Laporan Okky dari Portugal (93)

Indonesia Diterjang Banjir Bandang Akibat Pembalakan Liar, Portugal Dihantam Badai Claudia

Badai Claudia menyebabkan sebagian rumah rusak. (FOTO: theguardian.com)

COWASJP.COM – Tak terasa, kita sudah berdiri di ambang penghujung tahun. Sebuah titik di mana kita coba memahami langkah-langkah yang telah membawa kita sampai ke sini. Desember datang seperti sahabat lama yang sangat dinanti. 

Penuh kenangan dan juga penuh harapan. Di negara empat musim, udara dingin, butiran salju, dan gemerlap lampu Natal menyelimuti kota-kota. Menghadirkan kehangatan yang anehnya justru terasa dari hal-hal kecil. 

Di sisi lain, akhir tahun selalu menjadi waktu yang ditunggu. Merencanakan liburan, berkumpul dengan keluarga, atau sekadar menikmati momen tenang bersama orang-orang yang kita sayangi. 

BACA JUGA: Baru Kali Ini Pemerintah Indonesia Luncurkan Global Citizenship of Indonesia, Apa Manfaatnya?​

Lalu, bagaimana dengan akhir tahun di Indonesia? Negeri yang tak bersalju, tetapi punya caranya sendiri menghadirkan rasa hangat di tengah hujan yang turun nyaris setiap hari? 

Beberapa waktu terakhir, hampir seluruh Indonesia diselimuti hujan deras. Mendung dan rintik hujan sering menjadi momen yang dirindukan. Menghadirkan sejuk di tengah panasnya negeri tropis ini. Namun di balik ketenangan itu, ada sisi lain yang mengkhawatirkan. Ketika hujan turun tanpa jeda, banjir seakan menjadi tamu yang tak bisa dihindari. Terutama di Pulau Jawa. yang dipadatkan gedung tinggi, namun masih lemah dalam sistem irigasi. Hujan membawa kesejukan, tetapi juga mengingatkan kita betapa rapuhnya kota-kota kita di hadapannya.

oki2.jpgPortugal tergenang banjir juga akibat badai Claudia. (FOTO: reuters.com)

Berita sedih juga datang dari saudara-saudara kita yang berada di Sumatera. Bencana bandang dahsyat datang setelah hujan dengan intensitas tinggi mengguyur Aceh, Sumatera Utara, dan Sumatera Barat. Bukan sekedar banjir biasa, namun bencana ini telah menenggelamkan rumah warga hingga menelan banyak korban jiwa. 

Kerusakan hutan dan deforestasi, tepatnya pembalakan liar yang jauh melampaui batas menjadi salah satu penyebab banjir besar ini. Semoga mereka yang terdampak diberi kekuatan, dan semoga kita semua belajar untuk lebih menjaga bumi yang kita tinggali bersama.

Selain Sumatera, ternyata kota-kota besar seperti Jakarta, Bandung, dan Malang pun turut mendapatkan musibah banjir. Ketinggian banjir hampir menenggelamkan sepeda motor dan mobil. 

Meskipun tidak semua daerah terdampak, tetapi keadaan banjir ini juga turut merugikan sebagian warga yang rumahnya kemasukan air. Semoga banjir ini cepat surut.

oki3.jpgMenikmati Christmas Market. (FOTO: Okky Putri Prastuti)

Tidak hanya di Indonesia, November lalu Portugal juga dihantam badai Claudia selama beberapa hari. Badai Claudia adalah sistem badai ekstratropis yang melanda sebagian Eropa Barat. Badai Claudia terjadi karena pertemuan udara dingin dari utara dan udara hangat dari selatan, yang bertemu di atas Samudra Atlantik dekat Eropa. Pertemuan ini membuat udara bergerak sangat cepat, membawa angin kencang dan hujan deras. 

Karena Portugal berada di tepi laut Atlantik, maka jadi mudah terdampak badai. Banyak jalan tergenang, pohon tumbang, rumah kebanjiran, dan ada sedikit korban jiwa di Portugal.

Namun di tengah derasnya hujan dan genangan air, Desember datang membawa hangatnya harapan dan keceriaan. Lampu-lampu Natal mulai menyala di jalan-jalan, pasar malam dipenuhi tawa, dan aroma kue serta pohon cemara menyapa setiap rumah. 

Meski air masih mengalir di beberapa sudut kota, semangat kebersamaan dan sukacita Natal seolah menjadi penghibur, mengingatkan kita bahwa cahaya bisa muncul bahkan setelah hujan paling deras sekalipun.

