (*)

Berita-Berita lainya Klik Di Sini

Pewarta :
Editor :
Sumber :

Komentar Anda