Tragedi Pesantren Al-Khoziny Sidoarjo Jadi Bencana Nasional, Korban Meninggal Capai 64 Orang Lebih

Para keluarga langsung mensalati jenazah begitu mayat anaknya ketemu. 2.Tim SAR terus melakukan aksi meski diburu waktu. Kepala Basarnas Nasional Mohammad Syafii. Foto Kusnin TLT.

COWASJP.COM – Tragedi Robohnya  bangunan musalla di Pondok Pesantren Al-Khoziny, Buduran, Sidoarjo pada 29 September 2025 mengakibatkan 64 meninggal dunia, 104 selamat, dan 8 masih hilang, sehingga dinyatakan sebagai bencana nasional oleh Kepala Basarnas. 

Penanganan korban dan pembersihan puing puing memasuki tahap akhir dengan dukungan penuh pemerintah pusat dan daerah.

Kepala Basarnas Nasional, Marsekal Madya TNI Mohammad Syafii, menyatakan Tragedi Pesantren Al-Khoziny, Buduran, Sidoarjo merupakan bencana nasional dengan jumlah korban yang besar. 

BACA JUGA: Tragedi Ponpes Al Khoziny: Bencana Terbesar Sepanjang Th 2025, Doa dan Harapan untuk Korban dan Keluarga​

Hingga kini tercatat 169 orang terdampak, terdiri atas 64 meninggal dunia, 104 selamat, serta 8 orang masih belum ditemukan.

BACA JUGA: Duka Mendalam Tragedi Al Khoziny: 53 Jiwa Gugur, Harapan dan Doa untuk Keluarga Korban​

Setelah tragedi terjadi pada Senin, 29 September 2025, berbagai pihak memberikan respons cepat. Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa menegaskan bahwa seluruh biaya layanan kesehatan bagi para santri korban runtuhan ini akan ditanggung oleh Pemerintah Kabupaten Sidoarjo dan Pemerintah Provinsi Jawa Timur. 

BACA JUGA: Doa dan Harapan di Tanah Suci: Badal Umroh Alumni Al-Khoziny untuk Santri Syahid Khoziny​

"Biaya di RSUD ditanggung Pemkab Sidoarjo, sementara layanan di rumah sakit swasta menjadi tanggungan Pemprov Jatim," jelas Khofifah saat meninjau lokasi.

Menteri Koordinator Bidang Infrastruktur dan Pembangunan Kewilayahan juga merespon.Agus Harimurti Yudhoyono (AHY), menyatakan rasa duka yang mendalam dan menekankan pentingnya standar keselamatan bangunan pondok pesantren secara nasional. "Insiden ini sangat serius dan harus menjadi perhatian agar tidak terulang,” ujarnya dalam keterangan pers di Jakarta.

kusnin9.jpg

Sementara itu, Presiden Prabowo Subianto telah memerintahkan Menko Bidang Pemberdayaan Masyarakat, Muhaimin Iskandar (Cak Imin), untuk segera melakukan pemeriksaan struktur serta kekuatan bangunan pondok pesantren di seluruh Indonesia guna mencegah tragedi serupa.

Pada tahap akhir penanganan, Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) menargetkan proses pembersihan puing bangunan selesai pada hari Senin, 6 Oktober 2025. Pemerintah pun berkomitmen untuk menangani rehabilitasi penuh pesantren tersebut serta memastikan keamanan infrastruktur pondok pesantren ke depan.

Tragedi ini membuka semangat evaluasi ketat terhadap standar konstruksi bangunan institusi pendidikan agama, agar keselamatan jiwa santri dan masyarakat tidak lagi menjadi risiko. (*)

Pewarta : Imam Kusnin Ahmad
Editor : Slamet Oerip Prihadi
Sumber :

Komentar Anda