Di Lisbon dan Cascais, Christmas Market mulai memancarkan kehangatan, semakin menarik untuk dikunjungi. Pohon Natal megah menjadi favorit untuk berfoto bersama keluarga. Dulu terasa canggung, kini kami bersemangat menikmati setiap dekorasi yang indah dan mempesona. 

Momen itu semakin istimewa ketika Bapak Walikota Cascais menyalakan lampu secara serentak, membagikan cahaya kebahagiaan bagi seluruh kota.

oki4.jpgWelcome to wonderland Lisboa. (FOTO: Okky Putri Prastuti)

Tak hanya di Cascais, ternyata Bapak Walikota Surabaya – Jawa Timur juga datang untuk meresmikan Christmas Market dan menyalakan lampu Natal yang ada di Pakuwon City Mall Surabaya. Hiburannya pun komplit, ada berbagai kuliner makanan berat dan snack, Santa Claus, Olaf si boneka salju, dan lantunan lagu natal. 

Kalau di Surabaya punya Christmas Wonderland, di Lisbon punya Wonderland Lisboa, Christmas Market terbesar di Portugal. 

Akhir tahun ini DoubleZ tidak ada agenda liburan khusus. Mendatangi beberapa christmas market menjadi agenda wajib tahunan. Namun mereka sudah mulai request makanan apa yang ingin mereka nikmati selama nanti liburan akhir tahun. List-nya kebanyakan adalah makanan Indonesia. 

Meskipun sudah 4,5 tahun tinggal di Eropa, lidah mereka tetap lidah Indonesia.

Pagi hari mereka sarapan menu simple ala bule Eropa pada umumnya seperti roti, telur, buah, dan susu. Kadang cuma sarapan sereal susu dan buah. Sudah tidak pernah sarapan nasi. 

oki5.jpgWajib datang ke Cascais Christmas Market. (FOTO: Okky Putri Prastuti)

Untuk menu siang hari mereka akan menikmati menu ala Portugis di sekolah. Menu makan siang mereka cukup komplit seperti satu mangkuk sop (kentang/wortel/bayam/kale/buncis/kubis/ labu), karbo (nasi/kentang/pasta/pizza), salad (selada, tomat, timun), protein (ayam/daging/ikan), dan buah. 

Semua menu ini wajib dimakan saat makan siang. Kalau makanan pembuka sup tidak dihabiskan, maka tidak bisa mendapatkan makanan inti. Setelah semua habis maka wajib mengambil dessert buah.

Sedangkan snack sore sebelum pulang sekolah, Zygmund mendapatkan roti, buah, yogurt, cereal dan susu. Sehingga saat dijemput jam 16.30 WET (Western European Time), mereka tidak dalam kondisi lapar. Pada malam hari DoubleZ menikmati makanan ala Indonesia buatan mami. Di mana pun mereka merantau kelak nanti dewasa, mereka harus tahu dan mengenal segala macam rasa nikmatnya masakan Nusantara Indonesia. 

Berbeda lagi saat weekend, mereka sudah bisa request pingin menu apa. Zirco suka makanan ala Mexico, yaitu taco. Sedangkan Zygmund suka pasta ala Italia. Tak perlu repot dan mahal beli di restoran, kedua menu ini bisa simple dimasak di rumah sendiri. Lebih hemat dan semua kenyang. 

Sedari kecil kami sengaja mengenalkan mereka makanan Internasional. Menurut kami ini berguna sebagai langkah kecil dalam beradaptasi tinggal di negeri orang. Saat belum bisa memasak makanan Indonesia, maka lidah dan perut bisa menyesuaikan makanan yang tersedia di negara itu.

Mungkin inilah salah satu cara kecil kami membangun rumah di mana pun kami berada. Bukan hanya lewat dinding dan atap, tetapi lewat rasa, kebiasaan, dan cerita yang tercipta dari meja makan. 

Melihat anak-anak tumbuh dengan selera yang luas dan hati yang mudah menerima hal baru membuat kami percaya bahwa perjalanan merantau ini tidak sia-sia. Di negeri jauh, makanan menjadi bahasa cinta dan jembatan antara identitas lama dan kehidupan yang sedang kami bangun. 

Selama kami bersama, apa pun yang tersaji di piring selalu terasa seperti pulang. Apa hidangan favorit keluargamu untuk menyambut akhir tahun 2025 ini?(*)

Pewarta : -
Editor : Slamet Oerip Prihadi
Sumber :

Komentar Anda