Kemenag Minta Fakultas Saintek UIN Surabaya Pro Aktif Perkuat Sistem Keamanan Bangunan Pesantren

Sekjen Prof Kamaruddin Amin menjelaskan rencana kerja sama strategis Kemenag dengan PTKIN dan lembaga teknis dalam audit bangunan pesantren.

COWASJP.COM – Kementerian Agama terus berkomitmen meningkatkan keamanan dan keselamatan di lingkungan pesantren melalui pemeriksaan kelayakan bangunan. Upaya ini dilakukan dengan menggandeng Universitas Islam Negeri (UIN) Sunan Ampel Surabaya untuk melakukan audit teknis dan struktur bangunan gedung pesantren di Pondok Pesantren Al Khoziny.

Dalam rapat internal rutin di Kantor Kementerian Agama, Menteri Agama Nasaruddin Umar menegaskan pentingnya langkah terpadu antara pusat dan daerah untuk memastikan kesejahteraan serta keselamatan di pesantren dan rumah ibadah.

Sekretaris Jenderal Kemenag, Kamaruddin Amin, menambahkan bahwa kerja sama lintas sektor perlu diperluas agar proses pendataan dan pemeriksaan kelayakan bangunan pesantren dapat dilakukan dengan cepat dan menyeluruh.

“Kita perlu memperluas kerja sama dengan berbagai pihak untuk cepat menjangkau dan mendata pondok pesantren di seluruh Indonesia terkait kelayakan bangunan. Sejauh ini kita telah bekerja sama dengan PTKIN, Kementerian PUPR, Kementerian Desa, dan BAZNAS,” ujarnya, Selasa (14/10/2025).

Ia juga mengungkapkan bahwa Kemenag akan berupaya menjajaki kerjasama dengan organisasi profesi insinyur di Indonesia. Kolaborasi ini akan difokuskan pada mapping, asesmen konstruksi, dan penerapan CSR agar dapat menyasar langsung ke pondok pesantren dan rumah ibadah.

“Selain itu, aspek psikososial para korban juga perlu diperhatikan. Kita mendorong mahasiswa psikologi dari PTKIN di Jawa Timur untuk membantu proses pemulihan pasca kejadian,” imbuh Kamaruddin.

Sementara itu, Rektor UIN Sunan Ampel Surabaya, Akhmad Muzakki, menjelaskan bahwa timnya tengah menyiapkan proses asesmen kelayakan bangunan pesantren dengan dua fokus utama: keandalan dan kenyamanan bangunan.

“Ini merupakan pendekatan arsitektur dan teknik sipil. Kami membutuhkan sekitar satu bulan untuk melakukan audit satu gedung, termasuk pemeriksaan kepadatan beton dan pemindaian tulang dalam beton,” jelasnya.

Muzakki menambahkan, UINSA akan melakukan asesmen pada dua pesantren berusia lebih dari 100 tahun dan menargetkan tiga pesantren hingga akhir tahun.

“Di Jawa Timur sendiri terdapat 7.347 pondok pesantren dengan total 297.506 santri. Kami berharap langkah ini menjadi model bagi daerah lain dalam memastikan keamanan lingkungan pesantren,” tutup Sekjen, Kamaruddin Amin. (*)

Pewarta : Imam Kusnin Ahmad
Editor : Slamet Oerip Prihadi
Sumber :

Komentar Anda