COWASJP.COM – BANJIR BESAR yang meluas ke beberapa kabupaten di Aceh tidak hanya merendam rumah dan sawah, tetapi juga memutus akses vital. Menguji kemampuan pemerintah dalam penanggulangan bencana.
Di tengah kesulitan itu, Presiden Prabowo Subianto kembali turun ke lapangan, Minggu (07/12/2025). Ini adalah kunjungan kedua Kepala Negara untuk memastikan penanganan darurat, dan pemulihan berjalan cepat serta terkoordinasi.
Presiden berangkat dari Pangkalan TNI AU Halim Perdanakusuma, Jakarta, pukul 07.55 WIB menuju Bandara Internasional Sultan Iskandar Muda, Aceh Besar. Turut mendampingi Menteri Sekretaris Negara Prasetyo Hadi, Menteri Luar Negeri Sugiono, Sekretaris Kabinet Teddy Indra Wijaya, dan Kepala Badan Komunikasi Pemerintah Angga Raka Prabowo.
Setelah mendarat, Presiden bersama Gubernur Aceh H. Muzakir Manaf (Mualem) terbang menggunakan helikopter menuju lokasi terdampak untuk mempercepat penanganan.
Titik Pertama: Jembatan Bailey Teupin Mane, Jalur Vital Bireuen-Takengon
Titik pertama yang dikunjungi adalah pembangunan Jembatan Bailey Teupin Mane di Kabupaten Bireuen, ruas vital penghubung Bireuen-Takengon yang terputus akibat banjir dan derasnya arus sungai.
Dengan bentang 30 meter, jembatan darurat ini menjadi urat nadi untuk memulihkan konektivitas Aceh Tengah dan Bener Meriah.
Setibanya di lokasi, Presiden menyaksikan langsung operasi alat berat yang memperkuat pondasi dan oprit jembatan. Presiden berharap jembatan bisa dibuka dalam satu minggu, dan akan terus bekerja untuk membuka tiga jembatan lagi menuju Bener Meriah dan Takengon.
“Semua usaha kita kerahkan. Nanti semua jembatan akan kita perbaiki. Mudah-mudahan 1 sampai 2 minggu. Karena masalahnya adalah tembus ini baru kita bisa kerja yang lain,” ujar Presiden.
Pemulihan Bendungan, Sawah, dan Bantuan Pangan
Selama peninjauan, Presiden menerima laporan rinci mengenai kerusakan infrastruktur lain. Termasuk banyak bendungan yang jebol dan sawah yang rusak. Ia memastikan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) segera memperbaiki bendungan. Sedangkan sawah yang rusak akan direhabilitasi.
“Petani tidak usah khawatir. Kalau sawahnya rusak, mereka akan balik memperbaiki. Ini bukan kelalaian, tapi keadaan terpaksa, force majeure,” tegas Presiden. Ia juga menegaskan suplai pangan telah diantisipasi dan akan dikirim dari daerah lain jika diperlukan, serta utang KUR para petani akan dihapus.
Satgas Percepatan: KSAD Sebagai Komandan Infrastruktur
Sebagai langkah konkret mempercepat pemulihan, Presiden menunjuk Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD) Jenderal TNI Maruli Simanjuntak sebagai komandan Satuan Tugas Percepatan Perbaikan Infrastruktur.
“TNI punya pasukan Zeni, konstruksi, pembangunan, dan teritorial yang kuat. Bisa segera membantu PU dan pemerintah daerah,” jelasnya.
Setelah meninjau jembatan, Presiden dan Gubernur bergerak ke lokasi pengungsian di Bireuen yang menampung 532 warga dari Dusun Kayee Jato. Ia menyapa warga satu per satu, mendengarkan keluhan, dan memberikan penguatan moral. Suasana haru muncul ketika sejumlah pengungsi menangis menceritakan kondisi rumah dan keluarga.
Di dapur umum, Presiden memastikan stok pangan aman dan bahkan mencicipi menu siang berupa nasi dan ikan tongkol yang disiapkan untuk pengungsi. Ia juga mengapresiasi dedikasi personel TNI, Polri, tim PUPR, dan relawan yang bekerja tanpa henti.
Bekerja Bahu-Membahu
Kunjungan kedua Presiden ke Aceh menjadi simbol kuat komitmen pemerintah pusat dan daerah untuk menghadirkan negara di tengah rakyat. Presiden menegaskan bahwa penanganan banjir di Aceh adalah prioritas nasional, dan seluruh sumber daya dikerahkan agar masyarakat Aceh dapat kembali beraktivitas dengan aman, lancar, dan normal secepat mungkin.(*)