Dihukum "Jeroan"

Foto: Istimewa

COWASJP.COM – Karena kurang disiplin, saya harus menanggung konsekuensi cukup berat: Menurunkan kadar gula darah dan kolesterol sekaligus. Apa boleh buat!

Pilihan yang saya miliki untuk menurunkan kadar gula darah dan kolesterol itu memang hanya sedikit: menggunakan bantuan obat atau secara alami. Saya pilih yang terakhir. Tanpa obat.

"Pola makannya harus diatur lagi. Kali ini harus lebih ketat dan disiplin,'' kata dr Murti, saat memberi advis kepada saya di ruang konsultasi, Rabu lalu.

Saya tidak bisa mengelak. Sebab, dr Murti memegang catatan hasil tes darah yang baru saya lakukan 5 menit sebelumnya. Kadar gula darah 169 dL/mg. Sedangkan kolesterol tercatat 245.

Dokter Murti adalah konsultan saya yang baru dari Posyandu Lansia Lavender yang buka sebulan sekali, setiap hari Kamis minggu kedua. Posyandu khusus ini beroperasi di Gading Icon Apartment, di bawah kendali Puskesmas Kecamatan Pulo Gadung, Jakarta Timur. 

TERGODA JEROAN

Sejak menjalankan pola makan baru setelah didiagnosis diabetes 1 Maret 2024, saya sudah menghapus "jeroan" dalam daftar menu. Namun sebulan terakhir, kebiasaan buruk itu kambuh.

Sehabis olahraga jogging, saya biasa sarapan di tiga warung berbeda secara bergantian. Hari ini warung soto ayam khas Lamongan. Besok di warung makan khas Manado. Lusa di warung khas Grobogan. Sesekali sarapan di warung bubur kacang hijau khas Madura atau warung makan khas Betawi.

Nah di warung-warung itu, ada menu pantangan yang sering saya langgar: jeroan goreng. Terutama hati ayam goreng.

Meski tempat makannya bergantian, tetapi menu jeroannya tidak pernah absen. Mula-mula hanya sepotong. Lama-lama meningkat menjadi tiga potong.

Setelah berjalan sekitar sebulan, dampaknya mulai terasa. Saya jadi mudah merasa lelah saat jogging. Dulu, saya sanggup lari-lari kecil hingga 45 menit non-stop. Sekarang menurun: hanya 10 menit non-stop.

Durasi olahraga memang masih 70 menit per hari. Namun lebih setengahnya dijalani dengan langkah yang berat dan otot kaki yang kelelahan.

"Stop makan semua jenis  goreng-gorengan. Jangan makan jeroan lagi. Kurangi makan daging dan kuning telor. Harus banyak makan sayur, tempe dan ikan. Atur jadwal makan secara disiplin dan jangan lupa olahraga," kata dr Murti.

MULAI MEMBAIK

Sejak Rabu lalu, saya kembali bertekad memperbaiki pola makan yang sempat kacau sebulan terakhir. Tiga target jangka pendek segera saya tetapkan:

1. Setop makan jeroan.

2. Jadwal makan maksimal dua kali sehari.

3. Porsi olahraga dinaikkan menjadi 90 menit per hari.

Hari ini, ketiga target di atas telah tercapai. Hasilnya mulai saya rasakan tadi pagi. Saya bisa jogging tanpa keluhan rasa lelah seperti sebelumnya. Durasi jogging saya juga sudah meningkat menjadi 20 menit non-stop.

Minggu depan, saya akan periksa kadar gula darah dan kolesterol lagi, untuk mengetahui hubungan "lelah" dengan "kolesterol". Tentu saja sembari menjalani "hukuman" gegara sebulan menjalani pola makan yang sembrono itu.(*)

Pewarta : -
Editor : Slamet Oerip Prihadi
Sumber :

Komentar Anda