Tambah Akeh Konco Matek (4-Habis)

Penulis (paling kiri) bersama anggota CoWasJP di sela-sela break acara reuni CoWasJP, Minggu (31/01/2016).

COWASJP.COM – style="text-align:center">O l E h: Arif Afandi

-----------------------------

SETIAP orang akan menghadapi mati. Kullu an nafsin dzaiqotu al maut. Itu sudah pasti. Namun mati di usia tua pasti harapan semua orang. Mati tua dalam keadaan bahagia, itulah cita-cita kita.

Takdir ajal memang urusan Tuhan. Tapi ikhtiar bisa hidup sampai tua juga diwajibkan. Karena itu, hanya mereka yang bisa mengatur pola hidup sehatnya yang akan punya peluang lebih besar.

Bisakah wartawan yang penuh tekanan dalam pekerjaannya mengatur pola hidup sehat. Tentu sangat bisa. Caranya dengan olah raga, disiplin terhadap makanan, dan selalu bisa mengatur perasaan. Piye carane ndak stres tanpa pelampiasan cari hiburan dan makan.

Sebetulnya, ada benarnya juga tradisi di JP saat Pak Dahlan masih jadi Pak Bos dulu. Ia mentradisikan batas umur wartawan hanya sampai umur 40-an. Saya nggak tahu kenapa harus 40. Tampaknya itulah batas umur paling produktif dari hidup manusia. Setelah itu sudah mulai berkurang.

Jadi meski banyak wartawan dan pekerja media yang mati muda, juga banyak yg berumur panjang. Umumnya mereka adalah wartawan yang menjalani hidupnya dengan bahagia. Keluarganya bahagia, hidupnya penuh canda. Juga yang selalu berpikir positif dalam hidupnya. 

Datangnya ajal memang tidak bisa diduga. Tapi kita semua berdoa semoga bisa hidup sampek tuwek, dan produktif sampek matek. (@arifafandi05)

Pewarta :
Editor :
Sumber :

Komentar Anda